5 Fakta Brimob Tewas dengan Luka Tembak di kepala, Sempat Keluar Masuk Rumah Kerabat
Pria yang bertugas di kesatuan Brimob itu diduga tewas bunuh diri dengan menembakan senjata ke kepalanya sendiri.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kematian Brigadir Satu (Briptu) Thamrin Efriza (23) membuat heboh warga Jalan Belimbing 1, RT 5/9, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Pria yang bertugas di kesatuan Brimob itu ditemukan tak bernyawa dengan luka tembak di kepala.
Bahkan ditangannya masih menempel senjata api yang diduga digunakan untuk bunuh diri.
TribunnewsBogor.com merangkum fakta-fakta terkait tewasnya Briptu Thamrin Efriza yang belakangan masih menjadi misteri.
1. Bunuh diri dirumah kerabatnya
Briptu Tahmrin yang merupakan anggota Brimob ditemukan tewas di rumah keratnya yang berlokasi di Jalan Belimbing 1, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Kota Depok, Selasa (17/7/2018) sekitar pukul 18.00 WIB.
Kasman, Ketua RT 005/09 mengatakan, korban memang cukup sering datang ke rumah kerabatnya yakni pasangan Rasidin alias Udin dan Tuti jika sehabis berdinas.
Menurutnya, korban dan pemilik rumah berasal dari kampung halaman yang sama yakni dari Palembang.
"Jadi dia sudah seperti saudaranya sendiri di rumah itu," katanya.
Kasman mengatakan, sesaat setelah kejadian dan mendapat informasi peristiwa itu, Selasa (17/7/2018) sore, dirinya langsung ke rumah Rasidin.
"Korban tewas di dalam kamar di lantai dua rumah. Saya hanya lihat dari luar kamar dan tidak masuk ke dalam," katanya.
Selama ini, Thamrin tinggal di asrama di Markas Brimob di Jalan Komjen Pol M Jasin, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
2. Udin kenal korban di bengkel
Tuti Hidayati, pemilik rumah tempat Thamrin ditemukan tewas mengatakan, jika ia dan suaminya Rasidin alias Udin tidak percaya Thamrin nekat bunuh diri.
"Saya benar-benar enggak percaya Thamrin nekat dan meninggal dengan cara begitu. Sewaktu kejadian, saya mengira itu suara tabung gas. Ternyata suara letusan senjata," kata Tuti kepada wartawan, Rabu (18/7/2018).
Menurut Tuti, keluraganya dan Thamrin sebenarmya tidak ada hubungan saudara apapun.
Akan tetapi Thamrin dianggap sebagai anak karena satu kampung dengan suaminya, Rasidin, yakni berasal dari Palembang.
Awalnya kata Tuti, Thamrin bertemu dengan suaminya saat memperbaiki sepeda motor Kawasika Ninja di bengkel suaminya di Jalan H Muin, tak jauh dari rumah mereka.
"Dari sana dia ngobrol dengan suami saya dan ternyata sama-sama dari Palembang. Sejak saat itu mereka jadi akrab," katanya.
Sejak itu, kata Tuti, Thamrin sering datang ke rumahnya jika sedang libur dinas.
Bahkan karena sudah dianggap anak, ada satu kamar di lantai dua rumah mereka yang dipersilakan dipakai Thamrin untuk beristirahat.
3. Korban terlihat bingung dan murung
Sebelum ditemukan tewas, warga melihat korban bertingkah laku tidak seperti biasanya.
Wajah Briptu Thamrin terlihat muram dan bingung.
Warga juga mengatakan, beberapa kali Briptu Thamrin mondar-mandir dan keluar masuk rumah kerabatnya itu.
Bahkan, sesekali anggota polisi ini terlihat bengong.
"Menurut warga di sekitar rumah di mana korban ditemukan tewas, seperti itu," kata Kasman, Ketua RT 005/09, di rumahnya, Rabu (18/7/2018).
"Dia banyak mondar-mandir lalu bengong, seperti kebingunan. Biasanya dia banyak senyum sama tetangga, tapi kali ini murung," katanya.
Salah seorang warga lainnya yang enggan disebutkan namanya mengatakan sesaat sebelum kejadian, wajah korban memang tampak muram.
"Kelihatan banget, mukanya seperti baru dapat masalah berat. Wajahnya beda dibanding biasanya," katanya.
4. Dua kali terdengar suara tembakan
Selama ini, Thamrin tinggal di asrama di Markas Brimob di Jalan Komjen Pol M Jasin, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Thamrin diketahui tewas saat terdengar dua kali suara letusan senjata api dari rumah Rasidin alias Udin.
Saat itu, korban sedang main kerumah Udin.
Udin yang saat kejadian sedang salat maghrib langsung melakukan pengecekan usai salat.
Dia mendapati Thamrin yang mengenakan pakaian serba hitam, tewas dengan luka tembak di kepala di atas kasur di kamar rumahnya.
Saat itu, Thamrin masih memegang senjata api yang digunakannya untuk bunuh diri di tangan kananmya.
Yustaf, warga sekitar, mengatakan saat kejadian Udin sedang melaksanakan salat maghrib di rumahnya.
"Sementara di dalam rumah juga ada korban yang sedang main ke rumah Pak Udin. Ia memang sering main ke sana dan sudah dianggap keluarga sendiri," kata Yustaf.
Saat itu, katanya, terdengar ada suara keras seperti letusan petasan sebanyak dua kali.
"Dari keterangan Pak Udin, saat mendengar suara itu sewaktu sedang salat, ia berpikir karena asbes rumahnya jatuh," ucapnya.
"Setelah selesai salat maghrib, Pak Udin mau melihat asal suara tadi. Ternyata kata dia bukan karena asbes rumah jatuh. Tetapi korban sudah tergeletak di kamar bersimbah darah, dengan luka tembak di kepala," katanya.
Udin akhirnya berteriak hingga peristiwa ini dilaporkan ke polisi dan Mako Brimob.
Tak lama sejumlah anggota polisi yang juga berpakaian sipil memenuhi lokasi kejadian.
Sekitar pukul 19.30, jenasah Briptu Tamrin akhirnya di bawa ke RS Polri Kramat Jati.
5. Korban dimakamkan di Palembang
Jenazah Brigadir Satu Thamrin Efrizal (23), anggota Brimob Polri, telah diterbangkan ke kampung halamannya di Palembang, Sumatera Selatan.
Ia tewas dengan luka tembak di kepala dan diduga bunuh diri.
Thamrin melakukan hal itu di dalam kamar rumah kerabatnya di Jalan Belimbing 1, RT 5/9, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Selasa (17/7/2018) sore.
Jenazah Thamrin sempat berada di RS Polri, Kramatjati, kemudian dijemput keluarganya Rabu (18/7/2108) untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"Keluarganya datang menjemput jenazah ke RS Polri Kramatjati untuk dibawa dan dimakamkan di Palembang," kata Tuti Hidayati, pemilik rumah tempat Thamrin ditemukan tewas.