Cerita Dita Siska, Wanita yang Akan Tusuk Anggota Mako Brimob, Belajar Otodidak Soal Paham ISIS
Ia menjelaskan pemahaman radikalnya ia dapatkan secara otodidak yakni melalui berbagai sumber di WhatsApp dan channel Telegram.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dita Siska Millenia, wanita berusia 18 tahun ini sempat membuat publik heboh atas aksinya.
Bersama rekannya, Siska Amelia, mereka mendatangi Mako Brimob.
Dua wanita itu diduga akan melakukan penusukan terhadap anggota Mako Brimob.
Hal tersebut sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal.
"Kedua orang yang dicurigai tersebut sedang diamankan untuk pendalaman selanjutnya," seperti dikutip dari Kompas.com.
Polisi lalu menyita sejumlah barang bawaan mereka yakni berupa dua buah KTP, dua unit ponsel dan satu buah gunting.
Hasil interogasi kepolisian menunjukkan, keduanya akan melakukan aksi penusukan terhadap anggota Brimob di Mako Brimob.
Namun sebenarnya, seperti apa sosok Dita Siska?
Dilansir dari akun Instagram @makassar_iinfo, cerita Dita mengenai latar belakang kehidupannya pun terkuak.
Termasuk mengenai asal muasal ia mengenal serta mendalami ajaran ISIS.
Ia menjelaskan pemahaman radikalnya ia dapatkan secara otodidak yakni melalui berbagai sumber di WhatsApp dan channel Telegram.
Dita juga mengatakan Channel telegram yang digunakannya untuk mempelajarai hal tersebut bernama Turn Back Crime.
Lebih lanjut lagi Dita memaparkan apa saja yang terdapat di dalam channel tersebut.
“Disana banyak artikel-artikel tentang Islamic State dan Video-Video Eksekusi, pemenggalan. Saya juga banyak baca dari Instagram. Nama akunnnya yang ada ikhwan gitu,” ujar Dita kepada pewarta.
Sebagai seorang wanita, Dita awalnya mengaku takut saat melihat video pemenggalan kepala tersebut.
Namun semakin lama, Dita mengatakan bahwa dirinya bosan hingga tak lagi merasakan takut.
"Pertama takut. Tapi kan update terus videonya. Jadi ditonton terus sampai bosan. Di sana juga ada panduan untuk memenggal," ungkap Dita.
Selain itu, Dita juga menceritakan awal mula ia bisa bergabung dalam grup paham radikalisme itu.
Dita mengatakan bahwa mulanya ia diundang di grup media sosial oleh seorang mahasiswa Indonesia di Mesir.
Meski mengaku tak mengenalnya, namun Dita mengatakan bahwa perkenalannya dengan pria bernama Khalid itu bermula dari Instagram.
Awalnya Khalid bertanya kepada Dita soal nasyid.
Lalu lama kelamaan Dita diundang di grup Telegram oleh Khalid.
"Namanya Khalid. Dia mahasiswa Indonesia di Mesir. Awal kenalnya dari Instagram. Dia bertanya apakah saya suka nasyid. Dia punya koleksi banyak dan dia minta saya membuat akun di Telegram. Setelah itu, dia memasukkan saya ke grup Mujahidin Indonesia," ucap Dita.
Mengenai isi grup tersebut, Dita pun memaparkannya lebih lanjut.
Dita mengatakan bahwa pembahasan di dalam grup tersebut adalah soal artikel-artikel seperti Daulah Islamiyah.
Namun sudah sejak lama Dita mengaku vakum dari grup tersebut.
Hal tersebut lantaran akun yang ia miliki hangus karena tak sengaja keluar dari grup.
Identitas kedua wanita dan isi surat yang dibawa
Siska Nur Azizah bermukim di Kampung Legok 1, Indragiri, Panawangan, Ciamis.
Ia belum menikah dan tertulis belum bekerja.
Sementara Dita Siska Millenia kelahiran Temanggung tahun 2000.
Dita tinggal di Dusun Jambon, Gemawang, Temanggung.
Dita juga belum menikah dan belum bekerja.
Di akun Facebook Katakita, tampak pula sepucuk surat yang diduga ditulis oleh satu diantara dua wanita yang ditangkap.
Begini isinya :
Senandung Doa
Ya Allah gantikanlah kepedihan dengan kesenangan dan jadikanlah kesenangan itu awal kebahagian dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram.
Ya Allah dinginkan panasntya kalbu dengan salju keyakinan dan padamkan baru jiwa dengan air keimanan, semoga jiwa dan raga ku di jalanmu ya Allah. Amien
By Cule Lpu