Gempa di Donggala
Bandingkan SBY dengan Jokowi Tangani Gempa dan Tsunami, Fahri Hamzah Minta Jusuf Kalla Ambil Kendali
Fahri Hamzah meminta Jusuf Kalla untuk mengambil kendali penanganan bencana di Palu-Donggala
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengambil alih kendali penanganan korban gempa dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.
Fahri Hamzah mengambil perbandingan ketika tsunami Aceh tahun 2004 silam.
Di mana, Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono baru saja dilantik menjadi pemimpin negara.
"Wakil Presiden @Pak_JK yth,
Kelu Pagi ini,
Ingin menulis apa tak mantap, ada perasaan bersalah, menyesal ada luka.. #TsunamiLagi di pulau bapak seperti menghampiri.
Saya teringat kerja menghadapi musibah akhir Desember 2004 lalu.
Saat bapak dan pak @SBYudhoyono memimpin kami." tulis Fahri di akun Twitter @FahriHamzah.
Fahri Hamzah mengingat, saat tsunami Aceh, 26 Desember 2004, SBY tengah berada di Papua.
Sementara JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, berada di Jakarta.
Padahal, lanjut Fahri Hamzah, enam hari sebelumnya, tepantnya 20 Desember 2004, SBY-JK baru saja dilantik.
"Pak @SBYudhoyono sedang berada di papua, merayakan malam natal tanggal 26 Desember 2004 bersama saudara2 kita umat kristiani.
Bapak ada di Jakarta, kabar datang dari ujung negeri, Aceh dilanda gempa dan tsunami yg jarang, dunia berguncang.
Bapak @Pak_JK dan pak @SBYudhoyono baru saja dilantik, tepatnya 20 Oktober 2004.
Hanya 2 bulan berselang.
Pukulan ini seperti mematikan.
Kita semua terdiam, kita semua kehilangan.
Tapi, pemerintah seumur jagung ini hidup, dari jauh presiden baru memegang kendali." kata Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah memngatakan, SBY dan JK terbang ke Lhokseumawe untuk menemui para korban tsunami.
"Saya ingat,
Bapak berdua terbang ke aceh, @Pak_JK ke Banda Aceh dan pak @SBYudhoyono ke Lhokseumawe menemui rakyat yang kehilangan segalanya.
Jakarta kosong, dua pemimpin pergi dan komando dijalankan dari jauh.
Jakarta tetap bergerak. Semua siap siaga." kata Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah menuturkan saat itu Indonesia belum memiliki lembaga seperti BNPB.
Bahkan alat untuk mitigasi bencana, kata Fahri, Indonesia juga belum punya saat itu.
"Padahal, hari itu, 14 tahun lalu, kita belum punya perangkat sehebat sekarang, termasuk lembaga seperti BNPB dan UU penanganan bencana.
Juga kita belum punya Alat2 canggih mitigasi bencana.
Tapi kita punya semangat. Kita punya tekad bersama. #TsunamiLagi" lanjutnya.
Fahri Hamzah mengatakan, dengan pengalaman menangani tsunami Aceh bersama SBY, Jusuf Kalla sebaiknya mengambil alih penanganan bencana dari Jokowi.
Tapi, @Pak_JK yth,
Allah SWT Mentakdirkan bapak masih bersama bangsa ini.
Ada pengalaman dalam diri bapak. Ambillah kendali.
Mohon pada pak @jokowi , bapak ambil kendali.
Pimpin lah rakyat menghadapi #TsunamiLagi ini yg kini mengena negeri palu, Donggala dan sekiranya.
Baru saja, derita air mata rakyat NTB di Lombok dan Sumbawa belum kering.
Sekarang luka sulawesi Tengah menganga.
Ambillah kendali pak, jangan biarkan rakyat gelisah oleh ketiadaan kepemimpinan yang efektif.
Bapak pasti bisa. Bapak punya pengalaman. #TsunamiLagi
Ini bukan persaingan politik, ini soal rakyat.
Prestasi bapak juga adalah prestasi pemerintahan Jokowi - JK secara umum.
Seperti saya katakan di awal, Saya tidak mengerti mesti menulis apa.
Bencana ini membuat kita mencoba melepas basa basi. Ini tentang manusia.
Sekali lagi @Pak_JK yth, Ambillah inisiatif dan ambillah kendali.
Dunia menanti inisiatif, solidaritas kemanusiaan perlu digalang.
Semoga Allah SWT memberi bapak kekuatan.
Mengambil waktu ini bagi kemanusiaan dan bagi rakyat yang kehilangan.
Bismillah pak. #TsunamiLag," tutup Fahri Hamzah