Tak Terima Disebut Preman, KPTB Tuntut Kadinsos Kota Bogor Dicopot
Beberapa korban pun, katanya, ada yang merupakan warga Terminal Baranangsiang sendiri dan sebagian lagi, merupakan warga Kota Bogor.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Sachril Agustin Berutu
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB) meminta Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor Azrin Syamsudin untuk diturunkan dari jabatannya.
Ketua KPTB Teddy Irawan mengatakan, Kepala Dinas (Kadis) Dinsos Kota Bogor menyebut bahwa orang-orang Terminal Baranangsiang adalah pencopet dan preman.
Statement ini, katanya, ada di dalam pemberitaan media massa.
Padahal, kata Teddy, tempat yang merupakan sarang copet dan kriminal pada saat itu, ada di sekitaran Jembatan Otista, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
"Kami menuntut tiga hal, yaitu permintaan maaf secara terbuka dari Kadis Dinsos Kota Bogor, mengganti Kadis Dinsos, dan klarifikasi permintaan maaf Kadis itu ke seluruh media massa," katanya, di Gedung Balai Kota, Selasa (15/1/2019).
Ia menambahkan, korban yang terkena kasus kejahatan jalanan di Jembatan Otista malah meminta tolong ke warga yang tinggal dan mencari nafkah di Terminal Baranangsiang.
Beberapa korban pun, katanya, ada yang merupakan warga Terminal Baranangsiang sendiri dan sebagian lagi, merupakan warga Kota Bogor.
Kata Teddy, ia bisa membuktikan hal tersebut.
Mengenai perkataan Kadis Dinsos, ia menyebut itu adalah fitnah.
Perkataannya Dinsos Kota Bogor ini, dianggap merusak citra warga Terminal Baranangsiang.
"Hal ini menyebabkan pandangan masyarakat yang tidak paham, dari segi penumpang yang merasa khawatir. Padahal belum ada kasus tindak kriminal di Terminal Baranangsiang," jelasnya.
Unjuk rasa yang dilakukan ini sempat diwarnai sedikit keributan.
Namun, hal tersebut hanya berlangsung sebentar saja.
Aksi yang dilakukan ini pun menghadirkan aksi teatrikal.