Viral Video Rudiantara Tanya 'Yang Gaji Ibu Siapa' ke ASN Karena Pilih No. 2, Ini Kata Kemenkominfo
Di media sosial beredar sebuah video Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara bertanya 'yang Gaji Ibu Siapa ?' kepada ASN
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Di media sosial beredar sebuah video Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara bertanya 'yang Gaji Ibu Siapa ?' kepada Aparatus Sipil Negara (ASN) viral di media sosial.
Dalam video yang terlah viral di media sosial itu memperlihatkan Kemenkominfo sedang menggelar acara internal.
Video tersebut direkam oleh internal Kominfonet, dimana ada Menkominfo, Rudiantara sedang berada di atas panggung.
Diketahui acara tersebut merupakan acara internal dari Kemenkominfo untuk menentukan Desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kemenkominfo.
Awalnya, seorang ASN dipanggil ke atas untuk menjelaskan kenapa memilih asalan desain nomor 2.
"Ibu kenapa memilih nomor ini?" kata Rudiantara.
ASN tersebut menjawab kalau dirinya memilih karena keyakinan.
"Mungkin terkait keyakinan aja pak, atas visi misi yang disampaikan nomor 2," ucapnya.
Rudiantara pun menyampaikan ucapan terimakasih.

Tapi tak sampai di situ, Rudiantara kembali memanggil dan bertanya ke ASN tersebut.
Rudiantara bertanya siapa yang menggaji ASN itu sekarang.
"Bu, yang bayar gaji ibu siapa sekarang? pemerintah atau siapa? bukan yang keyakinan ibu? bukan yang keyakinan ibu? yaudah. terima kasih," ucap Rudiantara.
• Pria Bogor Jalan Kaki ke Rumah Baim Wong, Suami Paula Verhoeven Singgung soal Harga Diri Lelaki
• Nasib Pria yang Buang Sampah di Depan Pasukan Oranye, Fotonya Viral, Wajib Bayar Denda Ratusan Ribu
Video itu pn lantas menjadi viral dan menimbulkan perdebatan di kalangan warganet.
Klarifikasi Kemenkominfo
Dalam siaran pers yang diterima TribunnewsBogor.com, Kemenkominfo menjelaskan terkait potongan video tersebut.
Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (31/01/2019) dalam acara internal Kemenkominfo di Hall Basket Senayan, Jakarta.
"Dalam salah satu bagian acara sambutan, Menkominfo meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara," katanya dalam siaran pers yang diterima TribunnewsBogor.com.
Lanjutnya, acara tersebut berlangsung dengan interaktif dan antusias sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan dan menggunakan kesempatan itu untuk mengasosiasikan dan bahkan dapat disebut sebagai mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu.
Padahal sebelumnya, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu.

"Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung. Dalam zooming video hasil rekaman, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu dan sekali lagi menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres," terangnya.
Momen selanjutnya adalah upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik.
• Ashanty Bela Anang Hermansyah Soal RUU Permusikan, Jerinx : Istrimu yang Harus Nangis Membelamu
• Ditanya Ria Ricis, Sule Blak-blakan Sosok Wanita Idamannya, Akui Naomi Zaskia Cantik dan Baik
Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Rudiantara..
Rudiantara merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat atau pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum.
Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?”.
"Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik," ucapnya.
Atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut, melainkan merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN.
Dalam penutupnya sekali lagi Rudiantara menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks.
"Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh," ucapnya.