1000 Tahun Sebelum Charles Darwin, Ilmuwan Muslim Al-Jahiz Temukan Teori Evolusi
1.000 tahun sebelum Charles Charles Darwin, seorang filsuf Muslim bernama Al-Jahiz, telah menulis buku tentang proses evolusi binatang.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Teori evolusi yang dicetuskan ilmuwan asal Inggris, Charles Darwin, adalah salah satu fondasi dasar ilmu pengetahuan modern.
Namun, ternyata teori evolusi Charles Darwin juga memiliki leluhur di khazanah ilmu pengetahuan dunia Islam.
Gagasan yang diajukan Charles Darwin merevolusi pemahaman kita tentang dunia, bahwa makhluk hidup berubah dari waktu ke waktu dalam mekanisme yang disebut seleksi alam.
Melalui bukunya yang terbit tahun 1859, On the Origin of Species, Charles Darwin mendefinisikan evolusi sebagai 'proses munculnya variasi keturunan'.
Charles Darwin merujuk pada ragam spesies dari satu leluhur yang sama.
Sekitar 1.000 tahun sebelum Charles Charles Darwin, seorang filsuf Muslim yang hidup di Irak, Al-Jahiz, telah menulis buku tentang proses evolusi binatang.
• Lowongan Kerja Bank Muamalat, Pendaftaran Dibuka hingga 15 Maret 2019, Cek Persyaratan Disini
• Syahrini Bagikan Video Lamaran, Sambil Menangis Incess Terima Pinangan Reino Barack: Iya Aku Mau
Seleksi Alamiah Al-Jahiz menyebut proses itu sebagai sebuah proses natural.
Nama asli filsuf itu sebenarnya adalah Abu Usman Amr Bahr Alkanani al-Bisri.
Namun sejarah mencatatnya sebagai Al-Jahiz.
Nama harfiah itu berarti seseorang dengan bola mata yang nyaris copot.
Meski nama ini terdengar kasar, tapi ketenaran Al-Jahiz terus hidup dalam bukunya yang berpengaruh, Kitab al-Hayawan (Buku tentang Binatang).
Al-Jahiz lahir tahun 776 di kota Basra, Irak bagian selatan.
Saat itu, gerakan Mutazilah yang mengutamakan akal ketimbang tradisi tengah berkembang di Basra.
Ketika Al-Jahiz lahir, Basra berada di bawah kepemimpinan khalifah Abbasid.
Kala itu, karya ilmiah berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
• Muak Dinyinyirin, Syahrini - Reino Barack Kompak Blokir IG Nikita Mirzani : Apa Salah Nyai?
Polemik tentang agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat yang terjadi pada era tersebut lantas membentuk pola pikir al-Jahiz dan belakangan membantunya mengembangkan gagasan ilmiah.
Kertas yang masa itu diperkenalkan saudagar Cina ke publik Irak turut menggenjot penyebaran gagasan.
Al-Jahiz muda pun kemudian mulai menulis beragam topik.
Ketertarikan al-Jahiz jatuh pada beberapa bidang, dari ilmu alam, geografi, filsafat, bahasa Arab, hingga sastra.
Dia diyakini telah menulis 200 buku selama hidupnya, tapi hanya satu pertiga di antaranya yang kini dapat kita baca.
• Kahiyang Ayu Bikin ART-nya yang Sedang Ultah Tertawa, Keakraban Mereka Hapus Status Pembantu-Majikan
Buku tentang Binatang
Salah satu buku karangan Al-Jahiz paling terkenal ini dirancang sebagai ensiklopedia yang memperkenalkan 350 jenis binatang.
Melalui buku ini, Al-Jahiz mengajukan gagasan yang sangat mirip dengan teori evolusi milik Charles Darwin.
"Binatang bergelut untuk tetap bertahan hidup, menghindari pemangsa, dan untuk berkembang biak," tulis Al-Jahiz.
"Faktor alam mempengaruhi organisme mengembangkan karakteristik baru untuk bertahan hidup. Faktor itu mengubah mereka menjadi spesies baru," lanjutnya.
Al-Jahiz menjelaskan pula dalam bukunya, "Binatang yang berhasil berkembang biak bisa menurunkan karakter itu kepada penerusnya."
• Mulan Jameela, Al Ghazali, dan Dul Jaelani Batal Mengadu ke Komnas HAM
Menurut Al-Jahiz, setiap mahkluk hidup di dunia berada dalam pergulatan terus-menerus untuk bertahan hidup.
Selama itu pula, selalu ada spesies yang lebih kuat dibandingkan yang lain.
Demi bertahan hidup, binatang harus memiliki jiwa kompetitif untuk mendapatkan makanan, mencegah dirinya dimangsa, dan aktif bereproduksi.
Keharusan tersebut secara alami mengubah satu spesies dari satu generasi ke generasi.
Gagasan Al-Jahiz mempengaruhi pemikir Muslim lain yang hidup setelah eranya.
Karya Al-Jahiz dikonsumsi oleh al-Farabi, al-Arabi, al-Biruni, dan Ibn Khaldun.
Melalui beberapa buku yang diterbitkan tahun 1930, bapak spiritual Pakistan, Muhammad Iqbal, yang dikenal luas sebagai Allama Iqbal, menilik peran Al-Jahiz bagi masyarakat.
Iqbal menulis, "Al-Jahiz adalah orang yang menyebut bahwa evolusi yang dialami binatang disebabkan migrasi dan pengaruh lingkungan."
• Beredar Foto Andi Arief Duduk di Balik Jeruji, Guntur Romli Sindir Soal Jenderal Kardus
Teori Mohammed
Kontribusi dunia Islam terhadap teori evolusi bukanlah sesuatu yang tak diketahui para pemikir Eropa abad ke-19.
Faktanya, ilmuwan seangkatan Charles Darwin, William Draper, pernah berbicara tentang teori evolusi Muhammed tahun 1878.
Bagaimanapun, belum ada bukti bahwa Charles Darwin familiar dengan karya al-Jahiz.
Tak ada pula yang mengetahui apakah Charles Darwin memahami bahasa Arab.
Penyelidik alam asal Inggris itu berhak menerima reputasi sebagai ilmuwan yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelah dan meneliti alam.
Charles Darwin juga layak diakui sebagai penemu teori yang belum pernah ada sebelumnya, yang rincian dan kejelasannya mengubah cara kita memandang dunia.
Namun wartawan bidang ilmu pengetahuan, Ehsan Masood, yang membuat serial dokumenter untuk Radio BBC berjudul Islam and Science, menyebut kita harus mengingat orang-orang yang juga berkontribusi pada gagasan evolusi.
• 6 Fakta Penangkapan Andi Arief, Diduga Buang Alat Bukti hingga Ditangkap Bersama Wanita di Hotel
Kreasionisme
Massod berkata, teori kreasionisme yang menentang gagasan evolusi tidak muncul pada abad ke-9 di Irak, ketika Baghdad dan Basra merupakan pusat ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam.
"Ilmuwan tidak menghabiskan waktu berjam-jam menguji kitab-kitab wahyu dan membandingkannya dengan pengetahuan empiris tentang alam," tulis Massod dalam koran Inggris, The Guardian.
"Sebaliknya, ilmuwan keluar rumah dan berusaha menemukan hal-hal itu dengan mata dan tangan mereka sendiri," lanjut Massod.
Pada akhirnya, pencarian ilmu pengetahuanlah yang membawa Al-Jahiz kepada kematiannya sendiri.
Ada suatu cerita bahwa saat berusia 92 tahun, dia berusaha meraih buku di atas lemari.
Namun lemari itu justru jatuh menimpa Al-Jahiz.
Ketika itu pulalah, kehidupan filsuf Muslim itu berakhir.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Islam Temukan Teori Evolusi 1.000 Tahun Sebelum Charles Charles Darwin"