Polemik Wagub DKI Jakarta, Ketua DPD Gerindra Kenang Pilkada 2017 : Anies Saja Karena 'Kecelakaan'
Soal polemik Wagub DKI Jakarta, Mohamad Taufik kenang 'kecelakaan' yang terjadi saat Pilkada 2017
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Mengenai fit and proper test tersebut, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi pun memberikan tanggapannya.
Menurut Prasetyo Edi, keputusan yang diambil Gerindra dan PKS itu sah saja dilakukan.
Pihaknya pun tidak bisa ikut campur.
Namun, jika dilihat dari sudut pandangnya pribadi, Prasetyo Edi menyatakan bahwa hal itu tidak perlu.
"Sebenarnya pantas tidak pantas itu tergantung partai pengusung. Kita enggak bisa ikut-ikut. Sewajarnya kalau kami ya enggak, ngapain (ada fit and proper test)," ungkap Prastyo Edi.
• Peringati Hari Pahlawan, Anies Baswedan Beri Pesan Untuk Anak Buahnya : Jangan Gerogoti Anggaran
Mendengar hal tersebut, Mohamad Taufik pun memberikan tanggapannya.
Sebelumnya, Mohamad Taufik telah menyatakan bahwa ada mekanisme khusus yang digunakan oleh partai Gerindra.
Bahwa semua kewenangan perihal calon gubernur dan wakil gubernur di daerah itu berada di tangan DPD.
Pun ketika dulu pelaksanaan Pilkada 2017 DKI Jakarta.
"Di Gerindra itu ada mekanisme yang harus ditempuh. Mekanismenya kalau calon gubernur dan wakil gubernur (yang mengurus) itu DPD. Karena dulu yang mengusulkan Pak Anies itu tanda tangan saya lho. Bukan yang lain," imbuh Mohamad Taufik.

Menanggapi soal wajar atau tidaknya fit and proper test, Mohamad Taufik pun kembali menceritakan kejadian saat Pilkada DKI Jakarta lalu.
Mohamad Taufik memaparkan bahwa dulu pun Sandiaga Uno mengikuti mekanisme yang ada di Gerindra.
Saat itu Sandiaga Uno diakui Mohamad Taufik juga mendaftar guna maju di kursi pimpinan DKI Jakarta.
Padahal saat itu, Sandiaga Uno adalah kader partai Gerindra sendiri.
• Buka-bukaan M Taufik Soal Peran Prabowo di Balik Penyerahan Kursi Wagub DKI ke PKS
Namun berbeda dengan Sandiaga Uno, Anies Baswedan saat itu diakui Mohamad Taufik maju di Pilkada 2017 karena adanya kejadian.