Pilpres 2019
Said Didu Ungkap Tiga Kebohongan Jokowi pada Debat Capres, Iwan Fals : Masa Sih ''Presiden'' Bohong?
Melalui laman Twitternya, Iwan Fals pun menanggapi cuitan perihal kebohongan Jokowi yang didengungkan Said Didu.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Said Didu Ungkap Tiga Kebohongan pada Debat Capres 2019, Iwan Fals : Masa Sih Presiden Bohong
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - "Dalam lingkungan hidup, kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran, hutan, kebakaran lahan gambut. Itu adalah kerja keras kita semua,"
Pernyataan Jokowi perihal hal tersebut dalam Debat Capres semalam, Minggu (17/2/2019) rupanya mengundang tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk dari Said Didu.
Mantan Staf Khusus Menteri ESDM itu pun mengungkap bahwa data yang disampaikan Jokowi itu keliru.
Bahkan melalui cuitannya, Said Didu mengungkap kurang lebih ada tiga kebohongan yang dilantangkan Jokowi saat debat.
Yakni perihal produksi sawit, impor jagung dan data kebakaran hutan di Indonesia.
"Ada beberapa kebohongan dg lantang di kemukakan pada debat capres ke 2.
1) data produksi sawit
2) data impor jagung
3) data kebakaran hutan
Padahal tdk masuk akal patahan tdk mengetahui data yg benar.
Semoga bukan krn terbiasa," tulis Said Didu di laman Twitternya.
Said Didu lantas menambahkan data yang ia miliki guna mencocokkannya dengan pernyataan Jokowi.
• Said Didu Sebut Pertanyaan Unicorn Jokowi Jebakan, Tsamara: Prabowo Gak Tahu Kok Salahin yang Nanya?
Ia bahkan membuat lima poin fakta yang menurutnya bertentangan dengan pernyataan Jokowi.
Data kebohongan presiden @jokowi dlm debat :
1) impor jagung 2018. 180.000 ton - Fakta 700.000 ton
2) produksi sawit : 46 jt ton - fakta 34,5 jt ton
3) tdk ada kebakaran hutan - Fakta 16.100 ha
4) Hukum lungkungan tdk ada - Rp 18,9 t blm bayar
5) impor beras turun - jelas naik
Cuitan berupa kritikan keras dari Said Didu untuk presiden Jokowi itu pun rupanya turut menarik perhatian Iwan Fals.
Melalui laman Twitternya, Iwan Fals pun menanggapi cuitan perihal kebohongan Jokowi yang didengungkan Said Didu.
Kepada Said Didu, Iwan Fals justru mengaku heran.
• Budiman Sudjatmiko Anggap Prabowo Lebih Berhasil Muliakan Jokowi Saat Debat : Terus Aku Kudu Piye?
Bahkan, seolah mempertanyakan, Iwan Fals menyebut soal pernyataan bohong yang konon dilayangkan presiden Jokowi.
Sebab menurutnya, seseorang yang sudah menjadi orang nomor satu tentu sudah melewati serangkaian proses.
Pun mungkin, jika tudingan bohong itu benar, Iwan Fals percaya bahwa hal tersebut untuk kebaikan.
"Masak sih “presiden” bohong, kan sudah melalui proses yg hebat utk menjadi orang nomer 1, atau mungkin seandainya berbohong, itu semua untuk kebaikan barangkali, gimanaaa," kata Iwan Fals.
Lebih lanjut, Iwan Fals pun membuat analogi perihal sikap bohong untuk kebaikan.
• Sempat Buat Prabowo Bingung saat Ditanya Jokowi di Debat, Unicorn Ikut Disinggung Kaesang dan Gibran
Hal itu seolah diumpakan Iwan Fals perihal kebohongan yang konon dilakukan Jokowi.
"Ada lo bohong utk “kebaikan”, suatu ketika si papah baru pulang dari selingkuh, ditanya sama si mamah, pah capek ya, darimana emangnya? Masak dijawab, iya mah capek nih, papah baru pulang dari selingkuh, wah bisa hancur tu rumah (umpama)," sambung Iwan Fals.
CEK FAKTA : Jokowi Sebut Tak Ada Kebakaran Hutan
Calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo, menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.
"Dalam lingkungan hidup, kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran, hutan, kebakaran lahan gambut. Itu adalah kerja keras kita semua," kata Jokowi, dalam debat yang berlangsung Minggu (17/2/2019).
Benarkah pernyataan itu?
Berdasarkan data Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memang terjadi penurunan luas wilayah kebakaran hutan dan lahan.
• Soal Kabar Jokowi Pakai Alat Bantu Komunikasi saat Debat Kedua, Timses Beri Bantahan
Menurut data Sipongo yang merupakan Karhutla Monitoring System, terdapat 14.604,84 hektar lahan yang terbakar pada 2016.
Angka ini kemudian berkurang menjadi 11.127,49 hektar pada 2017 dan 4.666,39 hektar pada 2018.

Data Kementerian LHK, pada 2015 hingga 2017 telah terjadi penurunan jumlah hotspot sebesar 93,6 persen.
Penurunan itu dari 70.961 hotspot pada 2015 menjadi 2.440 hotspot tahun 2017.
Pada 2015, tercatat area terbakar seluas 2.611.411 hektar, kemudian pada 2016 seluas 438.363 hektar, dan pada 2017 seluas 165.484 hektar.
Kemudian, pada 2018 atau empat hari sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 ditemukan titik api terbanyak di Provinsi Riau berjumlah 90 titik.
Selain itu, ada 13 titik di Sumatera Selatan, 27 titik di Bangka Belitung, 22 titik di Sumatera Utara, 10 titik di Sumatera Barat, 4 titik di Provinsi Jambi, dan 3 titik di Lampung.
Adapun, menurut data Kemudian, peneliti dari lembaga lingkungan hidup Auriga, Iqbal Damanik mengatakan bahwa tidak benar kalau tidak ada kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.
"Dalam 2 tahun terakhir terjadi kebakaran dan indikasinya dengan titik panas. Dicatat oleh KLHK, bahwa pada tahun 2017 saja setidaknya 11 ribu hektar masih terindikasi terbakar," ucap Iqbal.
Menurut data Auriga, kebakaran hutan dari tahun ke tahun sebagai berikut:
2015-2016: 261.060 hektar
2016-2017: 14.604 hektar
2017-2018: 11.127 hektar
• Ditanya Wartawan Buku yang Dibawa Saat Debat, Prabowo Subianto Sebut Isinya Soal Kegagalan Negara