Titiek Soeharto Rindu Orde Baru, PSI Beri Analogi Saat Wanita Ingat Mantan Pacar - Kenapa Putus ?

Ketika Titiek Soeharto rindu dan ingin kembali ke jaman Orde Baru, PSI beri analogi seorang wanita yang ingat mantan pacar.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
kolase TribunnewsBogor.com Instagram/ Tribunnews.com
Prabowo, Titiek Soeharto dan Dini Purwono 

Titiek Soeharto Rindu Orde Baru, PSI Beri Analogi Saat Wanita Ingat Mantan Pacar - Kenapa Putus ?

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Putri mendiang Soeharto, Titik Soeharto secara gamblang menginginkan Indonesia kembali ke era Orde Baru.

Hal tersebut Titiek Soeharto sampaikan di laman media sosial miliknya, @TitiekSoeharto.

Dilansir TribunnewsBogor.com, Titiek Soeharto menyebut bahwa banyak keberhasilan yang telah ditorehkan jaman Orde Baru.

Satu diantaranya adalah soal swasembada pangan hingga penghargaan dari dunia Internasional.

"Sudah cukup…

Sudah saatnya Indonesia kembali seperti waktu era kepemimpinan Bapak Soeharto yang sukses dengan swasembada pangan, mendapatkan penghargaan internasional dan dikenal dunia," tulis Titiek Soeharto.

Kerinduan jaman Orde Baru juga disampaikan oleh kader Partai Berkarya.

Tak hanya Titiek Soeharto Sekjen Partai Berkarya juga rupanya mengidolakan sosok Soeharto.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, partainya begitu mengidolakan sosok kepemimpinan Presiden kedua RI, Soeharto.

Titiek Soeharto(Kompas.com / Dani Prabowo)
Titiek Soeharto(Kompas.com / Dani Prabowo) (Kompas.com)

Menurut Priyo, partainya optimistis bahwa sistem pemerintahan Orde Baru masih relevan jika digunakan saat ini.

"Jika saja pemerintah kita mau sedikit saja mengikuti beberapa ajaran kebaikan pada zaman Pak Harto. Itu salah satu yang hari ini coba kami tawarkan ke masyarakat," kata Priyo saat ditemui di Kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta, Minggu (15/7/2018).

Dinilai Akan Bernasib Begini Bila Hidup di Zaman Orde Baru, Ratna Sarumpaet Ajak Jaga Kewarasan

Seolah sepakat soal kerinduan pada jaman Orde Baru, Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Fuad Bawazier pun menyebut masyarakat memang sekarang banyak yang merindukan era kepemimpinan Soeharto.

Sebab menurut Fuad Bawazier, masyarakat Indonesia sekarang telah mengalami polemik yang di jaman Orde Baru bisa teratasi.

"Masalah yang dihadapi adalah ketika orang mulai merasa rindu orde baru. Karena orang merasa susah, mau sekolahin enggak punya duit, sembako mahal, cari kerja susah," ujar Fuad Bawazier dilansir dari tayangan Rosi Kompas TV, Kamis (22/11/2018).

Bahkan, dewan pembina Partai Gerindra itu juga menganalogikan kerinduan jaman Orde Baru itu sama halnya dengan seorang suami yang rindu pada istri lamanya.

Sebab, seorang pria pastinya tidak akan rindu dengan wanita di masa lalunya jika wanita di masa sekarang itu bersikap baik padanya.

"Ada orang yang menceraikan istrinya, baru inget istri yang lama, yang baru ini bermasalah. Kalau yang baru ini bagus dia enggak bakal ingat itu yang lama," sambung Fuad Bawazier.

Soeharto
Soeharto (net)

Menanggapi analogi yang disampaikan Fuad Bawazier soal kerinduannya pada Orde Baru, kader PSI, Dini Purwono pun memberikan komentarnya.

Ketika Prabowo dan Titiek Soeharto Cipika-Cipiki, Relawan Langsung Heboh

Dini Purwono menjelaskan fenomena kerinduan pada Orde Baru itu seperti seorang wanita yang ingat kepada mantan pacar.

Analogi itu terdengar sama dengan apa yang disampaikan oleh Fuad Bawazier.

"Ini sebenarnya fenomena mantan. Pada saat pasangan kita baik-baik saja, kita enggak akan ingat mantan kita. Tapi pada saat hubungan yang sekarang ini 'rocky', enggak enak, trus kita mulai nostalgia ke belakang," ucap Dini Purwono.

Mendengar tanggapan Dini Purwono, Rosi pun langsung mengajukan pertanyaan.

Rosi tampaknya penasaran dengan sifat pasangan yang dimaksud PSI sekarang.

"Berarti Anda mengakui pasangannya sekarang enggak baik-baik amat ?" tanya Rosi kepada kader PSI itu.

Merasa penjelasannya belum selesai, Dini Purwono pun langsung melanjutkannya.

Dini Purwono juga terdengar menjawab pertanyaan Rosi sebelumnya.

Menurut Dini Purwono, seseorang yang sedang bernostalgia dan menganggap masa lalunya itu lebih baik sering bersikap tidak realistis.

Sebab orang tersebut biasanya hanya mengingat hal baiknya saja.

Reaksi Titiek Soeharto Saat Alya Rohali Kepleset Lidah - Nama Belakangnya Diganti Jadi Prabowo

Padahal menurut Dini Purwono, yang seharusnya dipikirkan oleh wanita tersebut adalah alasan mengapa ia dulu putus dengan sang mantan pacar.

Hal itu seolah menjadi arti bahwa seseorang yang sedang bernostalgia harusnya juga memikirkan alasan mengapa dulu ia bergerak maju ke masa depan.

"Tapi sekarang begini, kalau orang bernostalgia itu biasanya memang tidak realistis. Dia delusional. Karena dia akan ingat yang bagus-bagus saja. Kalau memang dia bahagia dengan mantan yang dulu, kenapa putus ?" imbuh Dini Purwono.

Dini Purwono, kader PSI beri tanggapan soal rindu Orde Baru
Dini Purwono, kader PSI beri tanggapan soal rindu Orde Baru (Youtube tayangan Rosi Kompas TV)

Lebih lanjut, Dini Purwono pun mengungkap alasan mengapa PSI gencar menolak kembalinya paham Orde Baru di jaman sekarang.

Dini Purwono mengaku tidak 100% menolak kebijakan di jaman Orde Baru.

Karena, Dini Purwono percaya setiap era pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

"Sama seperti era orde baru, saya setuju kalau setiap era itu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi kalau dibilang kita harus kembali saklek seperti jaman Soeharto saya tidak setuju karena di jaman itu banyak kekurangan,"

"Yang baik kita ambil, yang jelek kita tinggalkan. Dalam dunia ini tidak ada yang absolut (baik 100% atau buruk 100%)," pungkas Dini Purwono.

Meski begitu, ada satu hal yang Dini Purwono akui sebagai bagian positif dari jaman Orde Baru.

Bagian positif itu mungkin juga bisa diterapkan di era sekarang.

"Sejarah baik orde baru, semuanya serba teratur. Yang saya suka di jaman pak Harto itu informasi dari pemerintah pasti sampai ke masyarakat," jelas Dini Purwono.

Kunjungi Korban Gempa Lombok, Titiek Soeharto Unggah Foto Bareng Prabowo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved