Soal Makam Dipindahkan karena Berbeda Pilihan Politik, Mahfud MD : Perlu Dipikirkan Dihukum Pidana
Mengetahui kabar tersebut, Mahfud MD pun menerangkan bahwa perbuatan itu sesungguhnya mencederai rasa kemanusiaan.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
“Awano Hasan hanya punya 1 anak, anaknya yang meminta rumahnya dibuat pagar karena halamannya menjadi jalan umum,” kata Taufik Baladraf.
Taufik Baladraf memaparkan, Awano Hasan tak berkutik menolak permintaan anak semata wayangnya, bahkan anaknya sempat mengatakan akan turun rumah (minggat) jika tidak dibuat pagar.
Maka dengan berat hati Awano Hasan membat pagar, namun ia tidak menutup seluruhnya.
Jika sebelumnya kendaraan roda 4 bisa lewat halamannya, maka pagar ini masih menyisakan akses untuk kendaraan roda 2.
Hal lain yang dikeluhkan Awano Hasan adalah sikap acuh kerabatnya ini saat menimbun halamannya, ia berharap orang yang memanfaatkan halamannya untuk lalu lalang dapat meratakan material timbunan.
Sayangnya, hanya ia yang melakukan perataan tanah timbun ini.
“Kemudian, muncul masalah lama saat berbarengan dengan masa pemilihan legislatif dan presiden ini, akhirnya terbawa ke mana-mana,” jelas Taufik Baladraf.
Dalam kebiasaan masyarakat Gorontalo, jika ada anggota keluarga yang meninggal maka jasadnya hanya dimakamkan di halaman rumah, biasanya di halaman samping atau belakang.
Tidak ada lahan pemakaman umum dalam satu kecamatan, bahkan untuk Kota Gorontalo yang menjadi ibu kota provinsi hanya memiliki 1 buah makam umum di perbukitan kapur Kelurahan Sendeng.
Makam umum ini pun jarang digunakan masyarakat, mereka memilih memakamkan anggota keluarganya di halaman rumah atau pemakaman keluarga besar yang lahannya lebih luas.
• Viral Pasangan Ini Menikah Gunakan Tema GrabFood, Begini Kisah Cinta Mereka Bermula