Berhasil Capai Garis Finish, Dua Atlet Paralimpik Asal Garut Ini Menangis Histeris
Kedua atlet paralimpik ini langsung menangis histeris saat mereka berhasil mencapai garis finish di nomor 100 meter cabang olahraga (cabor) atletik
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Kedua atlet paralimpik ini langsung menangis histeris saat mereka berhasil mencapai garis finish di nomor 100 meter cabang olahraga (cabor) atletik, Peparda V Jawa Barat 2018 di Stadion Pakansari Bogor, Selasa (6/11/2018).
Mereka adalah Winda (16) dan Kania (15) yang merupakan atlet paralimpik putri asal Kabupaten Garut.
Saat mereka mulai bertanding, sejumlah petugas official berjaga digaris finish.
Dengan keterbatasan dalam berlari, mereka berdua berusaha berlari mencapai garis ditambah teriakan para pendukung di samping arena.
Mereka berhasil mencapai garis finish di urutan pertama untuk Winda dan Kania di posisi kedua mengalahkan atlet-atlet lainnya.
Saat mereka mencapai garis akhir, petugas official yang berjaga di garis finish langsung memeluk mereka.
Hingga tangis Winda dan Kania pun pecah memunculkan suasana haru bagi siapa pun yang melihat.
Mereka menangis cukup histeris hingga petugas official pun tak kuasa menahan air matanya melihat peristiwa tersebut.
Tidak hanya itu, kedua atlet ini juga langsung dipeluk oleh Kabid Olahraga Dispora Kabupaten Bogor, Tito Sugito di garis finish.
"Apa yang saya lihat, dengan segala keterbatasan, ternyata mereka bisa berprestasi," kata Tito kepada TribunnewsBogor.com dengan nada terbata-bata sambil meneteskan air matanya, Selasa (6/11/2018).
Tito menuturkan bahwa bagi mereka berdua, Peparda Jabar 2018 merupakan ajang olahraga yang pertama kali mereka ikuti.
Sambil tak kuasa menahan haru, Tito juga mengatakan bahwa bagi Winda ini adalah medali emas kedua yang diraih sejak hari pertama pertandingan sehari sebelumnya.
Begitu pun bagi Kania yang juga mendapat medali perak kedua setelah sebelumnya mendapat medali yang sama.
"Mereka menunjukan kepada orang-orang normal bahwa mereka itu bisa. Ini harus jadi motivasi. Ini kita juga bisa, seperti anak-anak ini. Dengan pelatihan yang khusus dan keinginan yang kuat bahwa mereka itu bisa," ungkap Tito.