Pilpres 2019
Alissa Wahid: Marwan Jafar Salah Satu yang Membuang Gus Dur dari PKB
Sementara Nusroh Wahid bukan termasuk keluarga Gus Dur, meski memiliki nama belakang Wahid juga.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Alissa Wahid, putri Sulung Presiden RI ke-6 Abdurrahman Wadid (Gus Dur) menyindir Mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Marwan Jafar.
Hal itu disampaikan oleh Alissa Wahid di akun Twitternya, @AlissaWahid, Jumat (22/9/2018).
Cuitan itu masih berkaitan dengan artikel soal kegeraman keluarga karena Prabowo menghina Gus Dur.
Pada artikel berita yang diposting olehh Teddy Gunawan itu, Alissa menyebut bahwa judulnya kurang tepat.
Pada judul artikel itu dituliskan yang merasa geram adalah keluarga, namun yang merupakan keluarga, kata Alissa hanya Lily Wahid.
Sementara Nusron Wahid dan Marwan Jafar yang ikut menunjukkan kegeramannya bukan termasuk keluarga.
"Judulnya tidak tepat. Yang keluarga cuma bu Lily Wahid," tulis Alissa.

Rupanya tak berhenti di situ, Alissa pun mencoba menjelaskan komentarnya itu ke netizen yang bertanya.
Alissa menjelaskan kalau yang termasuk keluarga besar Gus Dur dalam artikel itu hanya Lily Wahid, yang merupakan adik kandung Gus Dur.
Sementara Nusroh Wahid bukan termasuk keluarga Gus Dur, meski memiliki nama belakang Wahid juga.
• Hanya Presiden yang Hormat Saat Indonesia Raya Berkumandang di KPU, Fadli Zon: Jokowi Harus Jelaskan
• Link Live Streaming China Open 2018, Laga Seru Ganda Putri Greysia/Apriyani vs Misaki/Ayaka
Tak hanya itu, Alissa juga bahkan menyindir Marwan Jafar sebagai satu di antara yang membuang Gus Dur dari PKB.
Untuk itulah, menurutnya judul artikel tersebut kurang tepat.
"Ya bu Lily itu keluarga besar.
Mas Nusron Wahid bukan keluarga.
Marwan Dja'far malah salah satu yg membuang GusDur dari PKB. Makanya, judulnya kurang tepat," tulisnya.

Marwan Jafar
Marwan Jafar[1] adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2014-2016 pada Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Ia merupakan menteri pertama yang meletakkan pondasi bagi Kemendesa atau KDPDTT sejak nomenklaturnya diresmikan.
Sebelumnya, MJ (sapaan akrabnya) pernah menjabat anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Ia pertamakali terpilih menjadi anggota DPR pada pemilu 2004 saat usianya baru 33 tahun.
Kemudian, dua pemilu berikutnya 2009 dan 2014, ia terpilih kembali mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah III.
Di DPR, MJ pernah bertugas di Komisi V yang juga merangkap sebagai Ketua Fraksi PKB.
Saat itu, Komisi V menangani Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Badan SAR Nasional.
Dan selama di DPR, MJ dikenal sebagai legislator yang vokal memerjuangkan kebijakan yang pro-kepentingan rakyat.
Dialah salah satu kader pesantren dan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang dianggap bersinar di panggung politik nasional.
MJ memang hidup dan dibesarkan dalam lingkungan santri dan NU.
Sekolah Menengah ia tuntaskan di Madrasah Tsanawiyah Manahijul Huda dan Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah, Pati, Jawa Tengah.
Dari Pati, ia kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk belajar hukum di Universitas Islam Indonesia (UII). Dalam waktu hampir bersamaan, ia juga mengambil studi ekonomi di Universitas Gajayana Malang.
Hingga saat ini belum ada keterangan dari Marwan Ja'far terkait pernyataan Allisa Wahid.
(TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)