Pembunuhan Guru Honorer
Pelaku Mutilasi Guru Honorer Menangis, Ternyata Korban Marah Tak Diberi Uang Usai Berhubungan Badan
Rupanya sebelum memutilasi korban, pelaku sempat berhubungan intim dengan korban di TKP. Namun korban marah karena tak diberi uang oleh pelaku.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Pelaku Mutilasi Guru Honorer Menangis, Ternyata Korban Marah Tak Diberi Uang Usai Berhubungan Badan
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Fakta-fakta mengejutkan dari kasus pembunuhan guru honorer di Kediri Jawa Timur mulai terungkap.
Rupanya, pelaku Aris Sugianto sempat cekcok dengan korban Budi Hartanto di warung nasi goreng miliknya sebelum insiden pembuhunan itu terjadi.
Saat sedang cekcok itu, rekan pelaku yakni Azis mencoba menasihati korban agar tidak terlalu ribut karena kondisi sudah malam.
Namun, korban malah menampar Azis, dan terjadilah perkelahian antara korban dengan Azis yang mengakibatkan pertumpahan darah.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, ternyata sebelum memutilasi korban, Aris Sugianto sempat berhubungan badan dengan korban di warung tersebut.
Namun, ada hal yang memicu korban sampai marah besar kepada pelaku.
Korban rupanya marah karena pelaku tidak memberikan uang kepada korban.
Padahal, biasanya pelaku selalu memberi uang kepada korbannya usai berhubungan badan.
Namun pelaku mengaku malam itu sedang tidak membawa uang.
Korban pun marah-marah dan berteriak di warung tersebut, hingga harus diredakan oleh rekan pelaku, yakni Azis.
Wakapolda Jawa Timur Brigjen Toni Harmanto, peristiwa pembunuhan itu terjadi sehari sebelum jenazah Budi Hartanto ditemukan di Blitar.
• Kronologi Pembunuhan Guru Honorer, Korban Marah karena Tak Diberi Uang Usai Berhubungan Badan
• Pelaku Mutilasi Guru Honorer Menangis : Saya Menyesal, Saya Khilaf
"Di tempat itu, pelaku dan korban melakukan hubungan badan sesama jenis alias gay," katanya kepada wartawan, Senin (15/4/2019).
Usai berhubungan badan, pelaku biasanya memberikan sejumlah uang kepada korbannya.
Namun saat itu, dia sedang tidak membawa uang.
Korban lalu marah-marah dan emosi.
Azis, teman pelaku yang saat itu juga berada di warung mengingatkan korban untuk tidak tidak gaduh karena waktu sudah malam.
"Korban tidak mengindahkan peringatan Azis, namun malah menampar Azis. Azis pun balas menampar korban," jelasnya.
Korban emosi lalu mengambil parang untuk melukai Azis, namun berhasil ditepis.
Parang lalu direbut oleh Azis dan disabetkan ke tubuh korban berkali-kali mengenai punggung dan leher korban, korban pun meninggal di lokasi.
Aris Sugianto dan Azis pun panik dan berencana membuang korban untuk menghilangkan jejak.
Muncul inisiatif korban dimasukkan ke koper.
Namun karena tidak muat, keduanya lalu memotong leher korban.
"Potongan kepala dan leher dibuang di lokasi yang berbeda untuk menghilangkan jejak," terangnya.
Keesokan harinya, koper berisi jenazah pria yang juga pemilik sanggar tari dan guru tari honorer di Kabupaten Kediri itu ditemukan pencari rumput di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur.
Aris Sugianto dan Azis diamankan polisi 10 hari kemudian. Aris diamankan di Jakarta, sementara Azis diamankan di Kediri.
• Kisah John Kei yang Kini Berubah, Akui Takut Setan dan Pernah Dapat Bisikan Ajakan Untuk Bunuh Diri
• Pengakuan Wanita Berkerudung Merah yang Diduga Penculik Balita di Bekasi, Korban Masih Trauma
Pelaku Menangis

Aris Sugianto, salah satu pelaku pembunuhan menangis di hadapan para wartawan peliput.
"Saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga korban, saya khilaf," kata Aris Sugianto didampingi Azis Prakoso, pria yang juga ikut membunuh Budi Hartanto, seorang guru tari honorer Pemkab Kediri.
Aris Sugianto juga berjanji akan mendoakan korban diampuni dosa-dosanya.
"Saya di sini hanya bisa berdoa agar almarhum diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang yang beriman," ucapnya sambil sesenggukan.
Dalam rilis kasus tersebut, kedua pelaku yakni Azis dan Aris ditunjukkan kepada wartawan.
Keduanya mengenakan baju tahanan dan dalam kondisi diborgol.
Azis diketahui adalah pria berusia 23 tahun, warga Jalan Merak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Sementara Aris yang berusia 34 tahun itu tercatat sebagai warga Desa Mangunan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
• Misteri Jeritan Pelaku Mutilasi Guru Honorer di Tengah Malam, Warung Nasi Gorengnya Berubah Angker
• Pembunuh Guru Honorer Ungkap Mutilasi Korban Secara Bergantian, Begini Ekspresinya Saat Diinterogasi
Warung Berubah Jadi Angker
Usai membunuh dan memutilasi korban, Budi Hartanto, pelaku rupanya sempat menjerit di tengah malam.
Jeritan pelaku pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto di warung nasi goreng miliknya sempat menghebohnya warga.
Teriakan Aris Suagiarto alias As yang merupakan salah seorang tersangka didengar keras warga pasaca ditemukannya jasad tanpa kepala seorang guru honorer Budi Hartanto.
As diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Namun, warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.
Menurut warga, pelaku mengalami ketakutan saat berada di dalam warung nasi gorengnya.
Warung nasi goreng yang di kelola oleh tersangka ini mendadak angker.
Sebab, jerita ketakutan itu bukan hanya sehari, namun selama tiga hari berturut-turt pasca ditemukannya jasad korban yang ditemukan tanpa kepala
Bahkan, pelaku mengaku badannya merasa berat seperti ada yang menindihnya.
Salah seroang warga, Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit -jerit ketakutan pada malam hari.
Jerita itu terdengar selang beberapa hari ramai kabar ada seorang guru honorer yang dimutilasi.
"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada temannya.
• Usai Mutilasi Guru Honorer, Pelaku Mengaku Jual Koper Ibu Rp 200Ribu, Malamnya Ketakutan Lihat Arwah
• Polisi Bongkar Kisah Asmara Guru Honorer dengan Pelaku Pembunuhan, Tak Sekedar Teman Spesial
Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan dilansir TribunnewsBogor.com dari SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).
Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.
Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.
Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.
Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.
Pertanyaan itu dijawab oleh pelaku yang mengaku pundaknya seperti kejatuhan kayu.
"Saat mencuci piring saya tanya, ada apa tadi malam jerit-jerit ketakutan ?
Dia menjawab kaget karena pundaknya seperti kejatuhan kayu yang berat," ungkapnya.
Kejadian pelaku yang menjerit-jerit ini berlangsung sekitar tiga hari pascapenemuan mayat Budi Hartanto, guru honorer dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sejak kejadian itu, warung nasi goreng yang dikelola Aris kemudian tutup.
Usaha warung nasi goreng di Desa Sambi baru sekitar 10 hari.
Sehingga warga belum banyak yang mengetahui identitasnya.
Termasuk Sujilah yang rumahnya bersebelahan malahan mengaku belum kenal namanya.