Gerhana Bulan 28 Juli 2018 Mendatang, Inilah 6 Mitos Tentang Blood Moon dari Seluruh Dunia
Gerhana Bulan kali ini juga disebut dengan "Blood Moon" atau Bulan Darah berkat adanya warna kemerahan yang muncul akibat Bulan melewati bayangan Bumi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pada Sabtu (28/7/2018) mendatang, gerhana Bulan total akan kembali menyapa Indonesia.
Gerhana Bulan kali ini juga disebut dengan "Blood Moon" atau Bulan Darah berkat adanya warna kemerahan yang muncul akibat Bulan melewati bayangan Bumi.
Di Indonesia, awal gerhana Bulan akan terjadi pada pukul 00.15 WIB.
Fenomena gerhana Bulan kali ini terbilang sangat istimewa.
Pasalnya, ini akan menjadi gerhana bulan total terlama pada abad ke-21.
• Pernah Heboh Karena Pacari Anak Kecil, Pasangan Beda Usia 13 Tahun Ini Dikabarkan Akan Menikah
Sebagai fenomena alam, gerhana Bulan juga dikelilingi mitos-mitos yang beredar di lingkup masyarakat tertentu.
Apalagi, zaman dahulu belum ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai untuk memahami fenomena alam tersebut.
Kali ini, TribunTravel.com merangkum lima mitos populer di beberapa kawasan di dunia mengenai fenomena gerhana Bulan dari laman Bustle.com dan blog.science.edu.sg.
1. Kebaikan yang dilakukan manusia akan berlipat ganda
Umat Budha di Tibet percaya, segala kebaikan yang kamu lakukan kala gerhana Bulan terjadi akan berlipat ganda.
Begitu pula dengan keburukan.
• Tak Tahu Anaknya Mau Menikah, Ibunda Eza Gionino Beberkan Sifat Buruk Calon Menantunya
Mitos yang berkaitan dengan karma ini juga berlaku pada tindakan buruk yang kamu lakukan.
2. Gerhana bulan merupakan waktu yang tepat untuk berdamai
Menurut National Geographic, orang Batammaliba di Togo dan Benin memiliki mitos seputar gerhana Bulan.
Mitos itu berkata, "Matahari dan Bulan sedang bertengkar kala gerhana, sehingga orang-orang meminta kedua benda langit itu untuk berhenti."
Hingga hari ini, mitos itu tetap berlaku.
Gerhana Bulan merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama dan berdamai atas permusuhan yang pernah terjadi.
• Demi Sang Kekasih, Eza Gionino Disebut Tinggalkan Ibunya Selama Dua Bulan Mama Salahnya Apa?
3. Pertanda akan adanya perubahan
Menurut Farmer's Almanac, banyak suku pribumi Amerika yang mengatakan gerhana Bulan adalah tanda akan adanya perubahan yang terjadi di Bumi.
Hal ini berdasar pada kepercayaan mereka, Bulan adalah pihak yang mengendalikan dan mengatur planet kita.
4. Bulan dimakan naga
Kata 'gerhana' dalam bahasa China adalah shi (食), yang juga berarti 'makan'.
Sebutan ini berasal dari abad ke-19 ketika orang China percaya, menghilangnya Bulan disebabkan karena ada naga yang memakannya.
Sehingga, orang China akan menembakkan meriam ke arah Bulan untuk menakut-nakuti si naga.
• 5 Fakta Siswi SMK Meninggal Usai Diduga Diperkosa, Lihat Cahaya HP Saat Disetubuhi Hingga Depresi
5. Pertanda datangnya wabah penyakit
Orang Eskimo zaman dahulu menganggap menghilangnya Bulan adalah tanda bahwa Bulan sedang mengidap penyakit serius.
Sehingga, apa pun atau siapa pun yang terpapar sinar bulan yang "berpenyakit" ini akan mengalami nasib yang sama.
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, orang Eskimo akan menutupi apapun termasuk tubuh mereka sendiri dari paparan gerhana Bulan.
6. Bulan yang diracuni
Sama dengan orang Eskimo, orang Jepang memiliki takhayul yang percaya Bulan yang berwarna kemerahan saat gerhana sedang terkena racun.
Orang Jepang khawatir, racun Bulan ini akan jatuh ke Bumi saat gerhana berlangsung.
Sehingga mereka pun menutupi sumur-sumur agar airnya tidak terkontaminasi racun dari Bulan.
• Sebelum Tewas, Pemuda Ini Sempat Tanya Kejanggalan King Cobranya ke Panji: Kok Bisa Gini Bang?
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Fenomena Blood Moon Terjadi 28 Juli Mendatang, Simak 6 Mitos Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia,