Pilpres 2019

KH Irfan Yusuf : Prabowo Solat Menghadap Kiblat Bukan Kamera

Sepengetahuannya selama ini, Prabowo tidak pernah mau difoto atau diabadikan bila sedang menunaikan ibadah solat.

Editor: Ardhi Sanjaya
Dok. Tim media pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto bertemu ratusan emak-emak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Talim (FKMT) serta relawan Aliansi Pencerah Indonesia (API). Pertemuan tersebut digelar di kediaman Prabowo, Desa Bojong Koneng, Bukit Hambalang, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, (8/2/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, KH Irfan Yusuf atau yang karib disapa Gus Irfan merasa heran dengan adanya penolakan Takmir Masjid terhadap Prabowo untuk solat Jumat di Masjid Kauman Semarang, Jawa Tengah.

"Kok orang mau ibadah dilarang," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis, (14/2/2019).

Menurut cucu pendiri Nahdatlul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari itu, sangat berlebihan apabila penolakan Prabowo Solat Jumat karena khawatir adanya politisasi atau pencitraan.

Sepengetahuannya selama ini, Prabowo tidak pernah mau difoto atau diabadikan bila sedang menunaikan ibadah solat.

"Pak Prabowo solat menghadap kiblat, bukan kamera, jadi engga perlu khawatir," katanya.

Lagian menurutnya, sangat aneh adanya penolakan terhadap orang yang mau beribadah. Apalagi kepada Prabowo yang selama ini selalu dipertanyakan apakah menjalankan ibadah solat atau tidak.

"Katanya banyak yang tanya Prabowo solat Jumat di mana? Nah ini mau Solat jumat kok engga boleh. Yakinlah nanti solat jumat engga pakai kamera kok," pungkas pengasuh Pondok Pesantren, Al Faroos, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu.

Sebelumnya dilansir dari Tribun Jateng, Ketua Masjid Agung Semarang atau biasa disebut Masjid Kauman, KH Hanief Ismail, menyatakan keberatan adanya rencana Capres 02 Prabowo Subianto jumatan di Masjid Kauman Semarang, Jumat (15/2/2019).

Secara khusus KH Hanief mengontak mantan Komisioner Panwaslu Semarang Mohamad Ichwan menulis keberatannya itu.

Dia juga meminta agar diberitahukan kepada Bawaslu Kota Semarang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Menurut Kiai Hanief, jumatan yang akan diadakan oleh Prabowo itu perbuatan memolitisasi ibadah shalat jumat sekaligus memakai masjid untuk kepentingan politik.

“Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana jumatan Prabowo tersebut.
Tolong sampaikan ke Bawaslu agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum," tutur Kiai Hanief yang juga Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang dalam keterangan pers kepada Tribunjateng.com, Kamis (14/2/2019).

Lebih lanjut Kiai Hanief menjelaskan, pihaknya tidak pernah mendapat surat pemberitahuan dari tim kampanye Prabowo-Sandi maupun dari partai pengusung pasangan capres-cawapres tersebut.

Maka peristiwa akan digelarnya shalat jumat oleh Prabowo dan pendukungnya di Masjid Kauman tidak melibatkan Nadlir atau Takmir Masjid.Secara resmi maupun secara informal, pihak takmir tidak pernah menyetujui atau memberi izin.

“Kami tidak pernah memperoleh surat apa pun dari pihak Pak Prabowo atau partai pengusungnya
Jadi kami tidak terlibat dengan rencana adanya shalat jumat capres tersebut,” tandasnya.

Kiai Hanief menambahkan, pada prinsipnya Takmir Masjid Kauman mempersilakan siapa pun untuk shalat di masjid tersebut.

Pihak takmir membuka lebar-lebar siapa pun muslim untuk beribadah, termasuk shalat jumat.

Namun, pihak takmir keberatan apabila peristiwa shalat itu dipolitisasi.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved