Diduga Keluarkan 2 Surat Kelulusan Untuk Daftar SMP, Kepala Sekolah SD Di Bogor Jadi Sorotan Disdik
Ia pun menjelaskan, mendaftarkan siswa ke dua sekolah berbeda dalam waktu bersamaan secara kolektif tidak dianjurkan pihaknya.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP jalur Nilai Hasil Ujian (NHUN), Disdik Kabupaten Bogor temukan siswa yang mendaftar ke dua sekolah berbeda.
Lebih dari sepuluh siswa dari salah satu SD di Citeureup daftar ke sekolah SMP 1 Cibinong dan SMP 1 Citeureup.
Kabid Pembinaan SMP Disdik Kabupaten Bogor, Hidayat pun menduga pihak sekolah SD terkait telah membuat dua surat keterangan lulus kepada peserta didiknya.
Surat keterangan lulus tersebut digunakan peserta didik daftar ke dua SMP negeri yang berbeda.
"Tidak boleh mengeluarkan dua dokumen resmi, hanya boleh satu kali mengeluarkan dokumen resmi surat keterangan kelulusan," tegasnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (9/7/2018).
Ia pun menjelaskan, mendaftarkan siswa ke dua sekolah berbeda dalam waktu bersamaan secara kolektif tidak dianjurkan pihaknya.
Sebab hal itu akan menimbulkan kekosongan di salah satu sekolah.
Apalagi sejumlah siswa SD di Citeureup tersebut memiliki nilai yang tinggi, otomatis siswa dari sekolah SD lain dengan nilai yang rendah tidak akan diterima.
"Sebetulnya ini merugikan orang lain, mungkin nanti untuk persoalan di SD akan kami tegur, tidak seperti itu karena sama saja 'mengacaukan' administasi PPDB," urainya.
Untuk itu, pihaknya pun segera mungkin akan menegur Kepala Sekolah SD yang bersangkutan terkait adanya temuan tersebut.
"Disdik tentu akan menegur kepala sekolahnya, karena itu tadi membuat dua dokumen resmi itu tidak diperbolehkan, akan kami tegur supaya tidak ada kejadian serupa nantinya," tuturnya.
Mengenai sejumlah siswa yang sudah terlanjur daftar ke dua SMP negeri yang berbeda, pihaknya memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memilih salah satunya.
"Jadi nanti siswanya memilih mau ke yang mana, karena supaya tidak menghambat siswa dari sekolah SD lain dan tidak terjadi kekosongan," pungkasnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, TribunmewsBogor.com, masih mencoba menghubungi kepala sekolah SD yang bersangkutan untuk menggali lebih dalam terkait persoalan ini.