Jadi Korban Rasisme dan Merasa Tak Dihargai, Mesut Ozil Putuskan Pensiun dari Timnas Jerman
Mesut Ozil mengumumkan gantung sepatu dari membela timnas Jerman lewat surat terbuka.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mesut Ozil mengumumkan gantung sepatu dari membela timnas Jerman lewat surat terbuka.
Secara resmi, Mesut Ozil mengumumkan ia pensiun dari timnas Jerman.
Surat terbuka yang diunggah Ozil ini berisi tanggapannya kepada kritik yang terus menerus ia terima belakangan ini.
• Niat dan Tata Cara Solat Sunah Gerhana Bulan 28 Juli 2018, Sendiri Maupun Berjamaah
• Dapat Disaksikan di Seluruh Wilayah Indonesia, Berikut 5 Fakta Menarik Gerhana Bulan 28 Juli 2018 !
Pemain 29 tahun menyampaikan ketidakadilan yang ia terima selama memperkuat timnas Jerman, terutama saat dirinya berfoto dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dalam surat yang terdiri dari tiga bagian tersebut, Ozil merasa bahwa federasi sepak bola Jerman (DFB), media, hingga warga Jerman, tidak memandang dirinya secara adil karena mempunyai darah Turki.
Ozil menekankan bahwa masalah rasialisme dan tidak adanya rasa menghargai adalah faktor utama penyebab pemain Arsenal ini memutuskan mengakhiri pengabdiannya untuk Tim Panser.
Keputusan gantung sepatu tertera di akhir bagian ketiga surat tersebut berbunyi, "Dengan berat hati dan dengan pertimbangan yang mendalam terhadap peristiwa yang terjadi belakangan, saya (memutuskan) untuk tidak lagi memperkuat timnas Jerman. Saya merasa (menjadi korban) rasialisme dan rasa tidak hormat."
• Tahu Putri Denada Fans Beratnya, Ayu Ting Ting Rela Bolak-Balik Singapura-Jakarta Jenguk Shakira
• Lama Menghilang dari Dunia Musik, Penyanyi Cantik Terry Shahab Lahirkan Bayi Laki-laki
Ozil menjadi pilar penting ketika Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil dan peringkat tiga Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Pemain berusia 29 tahun itu mengeluarkan pernyataan keras dan panjang di Twitter, di mana ia secara khusus menyalahkan Presiden DFB (perhimpunan sepak bola Jerman) Reinhard Grindel.
Ozil mengatakan dia "tidak mau lagi jadi kambing hitam karena ketidakmampuan [Grindel] melakukan pekerjaannya dengan benar."
Di mata Grindel dan pendukungnya, saya orang Jerman ketika kami menang, tetapi saya seorang imigran ketika kami kalah," tambahnya.
"Saya merasa tidak diinginkan dan berpikir bahwa apa yang telah saya capai sejak debut internasional saya di tahun 2009 telah dilupakan."
"Meskipun membayar pajak di Jerman, menyumbangkan fasilitas ke sekolah Jerman dan memenangkan Piala Dunia bersama Jerman pada 2014, saya masih belum diterima di masyarakat.
Saya diperlakukan sebagai 'berbeda'."
• Penumpang Antre Sejak Subuh, Stasiun Bojonggede Sediakan Surat Kererlambatan Bagi Penumpang
Tidak ada penyesalan
Pertemuan Ozil dan rekan di timnas Ilkay Gundogan dengan Presiden Turki Erdogan yang dikritik tajam, menyebabkan kehebohan sebelum Piala Dunia. Tetapi Ozil mengatakan dia tidak menyesal.
"Apa pun hasil pemilu Turki, saya masih akan tetap berfoto dengannya."
Dalam tweet kedua yang dikirim dua jam kemudian, Ozil mengecam perlakuan yang diberikan kepadanya oleh media Jerman, yang dia tuduh memiliki standar ganda berdasarkan keturunan Turkinya.
Untuk menekankan pendapatnya, Ozil menyebutkan contoh kasus Lothar Matthaus, seorang kapten Jerman kehormatan yang memenangkan Piala Dunia 1990 dengan Jerman Barat.
Matthaus bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini dan, menurut Ozil, menerima "Hampir tidak ada kritik dari media."
"Apa yang tidak bisa saya terima," Ozil menulis, "adalah media Jerman berulang kali menyalahkan latar belakang ganda saya dan foto biasa sebagai penyebab Piala Dunia yang buruk dan atas nama seluruh anggota skuad."
"Beberapa koran Jerman menggunakan latar belakang dan foto saya dengan Presiden Erdogan sebagai propaganda sayap kanan untuk memajukan tujuan politik mereka.
Mengapa mereka menggunakan gambar dan berita utama dengan nama saya sebagai penjelasan langsung untuk kekalahan di Rusia?"
"Mereka tidak mengkritik penampilan saya, mereka tidak mengkritik penampilan tim, mereka hanya mengkritik nenek moyang Turki saya dan cara saya dibesarkan.
Ini melewati batas garis pribadi yang seharusnya tidak boleh dilewati. Seakan media Jerman berusaha membuat seluruh warga Jerman untuk tidak memihak saya."
• Jadi Juri Ajang Kecantikan, Handphone Wulan Guritno Raib, Wahai yang Nyolong Kita Tahu Siapa Kamu
Jadi target media sosial
Gelandang Arsenal ini juga megungkit sikap tidak adil perhimpunan sepak bola Jerman DFB yang membatalkan kegiatan promosi dengan Ozil setelah penerbitan fotonya bersama Erdogan.
Kata-kata Ozil datang lebih dari dua bulan setelah foto diambil.
Waktu lama juga mengundang kemarahan dan kebingungan.
Sementara Gundogan dengan cepat membuat pernyataan yang menjelaskan posisinya, mendiskusikan efek yang ditimbulkan oleh reaksi dari penggemar dan media terhadapnya dan menolak banyak tuduhan yang ditujukan kepadanya dan Ozil sebagai "100 persen tidak benar", Ozil memilih untuk tetap diam tentang masalah ini.
Tersingkirnya Jerman secara dini di Piala Dunia semakin meningkatkan sorotan pada Ozil. Sementara kelompok-kelompok sayap kanan seperti AfD (Alternative für Deutschland) dan pendukung mereka menjadikan Ozil sebagai target bulan-bulanan di media sosial.
Lalu manajer tim Jerman Oliver Bierhoff, dalam wawancara dengan harian Welt mengatakan, pelatih Joachim Low seharusnya mempertimbangkan untuk tidak memasukkan Ozil dalam skuad.
• Jarang Terekspos, Host MTMA Ini Sempat Pacaran Dengan Putri Marino, Begini Doanya Untuk Sang Mantan
Presiden DFB Reinhard Grindel mengatakan kepada harian olahraga kicker, Ozil "mengecewakan banyak fans".
Ozil, sama seperti pernyataan Gündogan sebelumnya, merasa loyal terhadap Jerman dan Turki.
"Sementara saya dibesarkan di Jerman, latar belakang keluarga saya berakar kuat di Turki," Ozil menulis. "Saya punya dua hati, satu Jerman dan satu Turki."
Dia terus mengkritik reaksi, yang menempatkannya di pusat perdebatan tentang integrasi di Jerman.
"Meskipun media Jerman telah menggambarkan sesuatu yang berbeda, kebenarannya adalah bahwa tidak bertemu dengan Presiden berarti saya tidak menghormati akar leluhur saya, yang saya yakin akan bangga dengan keberadaan saya hari ini," katanya, sebelum menyatakan bahwa pertemuan tersebut "bukan tentang politik atau pemilihan umum," dan seharusnya tidak dilihat sebagai mendukung kebijakan Erdogan.
(vlz/as/bolasport.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mesut Özil Mundur dari Timnas Jerman Karena "Serangan Rasisme dan Merasa Tidak Dihormati"
