Gempa di Donggala
Selamat dari Gempa dan Tsunami Palu, Perempuan Ini Lahirkan Bayi di Tenda Pengungsian
Perempuan satu ini berhasil menyelamatkan nyawanya dan juga nyawa sang bayi dari gempa dan tsunami Palu.
Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebuah kebahagiaan hadir di kehidupan perempuan ini meski sedang dirundung duka akibat diterjang gempa dan tsunami di Palu, sejak Jumat (28/9/2018).
Perempuan yang kini menetap di tenda pengungsian rupanya menambah anggota keluarga baru.
Ya. Perempuan ini diketahui melahirkan di dalam tenda darurat yang disediakan guna menampung korban yang selamat akibat terjangan gempa dan tsunami.
Perempuan ini mengenakan hijab terlihat tersenyum bahagia pasca sang buah hati selamat lahir ke dunia.
Proses melahirkan ini hanya dibantu dengan peralatan medis yang sederhana.
Terlihat ruang untuk melahirkan hanya ditutupi dengan tirai.
Lalu, tempat tidurnya pun hanya beralaskan seperti tandu yang dilengkapi dengan bantal.
Agar darah seusai melahirkan tak berceceran di tanah, digunakan semacam triplek.
Alat infusan juga masih menempel di tangan kiri perempuan ini.
• Segini Harga Tiket Pertandingan Babak Perempat Final Piala Asia 2018, Indonesia VS Australia
Sementara itu, sang buah hati terlihat digendong oleh pria yang merupakan dokter yang membantu proses persalinan perempuan ini.
Di samping sang dokter tersebut, ikut berdiri juga sosok pria yang diduga adalah suami dari perempuan ini.
Rona kebahagiaan ini diunggah oleh akun Facebook bernama Nujannah Abna, Minggu (30/9/2018) sekira pukul 12.20 WIB.
Berdasarkan keterangan dari foto tersebut, nama dokter yang membantu persalinan adalah dr Fadli Ananda Sp. Og.
Dokter ini merupakan relawan yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makasar, Sulawesi Selatan.
"dr.Fadli Ananda Sp.OG (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia) menolong persalinan di tenda darurat lokasi gempa Palu.
Alhamdulillah, ditengah2 duka tetap ada kebahagiaan," tulis Nurjannah Abna di Facebook.

• SBY Sarankan Kampanye di Sulteng Dihentikan Sementara, Ini Tanggapan Airlangga Hartanto
Meski begitu, nama perempuan yang melahirkan ini belum diketahui siapa namanya.
Nama sang bayi yang baru lahir ini pun belum diberikan nama oleh orangtuanya.
Bahkan jenis kelamin sang bayi pun belum diketahui.
Meski begitu, melihat dari komentar netizen, banyak yang memberikan ucapan selamat dan juga puji syukur karena perempuan ini bisa melahirkan secara sehat dan normal walau tengah berada di tenda pengungsian.
Wanita Hamil 9 Bulan Selamat Meski Terpental 2 Kali
Seorang ibu hamil 9 bulan, Ratih Dwi Astuti (35) bersama suami dan kedua anaknya berhasil selamat dari gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo disertai gelombang tsunami yang melanda Kota Palu, Jumat (28/9/2018) petang.
Melansir dari Kompas.com, saat ini Ratih masih mendapat perawatan di RS Sayang Rakyat, Kota Makassar, setelah dievakuasi dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU, Sabtu (29/9/2018).
Ratih langsung diopname, karena kondisi kesehatannya menurun.
Sementara suami dan kedua anaknya yang masih kecil dalam kondisi sehat.
• Siang Ini Palu Kembali Diguncang Gempa Berkekuatan 3,4 SR
Saat ditemui di RS Sayang Rakyat, Minggu (30/9/2018), Ratih menceritakan musibah gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu.
Ia sempat terpental 2 kali saat gempa terjadi.
“Mulai gempa itu sekitar jam 5 sore lewat. Awalnya kecil dan terjadi beberapa kali.
Saat gempa besar terjadi saat jelang shalat magrib, saya sempat terpental 2 kali.
Namun berhasil dipegangi oleh suaminya,” kata wanita asal Kediri, Jawa Timur, ini.
Saat gempa terjadi, Ratih bersama suami dan kedua anaknya berada di lantai 2 rumahnya.
Setelah getaran gempa mereda, mereka langsung keluar dari rumah.
• Luhut Sebut Gempa dan Tsunami di Sulteng Tak Ditetapkan Bencana Nasional
Tanpa pikir panjang lagi, mereka langsung meninggalkan rumah dan tempat usahanya menuju Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah.
“Kami langsung kabur ke bandara, tapi di sana juga mengalami rusak parah. Tapi kami tetap berdiam di bandara untuk menunggu pesawat yang bisa membawa pergi dari Kota Palu.
Di bandara ada ribuan orang yang datang untuk pergi tinggalkan Kota Palu. Makanya kami tidak terkena tsunami, karena langsung tinggalkan dan mencari tempat yang lebih aman,” tuturnya.
Setelah berdiam selama 1 hari 1 malam, tepatnya Jumat (28/9/2018) siang, pesawat Hercules mendarat membawa bantuan.
Setelah pendaratan pesawat pertama pasca-gempa di bandara Palu, petugas mendata orang yang hendak berangkat ke Kota Makassar.
“Di situlah saya beserta keluarga dievakuasi menggunakan pesawat Hercules hingga sekarang berada di Kota Makassar.
Kami berempat sudah diperiksa dokter, semua sehat termasuk kandunganku yang berusia 9 bulan ini.
Rencananya, kami secepatnya akan ke Tuban, Jawa Timur. Di sana kampung halaman suamiku dan banyak keluarga di sana,” tandasnya.