Sejarah Kopi Di Bogor yang Belum Banyak Diketahui, Dibawa dari Belanda Langsung
"Acara tersebut juga akan memamerkan kopi kopi khas Bogor yang tidak kalah enak dan berbagai acara lainnya yang berlangsung selama tiga hari," paparny
Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Afdhalul Ikhsan
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty menyebut Kabupaten menjadi kawasan pengembang kopi nasional.
Ketersediaan jenis kopi tersebut ada dua, yakni Robusta dan Arabika.
"Ada robusta dan arabica, kalau robusta karena ditanam di 800 ke bawah di bawah permukaan laut (dpl) nya. Sehingga Bogor ada sekitar 5.000 lebih hektar tanaman Robusta," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di kantor Dinas Tanaman Pangan, Sindang Baranang No.416, Sindangbarang, Bogor Barat, Kota Bogor, Jum'at (20/7/2018).
Untuk mengisi pasar di Indonesia Kabupaten Bogor memiliki lahan yang tersebar di sembilan kecamatan.
"Tersebar di sembilan kecamatan kemudian arabica tentu yang di atas 800 dpl sehingga tidak semua kecamatan dari yang sembilan itu ada Arabika, dan Arabika hanya sekitar 300 sampai 400 hektare," ungkapnya
"Jadi kopi kopi di setiap kecamatan itu akan menampilkan kopinya, Cisarua, Tanjung Sari, Cariu, Babakan Madang, Sukamakmur, Pamijahan,"sebutnya.
Lanjutnya bercerita bahwa kopi di Bogor memiliki sejarah panjang yang akhirnya sampai saat ini khususnya Kabupaten Bogor mampu memproduksi ke seluruh Nusantara.
"Sebenarnya sudah lama ada, dari sejarahnya pada 1.800 sudah dibawa oleh Belanda ke Bogor. Hanya pada saat itu terserang hama, kemudian tumbuh kembali pada saat orang Bogor transmigrasi ke Lampung sepulang dari sana kemudian menanam di Bogor dan itu tumbuh sampai saat ini," tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Tanaman Pangan akan terus mendorong dan melakukan pembinaan promosi kopi melalui acara Hari Krida Pertanian (HKP) pada 27-29 Juli 2018.
Tak hanya kopi kata dia, acara itu juga akan menampilkan hasil pertanian lainnya yakni padi, pepaya, pala dan rumput gajah.
Selain pameran pertanian, ada juga kegiatan menarik seperti Rembug Madya Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), ada lebih 200 stan, ada Lapis Sangkuriang, ada talk show, ada temu antar profesi, gelar tehnologi dan Komunitas Pecinta Kopi.
"Acara tersebut juga akan memamerkan kopi kopi khas Bogor yang tidak kalah enak dan berbagai acara lainnya yang berlangsung selama tiga hari," paparnya.
Siti berharap, perayaan HKP ke 46 tingkat provinsi Jawa Barat ini menjadi momentum penghargaan bagi petani dan nelayan agar mereka memili pengetahuan, keterampilan dan kemandirian pangan.
"Ada penghargaan juga nantinya, sehingga mendorong mereka untuk memunculkan cipta karsa dan karya yang besar berguna bagu masa depan pertanian," harapnya.