Fahri Hamzah : Ini Ada Kayak Langkah Penggembosan kepada Pak Jokowi

Adapun, tarik ulur wacana pembebasan Baasyir dimulai oleh penasihat hukum pribadi Jokowi, Yusril Ihza Mahendra.

Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.com
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Kamis (15/11/2018). (KOMPAS.com/JESSI CARINA ) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah curiga calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo sedang dilemahkan dari dalam.

Hal ini karena banyak isu-isu yang datang dari kubu Jokowi-Maruf tetapi pada akhirnya merugikan mereka sendiri.

Misalnya seperti munculnya tabloid Indonesia Barokah yang kemunculannya mirip Obor Rakyat.

"Saya khawatir ini ada kayak langkah penggembosan kepada Pak Jokowi. Kok tiba-tiba modus yang dulu dituduhkan kepada Pak Prabowo kok ada di Pak Jokowi semua? Apa karena ada orang yang pindah jadi tim sukses di situ maka terjadi penggembosan?" ujar Fahri di kompleks parlemen, Jumat (25/1/2019).

Contoh lainnya adalah wacana pembebasan Abu Bakar Baasyir.

Fahri mengatakan manuver ini justru merugikan Jokowi sendiri.

Dia curiga hal ini adalah upaya internal untuk melemahkan Jokowi.

Menurut dia, mungkin saja Jokowi tidak sadar akan hal itu.

"Kasus Baasyir ini kaya penggembosan saya lihat. Jadi yang kena itu Pak Jokowi. Saya merasa dari jauh melihat Pak Jokowi ini sedang dilucuti secara perlahan-lahan," kata dia.

Adapun, tarik ulur wacana pembebasan Baasyir dimulai oleh penasihat hukum pribadi Jokowi, Yusril Ihza Mahendra.

Yusril mengatakan bahwa Jokowi menyetujui pembebasan Baasyir.

Hal ini sempat dibenarkan juga oleh Jokowi.

Namun, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto kemudian menegaskan, pembebasan Baasyir membutuhkan pertimbangan dari sejumlah aspek terlebih dahulu.

Keesokan harinya, Jokowi menjelaskan pemerintah pada intinya sudah membuka jalan bagi pembebasan Baasyir, yakni dengan jalan pembebasan bersyarat.

Akan tetapi, Baasyir harus memenuhi syarat formil terlebih dulu, baru dapat bebas dari segala hukuman.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa permintaan pembebasan bersyarat tidak dapat dipenuhi karena Baasyir tidak mau memenuhi syarat formil yakni menandatangani surat yang menyatakan ia setia pada NKRI.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fahri Hamzah Duga Jokowi Sedang "Dilemahkan" dari Dalam "

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved