Cerita Kapten Inf Tatang Temukan Metode Pengobatan Alternatif Pakai Setrum
Awalnya, Ia membantu rekan sesama TNI yang menderita Bell's palsy yaitu stroke ringan tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuhnya.
Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Afdhalul Ikhsan
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, SUKARAJA - Di Jalan Dharmais No 17, Cimandala, Sukaraja, Kabupaten Bogor, nama Kapten Inf Tatang Taryono sangat akrab di telinga, nyaris tak ada yang tidak tahu nama Komandan Koramil (Danramil) 2101/Sukaraja itu.
Tak tanggung-tanggung namanya bahkan dikenal hingga ke luar negeri, karena bisa menyembuhkan pasien lewat terapi kejut (setrum).
Setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur, ratusan orang dari berbagai daerah bahkan luar negeri datang untuk terapi.
"Sama suami kesininya, kebetulan saya baru sekali, kalau suami sudah dua kali dan Alhamdulillah sudah agak mendingan, besok mau kesini lagi. Metode ini sangat bagus," ucap Ida (70) warga Jakarta.
Tatang mengaku kesembuhan pasien datang dari Allah SWT, Ia hanya sebagai perantara.
Tatang bercerita, metode pengobatan setrum ini dia temukan dengan tidak sengaja.
Awalnya, Ia membantu rekan sesama TNI yang menderita Bell's palsy yaitu stroke ringan tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuhnya.
Padahal waktu itu rekannya tengah mempersiapkan lamaran namun pacarnya menggagalkan pernikahan lantaran penyakit tersebut.
Menariknya, sahabatnya justru terkena musibah yaitu kesetrum saat memegang kabel TV, bukannya sakit malah sembuh, dari peristiwa itulah muncul ide terapi kejut (setrum).
"nah disitu kita kaji ulang bagaimana kalau dijadikan pengobatan karena sangat bagus sekali, kesetrum kok malah sembuh akhirnya saya terus pelajari sambil berdoa, terapi sedikit-sedikit akhirnya temen saya sembuh 100 persen," ungkapnya sembari memberi terapi kepada pasien.
Kata Tatang, waktu yang dibutuhkan untuk terapi sekira 20 menit, hasilnya terbilang maksimal.
Sebelum dilakukan terapi, Ia lebih dulu memberi motivasi dan doa. Hal itu diterapkan melalui rekannya lebih dulu
"Saya terapkan ke rekan TNI dulu, biasanya sebelum terapi saya sering memulainya dengan doa karena kita tak hanya melalui media setrum ada doa-doa agar Allah menyembuhkan penyakit ini, selain doa kita beri motivasi juga. Bisa dibilang otodidak semuanya yang penting yakin sama Allah SWT," terangnya.
Menurut pria yang memiliki satu anak itu, pengobatan alternatif hanya dibuka pada hari libur, selain hari itu kita tutup.
Saking bagusnya animo masyarakat, Tatang bersama rekannya memasang spanduk pemberitahuan.
"Komsos (Komunikasi Sosial) Kreatif, Pengobatan Alternatif, Koramil 2101/Sukaraja buka praktek setiap Sabtu dan Minggu atau hari libur. Waktu jam 08.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB" demikian isi spanduk tersebut terpampang jelas di depan pintu.
Masih kata dia, terapi dilakukan sebagai upaya untuk membantu sebisa mungkin seikhlas mungkin sehingga dirinya tak mencantumkan tarif.
"Kenapa saya melakukan ini karena hobi saya dari dulu, kalau sudah hobi itu jadi kebutuhan saya kalau gak saya kerjakan berasa ada yang kurang. Intinya bukan materi (uang) tapi ada kepuasan ketika saya membantu orang lain apalagi sampai sembuh itu namanya hobi, passion," bebernya.
Tak sampai disitu, Ia pun bercerita tantangannya ketika memberikan terapi. "Banyak mas tantangannya mulai dari pasien gak sabar dan macem-macem lagi, tapi karena ini hobi, ya tetap dong saya lakukan, saya bawa senyum," ujarnya sambil tersenyum.