SBY Ingin Lebih Banyak Bicara, Teddy Gusnaidi : Diamnya Anda Kunci Keberhasilan Tim
SBY meminta izin untuk banyak bicara pada pemilu mendatang, namun hal tersebut disanggah oleh Teddy Gusnaidi
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat surat terbuka lewat akun twitternya yang sudah terferivikasinya.
Ada sejumlah hal yang dibicarakan SBY pada cuitannya.
SBY membahas ada tiga isi pesan yang diterimanya.
"Diiringi rasa syukur, saya ucapkan terima kasih kpd para sahabat yg berikan selamat, pesan & harapan, atas ultah saya 9 September 2018 yg lalu *SBY*
Dari ratusan ribu "messages" yg saya terima, intinya ada 3.
Ucapan selamat; terima kasih 10 th kepemimpinan saya & "SBY Jangan Diam Saja" *SBY*"
SBY menuliskan, untuk yang mengucapkan terimakasih atas kinerjanya selama 10 tahun menjabat presiden, merupakan tiugas dan tanggungjawabnya saat itu.
"Yg berterima kasih atas "10 th SBY", saya sampaikan bahwa semua yg saya lakukan dulu, adlh tugas & kewajiban saya sbgi Presiden *SBY*," tambahnya.
Menurut SBY, selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden, ia melakukan hal kecil yang semestinya dilakukan oleh seorang Presiden dimanapun.
"Yg saya lakukan dulu sebenarnya adlh bagian kecil dari yg dilakukan semua Presiden sebelum saya, beserta pemerintahan yg dipimpinnya *SBY*
Tak mungkin saya bisa meraih hasil & capaian, serta bikin Indonesia lebih maju, jika landasannya tak dibangun oleh para pendahulu saya *SBY*"
Adapula pesan 'SBY Jangan Diam Saja'.
Menurut SBY dalam cuitannya, selaku Ketum Partai Demokrat ia memang semestinya sesekali angkat bicara soal pandangan dan sara kepada pemerintah.
"Terhadap pesan "SBY Jangan Diam Saja" ~ sebenarnya saya juga ikut berpikir & berkontribusi agar Indonesia kita makin maju, adil & sejahtera *SBY*
Dlm kapasitas saya sbg pemimpin Partai Demokrat, sekali-sekali saya mesti sampaikan pandangan & saran kpd negara & pemerintah *SBY*" katanya.
SBY menambahkan bahwasanya hingga kini masih konsisten untuk mendukung kebijakan pemerintah yang tepat.
Meski begitu, kata SBY dalam cuitannya, ada saja pihak yang marah atas pandangannya tersebut.
"Saya konsisten utk dukung kebijakan & tindakan pemerintah yg tepat & pro-rakyat. Namun, saya sampaikan kritik & saran jika yg ada sebaliknya *SBY*
Setiap saya sampaikan pernyataan ~ ada yg setuju & dukung, namun ada yg menentang & marah. Tapi itu risiko saya. Demokrasi kan begitu *SBY*" katanya.
SBY mengatakan, bahwa keluarga dan sahabat tak tega melihatnya dibully gara-gara pandangannya yang berbeda.
Menurut SBY, bukanlah karakternya bila setiap hari harus berbicara.
Namun dalam keadaan tertentu, SBY mengatakan tetap harus berbicara sebagai seorang ketua partai.
"Sbg mantan Presiden tentu tidak etis "tiap hari" berbicara, apalagi kalau bikin gaduh. Itu bukan karakter saya. Seringkali "diam itu emas" *SBY*
Nah, sbg pemimpin partai politik, dlm keadaan tertentu saya mesti berbicara... secara terukur & konstruktif. Ingat, "speak is silver" *SBY*
Dlm kampanye Pemilu 2019 ini, izinkan saya utk lebih sering berbicara, agar rakyat tahu apa yg akan Demokrat lakukan jika kelak dpt amanah *SBY*" tutupnya.
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi menanggapi surat terbuka yang dibuat oleh akun Twitter SBY.
Menurut Teddy, semakin sering SBY bicara semua kegagalannya akan semakin terpublikasi.
"Semakin anda bicara, maka semua kegagalan anda semakin terpublikasi.
Ingat, setiap anda melakukan langkah politik, maka rusak strategi yang dibangun Tim.
Pilkada DKI dan pilkada Jawa barat sebagai buktinya.
Diamnya anda adalah kunci keberhasilan Tim. @SBYudhoyono," tulisnya.