Politisi Demokrat Bandingkan Jokowi dan SBY, Ruhut Malah Minta Andi Arief Patuhi Panggilan Bawaslu
Belakangan memang ramai polemik soal insiden gempa di Lombok yang tidak ditetapkan sebagai bencana nasional.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Politisi Demokrat, Andi Arief mebandingan Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono saat masih menjabat sebagai Prsiden Republik Indonesia.
Menurut pria yang menjabat sebagai wasekjen Partai Demokrat itu ada perbedaan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi dan SBY.
Andi membandingkan ketika SBY berpindah kantor kelokasi bencana saat masih menjabat sebagai Presiden RI ketika terjadi bencana di Aceh dan Padang.
Andi Arief memang kerap kali berkomentar pedas.
Sebelumnya ia ramai menuding jika PKS dan PAN menerima mahar politik dari Sandiaga Uno yang kini menjadi Cawapres Prabowo Subianto dengan nilai yang cukup tinggi.
Kali in, ia juga mengomentari soal gempa lombok yang menurutnya masih kurangnya perhatian dari pemerintah.
Belakangan memang ramai polemik soal insiden gempa di Lombok yang tidak ditetapkan sebagai bencana nasional oleh pemerintah.
Sejumlah politisi pun meminta agar Presiden Jokowi menetapkan benacana lombok sebagai bencana nasional.
Andi Arief pun membandingkan gaya kepemimpinan Jokowi dan SBY diakun twitter pribadinya, Rabu 22/8/2018)
Andi Arief menulis, pekerjaan terberat dari bencana di Lombok ini yakni mencari korban yang tertimbun puing dan mengurus pengungsi yang berada di tenda, dan hal itu ia rasa masih bisa diatasi oleh Pemerintah Daerah.
Sehingga, alasan bencana di Lombok tak ditetapkan sebagai bencana nasional karena alasan pariwisata kurang tepat.
"Masa tanggap darurat itu masa upaya penyelamatan manusia dan pencarian korban. Pekerjaan terberat mencari korban dipuing2 dan mengurus pengungsi/orang sakit di tenda2 yang dibangun darurat dan di fasilitas kesehatan. Harusnya Pemda masih mampu.Soal Pariwisata alasan memperkeruh," tulisnya.
Untuk itu, ia pun kembali mengusulkan agar Jokowi berkantor di Lombok.
"Presiden memang perlu seminggulah pindah kantor ke Lombok, untuk memastikan semua berjalan. Memastikan Pemda yang dibantu TNI Polri BNPB dll mampu menangani masa tanggap darurat sambil persiapan membuat rencana rekon rehab yg tidak mudah dan menyedot APBN," lanjutnya.
Ia juga mengatakan kalau gempa Lombok ini sudah cukup lama diprediksi oleh para ahli.Andi Arief juga menegaskan kalau bencana itu bukan ujian apalagi azab.
