Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ibadah Haji 2018

Kisah 3 Tukang Becak Naik Haji, Padahal Penghasilan Perharinya Hanya Rp 20 Ribu

Bisa mengunjungi Tanah Suci Mekah tentu merupakan harapan terbesar bagi seluruh umat Muslim di dunia, termasuk bagi para tukang becak.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
kolase Surya/TribunJateng
kisah tukang becak naik haji 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Bisa mengunjungi Tanah Suci Mekah tentu merupakan harapan terbesar bagi seluruh umat Muslim di dunia, termasuk bagi para tukang becak.

Tiga tukang becak naik haji ini menjadikan sebuah kisah inspiratif.

Apalagi mengingat biaya naik haji yang mencapai puluhan juta rupiah, jika dipikir-pikir memang cukup berat dan nyaris mustahil dicapai dengan penghasilan sehari-hari para tukang becak ini.

Namun, Tuhan selalu merawat doa-doa umatnya yang dipanjatkan dengan niat tulus dan membantu agar harapan mereka terkabul.

Tukang Tambal Ban Asal Semarang Akan Ibadah Haji Tahun Ini Bareng Istri, Penantian Selama 7 Tahun

Ibadah Haji 2018, Asri Welas Berhaji Berdua Suami Tanpa Anak-anak, Begini Momen Pelepasannya

Berikut kisah 3 tukang becak naik haji yang dilansir dari Intisari Online:

1. Maksum, penghasilan sehari Rp20 ribu dan menabung 21 tahun untuk biaya naik haji

Maksum, tukang becak naik haji
Maksum, tukang becak naik haji (Surya)

"Mustahil", begitu yang dipikirkan Maksum saat terlintas keinginannya menunaikan ibadah haji. Apalagi penghasilannya hanya berkisar Rp20 ribu per hari.

Tukang becak yang kerap mangkal di depan ITC Surabaya itu awalnya tidak yakin keinginannya akan terwujud.

Namun pada tahun 1996, setelah istrinya meninggal, Maksum bertekad harus mulai menabung untuk naik haji. Dan sejak saat itu, Maksum mengayuh becaknya lebih rajin dari sebelumnya.

Setoran pertamanya ke bank kala itu Rp800 ribu dan dia selalu menabung setiap bulan.

Terungkap Saat Diberi Kejutan Ulang Tahun ke 22, Ternyata Ini Nama Panggilan Fatin

Ingat Pria Nikahi Gadis 11 Tahun Sebagai Istri Ketiga? Sang Anak: Sahabatku Kini Jadi Ibu Tiriku

Baru tahun 2010, Maksum membuka rekening Ongkos Naik Haji (ONH) dan mulai mendaftarkan namanya sebagai jemaah haji Indonesia.

"Tidak hanya bekerja saja, tapi juga berdoa," ungkap Maksum. Selama belasan tahun, Maksum menyisihkan pendapatan kecilnya ke rekening tabungan haji.

Niat tulusnya terjawab saat dia akhirnya berhasil terdaftar sebagai anggota kloter 6 jamaah haji yang diberangkatkan melalui Surabaya tahun 2017 lalu.

Maksum tak henti-hentinya bersyukur karena di usianya yang kala itu 79 tahun, dia berhasil mewujudkan mimpinya.

Produk Kecantikannya Banyak Diburu, Ternyata Lidah Buaya Punya Sederet Bahaya !

2. Mashuri, menabung selama 40 tahun untuk biaya naik haji

Mashuri
Mashuri (TribunJateng)

Pasangan suami istri asal Grobogan, Jawa Tengah, Mashuri (62 tahun) dan Siti Patimah (59 tahun) menyisihkan uang hasil menarik becak selama 40 tahun.

Sejak masih muda, mereka memang punya cita-cita harus bisa pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji. Mashuri berusaha mewujudkan janji serta mimpinya bersama istri tercinta.

Mashuri sadar, sebagai tukang becak, dia tak punya banyak uang untuk biaya naik haji berdua. Mashuri mencari cara agar uangnya bisa bertambah dengan cepat.

Bapak 4 anak ini awalnya menabung uang hasil menarik becak, lalu digunakan untuk beternak sapi.

Mashuri dan Siti merawat sapi-sapinya dengan penuh perhatian dan memperlakukan hewan ternaknya dengan baik.

Setelah beranak pinak, Mashuri menjual 6 ekor sapinya untuk ongkos haji bersama istri.

Mashuri dan Siti Patimah akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Mereka akan berangkat ke Mekah pada 7 Agustus 2018 ini melalui Embarkasi Donohudan, Solo.

Mengaku Dapat Teror, Nikita Mirzani Sewa 2 Bodyguard Khusus Untuk Jaga Sang Anak

Kerap Tampil Misterius dan Seram, Begini Penampakan Wajah Asli The Sacred Riana

3. Santuso, menabung selama 10 tahun untuk biaya haji

Santuso (55 tahun), warga Gili Ketapang, Probolinggo ini tak pernah menyangka dia akan bisa melaksanakan ibadah haji tahun 2018 ini.

Sehari-hari, kerjanya hanya sebagai tukang becak yang mengangkut ikan dari dermaga ke rumah nelayan di Gili Ketapang.

Pendapatan hariannya berkisar Rp100 - 150 ribu saja, itu juga harus dikurangi lagi untuk biaya makan dan kebutuhan keluarga sehari-hari.

Sisanya tak banyak, paling Santuso hanya bisa menyisihkan Rp500 -1.000 saja untuk tabungan hajinya.

Selama 10 tahun Santuso menabung sedikit demi sedikit dan disertai pula dengan doa yang tak henti.

"Selain bekerja keras, saya juga selalu sholat. Sholat tahajud juga tidak pernah ketinggalan," kata Santuso.

Doanya kini terkabul, tahun 2018 ini Santuso akan berangkat haji meski tak ditemani sang istri.

"Sebenarnya saya juga ingin pergi bersama istri. Tapi uangnya tidak cukup. Disyukuri saja, istri saya juga ikhlas," lanjutnya.

Belajar dari kisah 3 tukang becak yang berhasil mewujudkan mimpinya pergi ke Tanah Suci, kita akan sadar bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha.

Artikel ini tayang di Intisari -- Penghasilan Hanya Rp20 Ribu Sehari Tapi Bisa Naik Haji, Inilah Kisah 'Ajaib' 3 Tukang Becak Naik Haji
Aulia Dian Permata

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved