Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ramadan 2018

Sejarah Turunnya Al Quran, Tempat dan Bagaimana Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Kali

"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah."

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AFP/Wakil Kohsar
Seniman Afganistan Mohammad Tamim Sahibzada menunjukkan Al Quran buatan tangan yang dibuat dari kain sutra di Turquoise Mountain Foundation, Mourad Khani, di bagian kota tua Kabul, Afghanistan. 

Malaikat Jibril memegangku dan mendekapku untuk ketiga kalinya hingga aku merasa begitu payah, kemudian dia melepaskan aku.

Kini ia membaca, "Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya’.” (QS. Al-Alaq: 1-5).

Maka dari itu, wahyu yang pertama kali turun adalah Quran Surat Al Alaq ayat 1-5.

Baca: Film Kartun Hingga Dewasa, Inilah Isi Dokumen yang Ada di Komputer Osama Bin Laden

Baca: Gunung Merapi Kembali Meletus Pagi Ini, Kepulan Abu Vulkanik Hingga 6000 Meter

Nabi Muhammad pulang dalam Keadaan Menggigil Ketakutan

Muhammad pulang membawa wahyu itu dengan ketakutan.

Beliau mencari Khadijah binti Khuwailid dan berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” Khadijah menyelimutinya sampai reda rasa takutnya.

Lalu Muhammad bertanya tak mengerti, “Apa yang terjadi padaku?” Beliau menceritakan semuanya kepada istri tercintanya. “Aku betul-betul khawatir akan keselamatan diriku,” ujar beliau menutup cerita.

Khadijah menenangkannya, “Sekali-kali tidak. Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Engkau orang yang suka menyambung silaturrahim, memikul beban orang yang susah, memberi piutang kepada yang membutuhkan, memuliakan tamu, dan membela kebenaran.”

Ketika Nabi Muhammad diselimuti Khadijah, rupanya Malaikat Jibril juga memberikan wahyunya dalan surat Al Muddatsir.

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. dan Tuhanmu agungkanlah!
4. dan pakaianmu bersihkanlah,
5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
( QS Al-Muddatstsir: 1-7)

Dilansir dari Youtube ceramah Ustadz Abu Himam Zainuddin, diriwayatkan oleh asy-Syaikhoon (al-Bukhori dan Muslim) yang bersumber dari Jabir bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Ketika aku telah selesai uzlah-selama sebulan di gua Hira-, aku turun ke lembah. Sesampainya ke tengah lembah, ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorangpun di sana. Aku menengadahkan kepala ke langit. Tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira.

Sedang duuduk antara kursi langit dan bumi. Maka aku takut.

Aku cepat-cepat pulang dan berkata (kepada orang rumah): “Selimuti aku ! Selimuti aku !”

Maka turunlah ayat ini (Al-Muddatstsir: 1-7) sebagai perintah untuk menyingsingkan selimut dan berdakwah.

Baca: Turis Indonesia Dilarang Ziarah ke Israel, Begini Tanggapan Menag

Baca: Sebut Anaknya Tak Pernah Kabur ke Komnas Anak, Nikita Mirzani: Netizen Indonesia Itu Terlalu Bodoh

Untuk meyakinkan, Khadijah Ajak Nabi Muhammad kepada Waraqah

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved