Breaking News

Di Depan Ribuan Ulama, Yusril Blak-blakan Bahas Konflik dengan Habib Rizieq Shihab Soal Prabowo

Penjelasan Yusril secara gamblang tentang konflik dengan Habib Rizieq Shihab itu diminta untuk disampaikan kepada ribuan Ulama dan kiai

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
kolase Tribunnews
Habieb Rizieq Shihab dan Yusril Ihza Mahendra 

"Saya sama sekali tidak menilai kadar keIslaman seseorang karena hal itu adalah kewenangan Allah SWT untuk menilainya," ucap Yusril Ihza Mahendra.

"Saya juga tidak punya track record lakukan kebohongan publik maupun terhadap orang perorangan," imbuhnya.

Kemudian Yusril Ihza Mahendra pun menolak dicap sebagai pengkhianat. Baginya, Habib Rizieq sama sekali belum pernah memberi amanat kepadanya.

"Rizieq tidak pernah memberi amanat apapun kepada saya terkait dengan Pilpres ini. Jadi apa yang saya khianati?," katanya.

Lantas kemudian Yusril Ihza Mahendra bercerita bertahun-tahun menulis pidato dan surat-surat Presiden Soeharto tanpa sekali pun berbuat khianat.

Sebagai staf Mohammad Natsir, Yusril Ihza Mahendra juga sering menyiapkan surat-surat dan naskah-naskah untuk ditandatangani Mohammad Natsir tanpa cacat dan cela.

"Atas dasar apa Habib Rizieq menuduh saya pengkhianat. Apakah karena saya beda pilihan capres dengan beliau, lantas saya dituduh pengkhianat?," tuturnya.

"Saya sebelumnya juga tidak pernah menyatakan mendukung Prabowo sehingga, kalau saya memutuskan mendukung Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin, apakah saya berkhianat sama Habib Rizieq atau berkhianat pada Prabowo?," ujar Yusril Ihza Mahendra.

Akhirnya, Yusril Ihza Mahendra nengungkapkan alasan dirinya dan PBB memutuskan memilih Jokowi-Kiai Ma'ruf, bukan Prabowo-Sandiaga Uno.

Komentari Kasus Audrey Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA, Mahfud MD: Tak Ada Damai Atau Maaf !

Sekjen DPR Mangkir Lagi dari Pemeriksaan KPK Soal Kasus Romahurmuziy

Dirinya berpendapat, dalam situasi Indonesia sekarang, sangat perlu Ulama tampil memimpin.

Ia mengatakan sependapat dengan hasil Ijtimak Ulama I, yang memutuskan mendukung Prabowo Subianto dan mengusulkan dua nama sebagai kandidat cawapres, yakni Ustaz Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Al-Jufri.

"Tetapi karena Prabowo memilih Sandi, yang bukan Ulama, saya jadi bertanya-tanya. Ketika Ijtimak Ulama II melegitimasi pilihan Prabowo terhadap Sandi, saya mulai berpikir lain. Sementara di sisi lain, Jokowi yang tidak diminta siapa pun untuk memilih Ulama sebagai wakilnya, malah memilih Kiai Ma'ruf Amin, Ketua Umum MUI dan Rais Aam PBNU. Nah, siapa di antara kita yang meragukan keulamaan Kiai Ma'ruf?" tanya Yusril Ihza Mahendra.

Atas dasar itulah akhirnya Yusril Ihza Mahendra dan PBB memutuskan mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

"Kalau nanti Jokowi terpilih lagi sebagai presiden, otomatis Kiai Ma'ruf akan mendampingi dan mengawal kebijakan-kebijakan Jokowi agar tidak menabrak Islam dan umat Islam," pungkas Yusril Ihza Mahendra.

Polisi Kumpulkan Bukti dan Cari Keterangan Saksi Ungkap Kasus Penculikan Anak di Bekasi

TNI Akan Bersikap Netral di Pemilu 2019, Prabowo Subianto: Saya Terima Kasih Sebagai Senior TNI

Saling bantah

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved