Supersemar

Kontroversi Supersemar, Mantan Ajudan Ungkap Kondisi Soekarno yang Merasa 'Dikerjai' Soeharto

Ajudan Soekarno, Sidarto Danusubroto mencerikan kejadian yang dialami Soerkarno pasca turunnya Supersamar

Google images/Nanda
Presiden pertama dan Proklamator RI Ir Soekarno 

Dalam buku Memoar Sidarto Danusubroto Ajudan Bung Karno yang ditulis Asvin Warman Adam, diperkirakan ada sekitar 4.000 anggota pasukan yang dipulangkan ke kesatuan di daerah asalnya.

Tjakrabirawa adalah pasukan pengamanan yang loyal kepada Presiden.

Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966.
Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966. (Kompas.com)

Tak berselang lama, Soeharto juga mengontrol media massa di bawah Pusat Penerangan Angkatan Darat.

Serangkaian langkah yang diambil Soeharto itu membuat Soekarno marah, khususnya dengan pembubaran PKI.

Meski demikian, isu pembubaran PKI adalah salah satu penyebab merosotnya dukungan politik untuk Soekarno.

Mengapa Soekarno tidak mau membubarkan PKI?

Nasakom

Sebab, Soekarno ingin memegang teguh ajaran three in one-nya, yaitu Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme).

Soekarno konsisten sejak 1925 tentang Nasakom. Dalam sebuah pidato, ia menegaskan bahwa "kom" tersebut bukanlah komunisme dalam pengertian sempit, melainkan marxisme atau tepatnya sosialisme.

Dalam kesempatan lain, Soekarno mensinyalir bahwa revolusi Indonesia telah dibelokkan ke kanan.

Padahal, menurut dia, revolusi Indonesia itu pada intinya adalah kiri.

Meskipun demikian, Soekarno bersaksi, "Saya bukan komunis."

Bung Karno dan Soeharto di Istana Bogor
Bung Karno dan Soeharto di Istana Bogor (Istimewa)

Terkait kasus 1965, Soekarno mengetahui bahwa ada oknum PKI yang bersalah.

Namun, ia beranggapan kalau ada tikus yang memakan kue di dalam rumah, jangan sampai rumah itu yang dibakar.

Sidarto menuturkan, Soekarno masih memiliki peluang mengendalikan situasi pasca-Supersemar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved