Breaking News

Pilpres 2019

Kisahkan Masa Kecil Gus Dur yang Bertetangga dengan Keluarga Prabowo, Ini Alasan Yenny Dukung Jokowi

Yenny menceritakan masa kecil ayahnya yang tinggal bersebelahan dengan kakek dari Prabowo, Gus Dur saat itu hidup kesulitan.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolase/Kompas TV/capture
Prabowo Subianto dan Yenny Wahid 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Yenny Wahid, putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur menjelaskan alasannya mengapa memilih untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sebelum menyatakan dukungannya, Yenny Wahid terlebih dahulu menceritakan sekilas tentang sosok ayahnya dan bagaimana ia dibesarkan.

Ia mengawalinya dengan menceritakan sosok Gus Dur yang sudah yatim sejak kecil.

"Kakek saya, KH Wahid Hasyim, Menteri Agama Kabinet Bung Karno, meninggal dalam kecelakaan mobil," kata Yenny, Rabu (26/9/2018) saat membacakan deklarasi gukungan di Rumah Pergerakan Politik Gus Dur, Jalan Kalibata Timur I no. 12, Kalibata, Jakarta Selatan.

Yenny juga menceritakan, kalau Gus Dur kecil ternyata bertetangga dengan kakek dari Prabowo Subianto.

"Beliau mendiami rumah keluarga yang bersebelahan dengan rumah Eyang Margono, kakek dari Bapak Prabowo Subianto," ujarnya.

Ia juga menceritakan kalau neneknya harus menyambung hidup dengan cara berjualan beras untuk menghidupi enam orang anaknya, pasca ditinggal sang suami.

"Dan Gus Dur kecil sampai harus sering naik truk pengankut beras untuk membantu ibunya," tambah Yenny.

Yenny juga menegaskan kalau sosok Gus Dur sejak kecil tidak hidup dengan bergelimang harta, bahkan sampai ia menikah dan memiliki anak.

"Itu diteruskan sampai beliau dewasa hingga akhirnya menikah dengan gadis Shinta. Mereka meniti kehidupan secara apa adanya, menapaki tangga kehidupan penuh perjuangan, berjualan es lilin pun pernah dilakoni," bebernya.

Sama seperti sang ayah, Yenny dan kakak beradiknya juga hidup dibesarkan tanpa kemewahan namun sarat dengan penghargaan diri.

Paha Ruben Onsu Tiba-tiba Berdarah Usai Cuci Muka, Sarwendah : Yang, Ini Kayak di Sinetron

Resah dengan Tontonan yang Kurang Mendidik, Ashanty Larang Arsy Tonton Sinetron

"Bapak menempa kami dengan semangat membumi yang diwujudkan dalam hasrat untuk mengabdi," katanya lagi.

Gus Dur dan sang istri baru pindah ke pinggiran selatan Kota Jakarta setelah keduanya memiliki anak.

"Rumah kami waktu itu letaknya terpencil, sering kami berangkat sekolah dengan sepatu yang dibungkus plastik karena jalan dekat rumah kami berlumpur, belum diaspal," kenang Yenny.

Menunggu kendaraan yang penuh asap knalpot, basah kehujanan di halte bus, atau berdiri berjam-jam dalam bus dari Ciganjur ke kampus di Grogol menjadi cerita masa muda Yenny.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved