Mardani Sebut Prabowo Capai Everest, Clara Sumarwati Ajak Sandiaga Mampir ke Jogja
Pertama ialah Clara Sumarwati, pendaki wanita yang hingga kini disebut-sebeut wanita Indonesia pertama yang mencapai pucak Everest.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Damanhuri
lihat foto
Tak hanya itu, nama Clara Sumarwati ini pun tercatat dalam buku Everest karya Walt Unsworth (1999), Everest: Expedition to the Ultimate karya Reinhold Messner (1999).
Atas prestasinya ini jugalah, Clara Sumarwati mendapatkan penghargaan Bintang Nararya dari pemerintah era Soeharto.
Karena kian ramai diperbincangkan, ada sebuah video wanita diduga merupakan Clara Sumarwati.
• Soal Orasi Mardani Ali, Ternyata Ini Orang Pertama di Asia Tenggara yang Berhasil ke Puncak Everest
• Berhasil Genapi Ekspedisi 7 Summits, 2 Srikandi Unpar Pendaki Everest Dapat Ini dari Jokowi
Video ini diunggah oleh Agus Suhendar, sekira beberapa jam lalu, Jumat (12/10/2018).
Dalam video, wanita tersebut menyampaikan salam pada Prabowo-Sandiaga Uno.
"Selamat pagi salam sejahatrea untuk bapak Prabowo dan bang Sandiaga Uno, hari ini bang Sandiaga Uno ke Jogja yah ? mampir mas ke tempat saya, bermain bersama teman-teman dan bercengkrama di rumah saya.
saya wanita pertama ASEAN yang memecahkan rekor sebagai wanita pertama yang mencapai puncak Everest tahun 1996, terima kasih. 2019 Presiden," kata wanita tersebut
Pernyataan Mardani Ali Sera dianggap semakin keliru ketika muncul lagi fakta baru soal pendaki pertama Everest Indonesia.
Nama Asmujiono digadang menjadi pendaki Indonesia pertama Gunung Everest.
Asmujiono mencapai puncak Gunung Everest pada tahun 1997.
Asmujiono mencapai puncak Everest dalam ekspedia Indonesia Everest 97.
Kisah dari Tim Ekspedisi Everest Indonesia 97 (kadang juga disebut Ekspedisi Indonesia Everest 97 atau Ekspedisi Everest 97) tertuang dalam artikel berjudul "Sang Saka Akhirnya Berkibar di Puncak Dunia" yang ditulis oleh A. Asianto dan Kurniasih T.J. di tabloid Nova edisi 483/X 25 Mei 1997.
Melansir Intisari, Pratu Asmujiono anggota tim yang pertama berhasil mengibarkan Sang Merah Putih di puncak Everest. Dituturkan Muji (panggilan akrabnya), beberapa meter menjelang puncak ia sudah disarankan pelatih dari Moskow untuk mundur karena kondisinya amat payah.
Sebelumnya, Iwan dan Misirin sudah lebih dulu berhenti.
Bukannya menuruti saran, Muji malah nekat maju. Apalagi ia tahu, lokasi untuk menancapkan bendera sudah tak jauh.
