Putra Kiai Maruf Amin Ungkap Abah Sedih Ditinggal Wafat Istri, Gus Syauqi: Sangat Kehilangan Sekali
Putra Kiai Maruf Amin yang ke-5, Gus Syauqi ungkap kesedihan Abahnya ketika ditinggal wafat istri pertama.
Saya mencari Abah lewat adik saya, bilang saya ada perlu. Saya bertanya, "Abah di mana?" "Di suatu tempat," jawabnya.
Anak-anak tidak ada yang tahu?
Iya, tidak ada. Saya tahu waktu magrib, kok WA saya penuh, ping, ping, ping.
Sampai sekarang handphone saya silent.
Saya berpikir ada apa kok banyak WA masuk. Lalu saya lihat televisi.
Saya lihat pengumuman, betul atau tidak.
Saya paling belakangan ke rumah karena saya paling jauh. Pukul 02.00 pagi baru sampai rumah Koja, pagi baru bertemu Abah.
• Anaknya Dibully Akibat Ahmad Dhani, Komentar Bijak Maia Estianty Ini Tuai Pujian: Mereka Tak Tahu
• Ratna Listy Sebut Billy Syahputra Kena Pelet Mabuk Kepayang, Pacar Hilda Vitria: Jangan Sok Baik Deh
• Asisten Bongkar Mantan Manajer Hobi Judi Saat Olga Syahputra Dirawat, Mak Vera: Senyum Lihat Gosip
Tahu dari televisi?
Iya, dari televisi. Kami semua tahu dari televisi. Waktu itu menghilang supaya tidak ramai. Tidak boleh memberi kabar ke mana-mana, takut menjadi blunder.
Jadinya adik saya ketika ditanya ya begitu saja. Ditanya di mana, dijawab di suatu tempat. Sampai sekarang saya tidak tahu di mana itu.
Kalau soal Abah menikah lagi?
Kalau itu saya yang menyuruh. Abah waktu itu merasa sangat kehilangan Ibu, sangat kehilangan sekali.
Saya punya pengalaman mertua saya meninggal setelah tiga bulan mertua saya menyusul.
Saya sedih. Kalau sedih terus takut jadi terus-terusan sedih. Jadi saya bicara dengan istri takutnya rekomendasi itu untuk saya (Gus Sauqi lalu tertawa).
Abah ini punya umat dan Beliau harus terus berjuang. Saya bilang ke Abah, "Abah, kalau mau menikah lagi monggo, saya carikan atau cari sendiri. Mau satu atau dua."
Sambil bercanda saya ngomong, "Satu, Pak? Tidak dua?" "Oh, nanti saya seperti pak itu," kata Beliau.
Alhamdulillah akhirnya bertemu karena sudah cocok.
Kita, anak-anak Beliau, berpikir kami tidak ada yang masih kecil lagi, kami semua sudah dewasa. Kami sepakat dulu orangtua yang mengerti kami, sekarang kami yang mengerti orangtua.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/ketua-mui_20170331_213748.jpg)