APK Demokrat Dirusak di Riau, Tim Sukses Jokowi: Jangan Sampai Jadi Perang Copot APK
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan cara oknum yang merusak alat peraga kampanye (APK) Partai Demokrat di Riau ini sangat sadis.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan cara oknum yang merusak alat peraga kampanye (APK) Partai Demokrat di Riau ini sangat sadis.
Hinca mengatakan, sebelum kejadian perusakan APK Partai Demokrat di Riau ini diketahui pada Sabtu (15/12/2018), dirinya menemani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak dua hari yang lalu.
Dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Ia mengaku paham betul kejadiannya, sebab, ketika di Riau, Hanca memantau kondisi di lapangan.
Dijelaskannya, pada pukul 01.00 WIB, kondisi di sana sangat damai dan kondusif.
Namun satu jam kemudian, dirinya melihat APK Partai Demokrat sudah rusak parah dan sangat tidak patut diperlihatkan.
“Cara merusaknya dengan cutter, sadis sekali. Merusak dengan mengoyak-ngoyaknya dan membuang ke selokan,” katanya.

Sekjen Demokrat ini melanjutkan, satu jam kemudian, ada satu orang yang diduga sebagai pelaku perusak APK yang tertangkap.
Lalu pada sekira pukul 05.30 WIB, oknum tersebut dibawa ke Polresta Pekanbaru untuk di proses secara hokum.
Ada dua jalur yang akan ditempuh Partai Demokrat.
Pertama, SBY, kata Hanca, ingin agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Ketua Umum Partai Demokrat ini meminta Hinca dan pengurus Partai Demokrat di Riau agar semua APK yang terpasang di Pekanbaru dicabut.
“Pak SBY ingin agar tidak membuat kegaduhan. Sekira pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB, semua spanduk, baliho, bendera Partai Demokrat di Pekanbaru sudah bersih semuanya,” jelas Hanca.
• Mahfud MD Sindir Janji Anies Bangun Stadion Persija :Merawat yang Ada, Bukan Membongkar Bangunannya
• Ari Lasso Komentari Postingan Mulan Jameela, Beda dengan Maia Estianty yang Punya Panggilan Khusus
Jalur kedua yang ditempuh adalah meminta Polri dan Polda Riau untuk mengusut kasus ini secara tuntas.
Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pun dimita ikut turun untuk mengusut hal tersebut.
Sebab, perusakan APK partai yang terjadi ini telah mencederai demokrasi.
Apalagi, sambung Hanca, beberapa bendera Partai Nasdem juga ditemukan rusak dan dibuang ke selokan oleh beberapa oknum saat kejadian ini.
“Kalau gambar-gambar yang tidak berdosa itu dicederai, kita mundur 20 tahun lagi sebelum reformasi,” beber Hnaca.
Menanggapai hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate mengatakan, ada pengawas Pemilu, dalam hal ini Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Partai Demokrat bisa melaporkan hal tersebut ke Bawaslu, dan tidak perlu sampai Jokowi yang turun tangan.
Johnny mengakui, tugas Presiden memang untuk menyelenggarakan pemilu dengan damai.
Namun, kewenangan Jokowi terbatas, oleh karenanya Partai Demokrat bisa melaporkan hal tersebut ke Bawaslu.
Sebagai tim sukses Jokowi, Johhny pun mengaku sering menemui APK yang memang sengaja dirusak oleh oknum tertentu.
Mengenai permintaan SBY soal pencabutan seluruh APK di Pekanbaru, menurut Johhny, hal tersebut tidak perlu dilakukan,
Sebab, waktu kampanye masih sangat panjang.
• Artis Malaysia Sebut Istri Baim Wong Pemusnah, Paula Verhoeven Sampai Tak Mau Lihat Suami Syuting
• POPULER: Andi Arief Ungkap Perusak Bendera Demokrat di Riau, SBY Tegaskan Tak Saingan dengan Jokowi
“Vandalism itu terjadi dimana-mana, saya pun mengalaminya. Tiangnya lah jatuh kena angin, baliho sobek, macam-macam gayanya. Kami menyambut itu sebagai wilayah yang luas, dan menugaskan orang untuk menjaga dan memperhatikan APK ini,” beber Jonnhy.
Mengenai kejadain pengrusakan APK yang terjadi di Riau, Johhny mengatakan agar hal ini tidak sampai terulang lagi.
Bila terjadi lagi, masa kampanye untuk pemilu 2019 adalah perang copot APK.
“Yang paling penting, hal-hal seperti ini tidak boleh terulang. Tidak saja atributnya partai Demokrat, ada partai Nasdem juga yang masuk ke got katanya. Kalau sampai itu terjadi, malah perang copot atribut. Buat apa Pemilu dilakukan kalau atribut dirusak. Ini tugas bersama,” pungkas Johhny.