Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Gempa di Donggala

Pramugari Garuda Indonesia Ceritakan Saat Berada di Bandara, Warga Berebut Ingin Dievakuasi

keributan sempat terjadi karena banyaknya pengungsi yang juga ingin ikut naik dan meninggalkan Palu.

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Dokumentasi Tria Aditia Utari
Tria Aditia Utari 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Sachril Agustin Berutu

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAHSAREAL - Perjalanan pulang Pramugari Garuda Indonesia, Tria Aditia Utari ternyata sempat diwarnai kericuhan.

Tria Aditia Utari adalah satu di antara korban selamat dalam peristiwa tsunami di Palu, Jumat (28/9/2018) kemarin.

Ia bercerita, ketika hendak menuju Makassar dengan memakai pesawat Hercules, kericuhan sempat terjadi.

"Kuota maksimal kan 150. Tapi sempat chaos dan rusuh karena banyak orang yang juga ingin naik pesawat. Akhirnya sama petugas Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) kuota dinaikkan jadi 220," katanya, ketika ditemui TribunnewsBogor.com di rumahnya, di Komplek Bukit Mekar Wangi Blok C3 No. 5, Tanahsareal, Selasa (2/10/2018).

Tria menambahkan, sekira pukul 15.00 WITA, keributan sempat terjadi karena banyaknya pengungsi yang juga ingin ikut naik dan meninggalkan Palu.

Hal ini, kata Tria, sampai membuat satu di antara petugas AURI marah.

"Kata petugasnya, 'Lebih dari 220 orang, meninggal kita semua'. Ia berkata demikian. Lalu dilanjutkan, 'Saya maunya 220 orang saja di pesawat ini'," bebernya.

Satu keluarga sempat turun dikarenakan kuota pesawat lebih dari 220 orang.

Sesampai di Makassar, Tria bercerita bahwa ia menelpon ibu dan kedua kakaknya.

Ragil Raksa Raditia (kiri) dan Tria Aditia Utari (kanan)
Ragil Raksa Raditia (kiri) dan Tria Aditia Utari (kanan) (TribunnewsBogor.com/Sachril Agustin Berutu)

Di saat itu, ibunya tidak bisa dihubungi.

Karena itu, Tria langsung menelpon kedua kakaknya.

"Ibu saya kebetulan sedang di Bangka karena itu, saya langsung telpon kakak pertama saya. Saya sempat kaget karena saat di telpon, kakak saya setengah membentak sambil menangis dan berkata 'Dimana?' Saya jawab 'Sudah di Makassar, sudah tenang saja enggak apa-apa'. Kakak saya bilang 'Ya ampun adik perempuan saya satu-satunya, bikin kaget dan khawatir saja. Kapan pulang?' Saya bilang ingin pulang dan tidak bisa telpon lama karena mau bording," tuturnya panjang lebar.

Kakak pertamanya langsung berkata agar Tria berhati-hati di perjalanan dan memberi kabar bila telah sampai di Jakarta.

Tria pun langsung menghubungi kakak keduanya dan memberi kabar tentang dirinya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved