Dituding Berat Sebelah dan Memberikan Panggung untuk Pembenci Jokowi, Karni Ilyas : Bukan Salah Host
Karni Ilyas dituduh mendirikan panggung untuk pembenci Jokowi, ia menyebut kalau itu bukan salah dirinya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Untuk itu, kata dia, jika ada salah satu kubu yang merasa menang atau kalah, itu bukan urusan dia sebagai host.
• Ramalan Zodiak Hari Ini 12 Januari 2019 - Cancer dan Libra Bakal Dapat Kesialan, Jangan Lengah !
• TERPOPULER - Naomi Zaskia Sebut Sudah Kenal Sosok Rizky Febian, Sule Tulis Permintaan: Jangan Sakiti
Sebab, ia hanya memfasilitasi kedua kubu untuk menyampaikan argumennya masing-masing.
"Panggungnya selalu seimbang.
3 orang dari pro 01, harus 3 orang juga dari pro 02.
Bahkan durasinya pun diusahakan sama.
Kalau ada yg merasa menang atau kalah, itu bukan salah host," tulisnya.
Tiap Minggu DItuduh Cebong dan Kampret
Jurnalis senior Karni Ilyas menceritakan tuduhan yang datang kepadanya jelang Pilpres 2019.
Menurutnya, setiap minggu ia mendapat tuduhan-tuduhan pro kepada salah satu pasangan tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Karni Ilyas di tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/10/2018).
Dalam tayangan itu, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan, Prof. Salim Said menyarankan agar masa jabatan para politisi hanya satu kali.
"Jadi presiden satu kali, cuma waktunya yang diubah, kalau nggak salah Perancis juga begitu, Philipina juga begitu. Jadi bukan lima tahun, tapi enam atau tujuh tahun, tapi satu kali. Jadi nggak ada lagi beban KPU ngurusin petahana yang ikut untuk pemilihan lagi," jelasnya dilansir dari tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (17/10/2018).
Ia pun mengingatkan, meskipun petahana mendapatkan fasilitas, tidak semua petahana terpilih lagi.
Untuk itu ia menyarankan kemungkinan amandemen mengubah masa jabatan elected politition.
"Presiden, gubernur, wali kota, bupati, masa jabatan satu kali, tapi waktunya diubah jadi diperpanjang, karena buat saya itu lebih konkrit," jelasnya lagi.