Piala Dunia 2018

Agar Tak Kebobolan Saat Adu Penalti, Ini yang Harus Dilakukan Kiper Menurut Sains !

Salah satu alasan munculnya tindakan tersebut adalah untuk menghindari rasa menyesal.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
google images
Hanners Halldorsson 

TRIBUNNESBOGOR.COM -- Indonesia kemarin harus takluk dari Malaysia di semifinal AFF U-19 lewat drama adu penalti.

Alhasil, mimpi untuk lolos ke final dan jadi juara AFF U-19 tahun ini harus kandas.

Empat negara yang bertarung di Piala Dunia 2018 pun harus merasakan pahitnya tersingkir karena adu penalti.

Ada Spanyol, Denmark, Kolombia dan juga Rusia.

Mana yang lebih baik bagi seorang kiper? Melompat ke arah kiri, kanan atau hanya tetap di tengah gawang saat adu penalti.

Menurut ahli, tetap di tengah mungkin adalah pilihan yang lebih baik.

Deddy Corbuzier Tertantang Belajar Bahasa Mandarin, Gara-gara Bingung Saat Mewawancarai Wanita Ini

Dikabarkan Akan Menikah, Ini Sosok Calon Istri Ryuji Utomo Mantan Kekasih Ariel Tatum

Hal tersebut bukan tanpa alasan.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (11/7/2018), dalam drama adu penalti ternyata 39,2 persen arah tendangan penalti ke arah tengah, 32,1 persen ke arah kiri dan 28,7 persen ke arah kanan.

Sementara itu, sebagian besar kiper cenderung melompat ke arah kiri (49,3 persen) atau kanan (44,4 persen) daripada tetap diam di tengah (6,3 persen).

Keputusan tersebut juga dilakukan oleh kiper yang sudah berpengalaman.

Nama Indonesia Harum di Rumania, Para Pelajar Ini Sabet 1 Emas dan 5 Perak Olimpiade Matematika

Sekali Unggah Endorse di Instagram, Gaji Kim Kardashian Kalahkan Donald Trump Sang Presiden AS

Michael Bar-Eli, seorang ahli psikolog bidang olah raga di Universitas Ben-Gurion dan Zinman College, menjelaskan, keputusan kiper untuk melompat adalah tindakan bias.

Tindakan bias adalah kecenderungan untuk mengambil keputusan ketika sebetulnya tidak melakukannya justru lebih baik.

Salah satu alasan munculnya tindakan tersebut adalah untuk menghindari rasa menyesal.

Bisa Anda bayangkan tekanan mental yang dihadapi seorang kiper ketika menghadapi tendangan penalti di hadapan ribuan suporter yang berharap dirinya dapat menahan bola.

Namun, banyak penjaga gawang yang tidak menyadari bahwa ketika mereka gagal menahan tendangan penalti, para suporter menganggapnya sebagai ketidakberuntungan saja.

Tak Hanya Mimpi, Kata-kata Sang Ayah Sebelum Meninggal Tampar Nikita Mirzani Untuk Berhijab

Egy Maulana Menangis Usai Cedera pada Laga Indonesia VS Malaysia, Adiba Ungkap Kesedihannya

Dalam sebuah penelitian oleh tim psikolog di Belanda, terungkap jika seseorang mendapatkan serentetan hasil negatif dalam sebuah tugas, maka mereka akan lebih cenderung melakukan sesuatu daripada tidak melakukan apa-apa.

Saat diminta memberikan alasannya, sebagian besar jawaban peserta adalah untuk menghindari rasa menyesal karena dianggap tidak berusaha.

Namun, diam tidak melakukan apa-apa bukan berarti hanya diam seperti patung.

Karena Yatim Piatu dan Persoalan Visa, Lalu Muhammad Zohri Nyaris Gagal Berangkat ke Finlandia

Menurut Ander Spicer, seorang ahli perilaku organisasional di Cass Business School di London, keputusan yang tepat biasanya didahului dengan diam sementara waktu untuk melakukan evaluasi.

Spicer mencontohkan, seorang petenis profesional akan mengulur waktu agak lama agar bisa berpikir dan menentukan arah bola saat mengeluarkan pukulan terbaiknya.

Dalam tulisannya yang dimuat di The Guardian, Rabu (11/7/2018), Spicer menjelaskan, ketika seorang kiper berhadapan dengan penendang saat adu penalti, alangkah lebih baik untuk diam dan menganalisis segala kemungkinan, termasuk kecenderungan arah bola si penendang ketika drama adu penalti.

Tampil dengan Gaya Rambut Baru, Rina Nose Merasa Mirip Yuni Shara

Siswi Ini Mengaku Diperkosa Berulang Kali oleh 19 Orang, Pelaku Diduga Guru dan Teman-temannya

Sementara itu, tindakan bias ini sebetulnya sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya ketika seorang pemilik klub sepak bola memilih untuk memecat manajernya, meskipun sebetulnya mempertahankannya akan lebih baik.

Hal ini pernah diungkapkan dalam jurnal Leadership.

Lalu, penelitian di jurnal Econometrica juga mengungkapkan bahwa orang yang berdagang saham lebih suka melakukan perdagangan yang tidak menguntungkan daripada tidak melakukan apa-apa.

Lebih lokal dan mungkin dilakukan oleh Anda juga, seorang karyawan lebih memilih keluar jalan-jalan agar terlihat sibuk daripada diam di kantor, meskipun kedua tindakan itu sama-sama tidak menghasilkan apa-apa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Sains, Ini yang Harus Dilakukan Kiper saat Adu Penalti", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved