Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Fahri Hamzah Kirim Foto Prabowo Berkarier di TNI, Yunarto: Kirim Juga Gimana Dia Berakhir di Militer

Menurut Fahri Hamzah, jiwa pancasila dan menjaga NKRI bagi Prabowo Subianto tak perlu diragukan dan bisa dilihat di foto tersebut.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
KOlase Twitter Fahri Hamzah dan Yunarto Wijaya
Fahri Hamzah dan Yunarto Wijaya 

Fahri Hamzah Unggah Foto-foto Prabowo Saat Jaga NKRI, Yunarto Wijaya : Kirim Juga Dong Gimana Dia Berakhir di Militer

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah membagikan foto-foto capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat berkarier di militer.

Menurut Fahri Hamzah, siapapun yang mengaku menjaga pancasila dan NKRI, harusnya melihat foto-foto Prabowo Subianto tersebut.

Namun, postingan itu disindir oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, yang menanyakan foto berakhirnya karier Prabowo Subianto di militer.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Twitter @Fahrihamzah, Senin (1/5/2019), ia membagikan foto-foto Prabowo Subianto saat masih mengenakan seragam TNI.

Di foto itu, ada foto Prabowo Subianto sedang berdiri dan disambut para pasukannya sambil mengangkat senjata.

Kemudian ada foto Prabowo Subianto digendong para anggota TNI sambil mengangkat senjata juga.

Lalu foto Prabowo Subianto sepertinya sedang di wilayah perbatasan mengamankan negara.

Setelah itu ada juga foto Prabowo Subianto mengenakan seragam kebanggaannya.

Ia kemudian menyindir pihak yang mengaku akan menjaga pancasila dan NKRI, kemudian yang mengaku paling pancasila.

Ramalan Zodiak Hari Ini 1 April 2019 - Aquarius dan Sagitarius Bakal Dapat Kejutan Tak Terduga !

Debat Capres 2019 - Video Saat Prabowo Marah Sampai Tunjuk Orang yang Tertawa : Lucu Ya ?

Fahri Hamzah mengirimkan foto-foto itu untuk orang-orang tersebut dan menyebutnya dengan istilah gembel yang mengaku akan menjaga pancasila dan NKRI.

"Buat gembel2 yang mengaku akan menjaga pancasila dan NKRI...

mengaku paling Pancasilais dan membela merah putih...

kukirimkan gambar2 ini...untukmu. Biar jelas aja," tulisnya.

Namun, postingan Fahri Hamzah itu ditanggapi oleh Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya menanyakan gambar bagaimana Prabowo Subianto berakhir kariernya di militer.

Polemik Cap Jempol di 400 ribu Amplop Serangan Fajar, Fahri Hamzah : Benarkah Ada Foto Capres ?

Atau, kata dia, saat Prabowo Subianto di Yordania.

"Kirim dong gambar gimana dia berakhir kariernya di militer, atau ketika dia ke jordania, lalu kita definisikan ulang apa itu gembel demokrasi...," tulisnya.

Dilansir dari Wikipedia, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Mei 1998.

Penggantinya, BJ Habibie, dilantik pada hari yang sama.

Pada siang harinya, Prabowo Subianto menemui Habibie dan meminta agar dirinya ditunjuk sebagai Panglima ABRI menggantikan Wiranto.

Fahri Hamzah Ceritakan Suasana di Bandara Lombok Saat Prabowo Tiba : Ruang VIP Jebol

Momen Lucu Saat Penutupan Debat Capres Keempat, Tunjukkan Persahabatan Prabowo dan Jokowi Penuh Tawa

Justru, Habibie memberhentikan Prabowo Subianti dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.

Prabowo Subianto yang berang mendatangi Istana Negara, namun dihalangi untuk bertemu presiden.

Ia kemudian memerintahkan agar istana dikelilingi oleh tank dan serdadu Kostrad.

Prabowo Subianto digantikan oleh Jenderal Johny Lumintang, yang hanya menjabat selama tujuh belas jam sebelum digantikan oleh Letnan Jenderal Djamari Chaniago.

Setelah diberhentikan, Prabowo Subiantp menemui ayah mertuanya Soeharto, yang justru tidak mendukungnya.

Ia akhirnya menerima penugasan sebagai komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung, menggantikan Letnan Jenderal Arie J. Kumaat.

Pada 14 Juli 1998, Panglima ABRI membentuk sebuah Dewan Kehormatan Perwira yang diketuai oleh Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo dan dianggotai oleh enam orang letnan jenderal: Fachrul Razi (wakil ketua), Djamari Chaniago (sekretaris), Arie J. Kumaat, Agum Gumelar, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Yusuf Kartanegara.

Dewan ini memeriksa Prabowo Subianto dalam tujuh butir tuduhan; salah satunya adalah "sengaja melakukan kesalahan dalam analisa tugas", "melaksanakan dan mengendalikan operasi dalam rangka stabilitas nasional yang bukan menjadi wewenangnya tetapi menjadi wewenang Pangab", "tidak melibatkan staf organik dalam prosedur staf, pengendalian dan pengawasan", dan "sering ke luar negeri tanpa ijin dari Kasad ataupun Pangab".

BPN Berkomitmen Prabowo-Sandiaga Menjaga dan Merawat Pancasila

Mengenal Didit Hediprasetyo Putra Tunggal Prabowo, Satu-satunya Desainer Indonesia yang Diakui Vogue

Selama persidangan, Prabowo Subianto mengklaim dirinya sebagai seorang tawanan perang yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa dan kerap menggunakan haknya untuk tidak bicara, sehingga membuat frustrasi para anggota dewan yang sudah harus memakai rompi antipeluru.

Sebagai seorang perwira tinggi militer, Prabowo Subianto diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer.

Dalam putusannya, DKP memutuskan ia bersalah melakukan tindak pidana "ketidakpatuhan" (pasal 103 KUHPM); "memerintahkan perampasan kemerdekaan orang lain" (pasal 55 (1) ke-2 KUHPM dan pasal 333 KUHP); dan penculikan (pasal 55 (1) ke-2 dan pasal 328 KUHP).

Menurut Fahrul Razi, dewan tersebut pada awalnya ingin menggunakan kata "pemecatan" pada putusan akhirnya.

Namun, mempertimbangkan status Prabowo sebagai menantu dari mantan presiden, DKP akhirnya menggunakan kata "pemberhentian dari dinas keprajuritan".

Pemberhentian Prabowo dari dinas militer menimbulkan kontroversi pada saat pemilihan umum 2009, apabila politisi Gerindra Fadli Zon membantah bahwa Prabowo dipecat, melainkan "diberhentikan dengan hormat".

Setelah diberhentikan dari dinas militer, Prabowo Subianto menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa.

Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat.

Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak pada sektor-sektor yang berbeda.

Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Selain itu, ia juga aktif sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved