Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Gempa di Lombok

Andi Arief: Puan Maharani Lari dari Tugas Negara Saat Datang Bencana

Andi Arief juga mengatakan, waktu paling lama yang dibutuhkan untuk rehabilitasi Lombok pasca gempa yakni dua tahun.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Tribunnews.com/kolase
Andi Arief dan Puan Maharani 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Setelah mengusulkan Presiden Jokowi untuk berkantor di Lombok, Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief kini menuding Menterian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharai lari dari tugas negara.

Hal itu disampaikan Andi Arief masih dalam cuitannya soal gempa di Lombok.

Sebelumnya ia mengatakan kalau yang terpenting dari bencana ini adalah pemulihan warga pasca kejadian tersebut.

Ia juga mengatakan kalau gempa ini sewaktu-waktu bisa terjadi kembali.

"Para ahli sudah mengingatkan gempa Lombok bisa memicu seismisitas patahan di sekitarnya.

Dari Bali sampai selatan Jawa.

Energi bisa lepaa sewaktu-waktu namun kesiapsiagaan maayarakat tak mengenal waktu," tulisnya.

Andi Arief juga mengatakan, waktu paling lama yang dibutuhkan untuk rehabilitasi Lombok pasca gempa yakni dua tahun.

"Lombok harusnya paling lama rekon rehab 2 tahun.

Seperti Jogya dll.

Lebih cepat lebih baik," tulisnya.

Ia kemudian mengatakan kalau yang bertanggung jawab pada kejadian ini seharusnya adalah Puan Maharani.

Politisi Demokrat Bandingkan Jokowi dan SBY, Ruhut Malah Minta Andi Arief Patuhi Panggilan Bawaslu

Usulkan Jokowi Pindah Kantor ke Lombok, Andi Arief: SBY Pernah Berkantor di Aceh dan Padang

Namun, menurutnya, Puan Maharani malah lari dari tugas saat bencana datang.

"Sebetulnya ada Menteri yang punya tanggung jawab besar penanganan bencana ini, Tapi dia sedang menghilang.

Sejak longsor salah sebut Banjarnegara Puan Maharani lari dari tugas negara saat datang bencana."

Cuitan Andi Arief soal Puan Maharani
Cuitan Andi Arief soal Puan Maharani (Twitter)

Usulkan Jokowi berkantor di Lombok

Andi Arief menulis, pekerjaan terberat dari bencana di Lombok ini yakni mencari korban yang tertimbun puing dan mengurus pengungsi yang berada di tenda, dan hal itu ia rasa masih bisa diatasi oleh Pemerintah Daerah.

Sehingga, alasan bencana di Lombok tak ditetapkan sebagai bencana nasional karena alasan pariwisata kurang tepat.

"Masa tanggap darurat itu masa upaya penyelamatan manusia dan pencarian korban. Pekerjaan terberat mencari korban dipuing2 dan mengurus pengungsi/orang sakit di tenda2 yang dibangun darurat dan di fasilitas kesehatan. Harusnya Pemda masih mampu.Soal Pariwisata alasan memperkeruh," tulisnya.

Tak Hanya Bripda Ambar, Ini Sederet Paspampres Cantik yang Ketangguhannya Diakui Presiden Jokowi

Nangis Lihat Hewan Kurbannya Disembelih Azriel, Ini Alasan Lucu Arsy Hermansyah

Untuk itu, ia pun kembali mengusulkan agar Jokowi berkantor di Lombok.

"Presiden memang perlu seminggulah pindah kantor ke Lombok, untuk memastikan semua berjalan. Memastikan Pemda yang dibantu TNI Polri BNPB dll mampu menangani masa tanggap darurat sambil persiapan membuat rencana rekon rehab yg tidak mudah dan menyedot APBN," lanjutnya.

Cuitan Andi Arief
"Gempa salah satu bencana dahsyat. Tapi tak kalah pentingnya adalah bencana sekundernya yaitu penanganan sosial paska gempa itu. Ada Pak JK, ada BNPB TNI dan Polri dan satuan lain yang berpengalaman. Bukan aekedar rumah yang dibangunkan, mental untuk bangkit itu perlu generator," tulisnya lagi.

Ia juga mengatakan, selain Tsunami di Aceh, tidak pernah ada penetapan status bencana nasional lagi di Indonesia.

"Selain Tsunami Aceh, gak pernah ada penetapan status bencana Naaional. Dalam kasus NTB ini ada kesan tidak menjadi bencana naaional karena khawatir pariwisata terganggu," tulisnya.

Andi Arief juga menuliskan, selama empat tahun Jokowi memimpin, becana Lombok ini merupakan bencana terbesar yang dialami di Indonesia.

Pun, ini merupakan bencana terberat yang dialami oleh Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB).

Untuk itu, ia berharap, pemerintah bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik.

"Selama 4 tahun berkuasa, menurut saya penanganan gempa lombok ini ujian terberat yg tak pernah dialami sebelumnya.

Juga 10 Tahun Pak TGB. Mudah2an tidak disepelekan dan jangan menganggap ada jalan pintas dan cepat menyelesaikan ini semua," tulisnya.

Cuitan Andi Arief
Ia juga mengatakan kalau gempa Lombok ini sudah cukup lama diprediksi oleh para ahli.

Andi Arief juga menegaskan kalau bencana itu bukan ujian apalagi azab.

"Gempa Lombok sudah diprediksi lama para ahli. Bahkan catatan sejarah gempa tuanya ada dan lengkap, yang terjadi akan mengulang di tempat itu. Waktunya? Makhluk berfikir bisa memeriksa siklusnya. Hanya sampai situ. Bukan ujian, apalagi Azab. Tuhan tidak pernah jahat pada manusia," bebernya.

Cuitan Andi Arief
Kemudian, ia juga mengatakan kalau SBY di masa kepemimpinannya pernah berkantor di Aceh dan Padang.

"SBY pernah berkantor di Aceh dan Padang," tulisnya.

Cuitan Andi Arief
Cuitan Andi Arief (Twitter)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved