Pilpres 2019
Bongkar Alasan Prabowo Tak Pilih AHY Sebagai Cawapres, Luhut Panjaitan: Masa Letjen Wakilnya Mayor
Luhut Binsar Panjaitan ini pun ditanya oleh Najwa Shihab perihal reaksinya ketika mengetahui Prabowo memilih Sandiaga Uno.
Penulis: Uyun | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman membongkar alasan mengapa Prabowo Subianto yang maju sebagai capres di Pilpres 2018 ini tak memilih AHY sebagai cawapresnya.
Luhut Binsar Panjaitan membeberkannnya saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa.
"Telah memutuskan dan memberi kepercayaan kepada saya, Prabowo Subianto dan saudara Sandiaga Solahudin Uno untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk masa bakti 2019 hingga 2024," tutur Prabowo saat deklarasi Capres-Cawapres 2019, Kamis (9/8/2018).
Luhut Binsar Panjaitan ini pun ditanya oleh Najwa Shihab perihal reaksinya ketika mengetahui Prabowo memilih Sandiaga Uno.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Prabowo ini banyak digadang-gadang akan berpasangan dengan tokoh ulama, seperti Ustaz Abdul Somad hingga Salim Segaf Al Juhri.
"Anda kan kenal akrab dengan Pak Prabowo, kemudian Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno itu mengagetkan Anda tidak?" tanya Najwa Shihab.
"Enggak, saya sudah ramalin sejak awal," jawab Luhut.
• Disebut Mirip Banci Hingga Tak Beretika Saat Duduk Bareng AHY, Begini Jawaban Santun Anak Jokowi
• Berada Dikubu Prabowo Subianto Hingga Cerita Dibalik Mundurnya Asman Abnur Dari Menpan RB
Bahkan, Luhut pun sempat mengungkapkan prediksinya tersebut pada Joko Widodo.
Menurut penuturan Luhut, ia sempat berbicara pada Jokowi bahwa Prabowo itu sulit jika berpasangan dengan AHY.
Hal tersebut rupanya karena ia sudah mengenal dekat dengan Prabowo Subianto yang merupakan wakilnya saat di Kopassus.
Sehingga saat bertemu dengan Prabowo, Luhut mengatakan bisa membahas hal apa saja dengannya.
"Saya kan kenal dekat dengan Prabowo, temen lah, dia wakil saya lama, kadang kita berteman, kadang suka berkelahi," papar Luhut.
"Saya pernah tanya waktu itu, kamu mau wakilmu yang mana sih?" ujar Luhut ketika dirinya bertanya pada Prabowo.
Tak sangka, Prabowo pun justru memberikan kode pada Luhut.
"Kalau kita mayor kan kita tau bagaimana cara berpikirnya mayor," tutur Luhut lagi seraya menirukan ucapan Prabowo.
Adanya jawaban dari Prabowo tersebut membuat Luhut kembali teringat pada buah hatinya juga ada yang berpangkat mayor.
"Anak saya kan juga mayor, lagi sekolah di staf College Amerika. pas kirim foto ke ibunya, dia lagi mengunjungi pabrik pesawat terbang," paparnya.
"Saya kira-kira otak mayor gini gini lah. jadi plus minus lah," sambungnya.
• Terbentuk Dari Berbagai Kalangan, Power Of Emak-emak Siap Menangkan Prabowo-Sandi
Luhut menuturkan ada dua alasan mengapa seorang Prabowo memilih AHY sebagai cawapres yang akan mendampinginya.
Alasan pertama, menurut Luhut jika memilih AYH maka akan berpengaruh pada faktor psikologisnya.
Faktor psikologis yang diungkapkan Luhut adalah Prabowo merasa tidak nyaman dengan AHY.
"Tidak mungkin Pak Prabowo mau wakilnya (AHY), secara psikologi buat dia juga tidak nyaman," bebernya.
Alasan kedua, Luhut melihat hubungan Prabowo dan Sandiaga Uno itu baik.
Apalagi keduanya sama-sama tergabung dalam Partai Gerindra.
"Saya bilang presiden itu. Presiden bilang kok Pak Sandi? Saya kan udah pernah bilang sama bapak, Pak Prabowo tidak nyaman. Masa dia nyaman wakilnya mayor, dia kan letnan jenderal,"bebernya.
• Terbentuk Dari Berbagai Kalangan, Power Of Emak-emak Siap Menangkan Prabowo-Sandi
Luhut juga mengungkapkan bahwa Prabowo sama sekali tak terlalu mempedulikan elektabilitas AHY yang lebih tinggi dan logistik lebih kuat.
Paslanya, menurut Luhut, kedua alasan tersebut membuat Prabowo semakin yakin dengan memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2019.
Saat Prabowo mendeklarasikan Sandiaga Uno menjadi cawapresnya, Luhut Pandjaitan pun mengaku tidak kaget.
"Mengenal Prabowo saya kira saya tau lah beliau, saya pikir dia tidak memilih itu. Saya sempat berpikir kalau saya salah tapi ternyata benar," ungkapnya.
Luhut mengatakan, pilihan Prabowo terhadap Sandiaga Uno merupakan hal yang bagus.
Meski demikian, Luhut pun mengakui bahwa Prabowo tak bisa mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019.
• Soal Pernyataan Mahfud MD di ILC, Romahurmuziy : Tidak Ada Niat Saya mem-PHP
Keputusan yang tergolong menyedihkan ini pun tak terduga.
Pasalnya, pada pagi hari sebelum deklrasi, Prabowo beserta 6 politisi Gerindra mengunjugi kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Kamis (9/8/2018).
Mereka yang datang, yakni, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Gerindra Fadli Zon, Fuad Bawazier serta petinggi lainnya.
Mereka datang sekira pukul 10.15WIB dan menjalankan pertemuan selama 30 menit di dalam rumah.
Tidak ada pernyataan dari para politisi Gerindra tersebut. Mereka memilih untuk diam dan langsung menuju kendaraan yang terparkir di luar rumah.
Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto usai pertemuan hanya mengatakan masih bermusyawarah.
"Kami masih terus bermusyawarah," katanya dari dalam mobil seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
• PSI Sebut Polling Twitter yang Menangkan Prabowo-Sandiaga Uno Gunakan Akun Palsu
Prabowo dan partai pengusung seperti Gerindra, PAN, dan PKS akhirnya lebih memilih mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres pada Kamis (9/8/2018) malam.
Momen menyedihkan ini pun bertepatan dengan hari ulang tahun AHY yang ke-40.
Mengenai kabar namanya terdepak, AHY mengungkapkan perasaanya dalam jumpa pers di kediaman Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Dalam pernyataannya juga, AHY menyebutkan langkah-langkah usai terdepak jadi cawapres.
AHY mengaku mendapat pelajaran berharga di hari bahagia sekaligus hari terpahit di usia yang ke 40 tahun.

"Pelajaran berharga yang saya petik di usia 40 tahun ini adalah bahwa tidak ada jalan yang lunak untuk bisa mencapai sebuah cita-cita dan tujuan yang besar.
Yang kedua, tidak ada pemimpin hebat yang terlahir tanpa proses penempaan, ujian dan tantangan yang berat.
Dan yang terakhir, sebelum menutup mata maka tidak ada akhir dalam perjuangan dan juga tidak ada kata sia-sia," tutur AHY seperti yang dikutip dari Kompas TV.
AHY kemudian meminta maaf karena ia tak bisa wujudkan harapan para pendukungnya yang menginginkan dirinya maju menjadi cawapres di Pilpres 2019.