Bayi Umur 4 Bulan Diajak Bunuh Diri Bareng Ibu Kandungnya, Jasad Korban Ditemukan Penambang Pasir
Sang ibu lompat dari atas jembatan tidak sendirian, namun bersama bayinya yang masih berusia 4 bulan.
Bayi Umur 4 Bulan Diajak Bunuh Diri Bareng Ibu Kandungnya, Jasad Korban Ditemukan Penambang Pasir
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nasib nahas menimpa YS bayi berumur 4 bulan yang diajak bunuh diri oleh ibu kandungnya sendiri.
Jasad YS baru ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada Senin (29/4/2019).
Jasad bayi malang itu sempat hanyut di aliran sungai Serayu, Desa Kesugihan Kidul, Cilacap.
Sementara itu, sang ibu yakni Septian Prihapsari (30) jasadnya ditetemukan lebih dulu dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Sang ibu Septian Prihapsari terjun dari Jembatan Maos Sungai Serayu, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap pada Sabtu (27/4/2018) lalu.
• Video Kapal Perang Indonesia Ditabrak Kapal Vietnam, Awak Kapal Lari dan Acungkan Senjata
Sang ibu lompat dari atas jembatan tidak sendirian, namun bersama bayinya yang masih berusia 4 bulan.
Jasad Septian Prihapsari ditemukan tim SAR disekitar Jembatan Penggalang, Kecamatan Adipala, Cilacap.

Saat ini kedua jenazah antara ibu dan anak sudah dipersatukan kembali.
Seluruh keluarga dan kerabat menyambut dengan isak tangis dan duka.
Mereka tidak menyangka bahwa kabar seorang wanita bunuh diri dengan anaknya adalah Septiana Prihapsari dan anaknya yang masih balita.
• Usai Melahirkan Sendiri, Siswi SMA Nekat Buang Bayinya karena Malu Hamil di Luar Nikah
Jasad bayi bernama Yunus Permana (4 bulan) itu ditemukan terhanyut di Sungai Serayu, Desa Kesugihan Kidul.
Lokasi penemuannya tepatnya berada di muara Sungai Serayu, Depo Pasir Winong yang kurang lebih berjarak 5 kilometer dari tempat lokasi kejadian.
Pada saat ditemukan kondisi jasad bayi masih mengenakan pakaiannya yang bergambar beruang.
Menurut penuturan dari Syaiful Anwar dari humas SAR Cilacap, jasad bayi ditemukan oleh seorang penambang pasir.
"Informasi penemuan berasal dari seorang penambang pasir yang menemukan jasad bayi.
Sementara itu, Ikhsan Juwadi selaku Ketua RT 2 RW 4 Desa Karangreja, Kecamatan Maos mengungkapkan tingkah laku korban sebelum kejadian.
"Semenjak mengandung dia memang terlihat menjadi pendiam. Jarang keluar rumah dan bertemu warga. Ketika ditanya dia hanya diam seperti orang bingung," ungkap Ikhsan Juwadi dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jateng, Sabtu (27/4/2019).

Menurutnya, semenjak kecil ibu korban memang dikenal sebagai pribadi yang pendiam.
Tetapi ketika melahirkan anaknya yang kedua ini, dia menjadi terlihat lebih murung.
"Anaknya yang masih balita 4 bulan adalah hasil perkawinannya dengan suami yang ke-2.
Mereka dikarunia anak setelah 2 tahun menikah," ungkap Ikhsan.
Menurutnya, hubungan korban dengan sang suami sejauh ini yang ia tahu baik-baik saja.
"Terkait hubungannya dengan suami, sampai sejauh ini tidak ada permasalahan yang menunjukan keduanya cekcok atau bertengkar. Ibunda Septiana hanya bercerita anaknya sering murung dan pendiam," papar Ikhsan.
• Diduga Diberi Bubur Pisang Oleh Neneknya, Bayi Berusia 10 Hari Ini Alami Pendarahan Hingga Meninggal
Pengakuan berbeda diungkapkan oleh Basuki, mantan Kades Karangreja.
Menurutnya, Septiana Prihapsari bertingkah aneh selepas melahirkan.
"Dia memang terlihat aneh selepas melahirkan. Dia sering pergi-pergi bersama anaknya sendiri. Sempat tidak pulang-pulang tapi akhirnya bisa diketemukan dan kembali ke rumah," ujar Basuki.
Menurut penuturan Kustiono (ayah korban) Septiana Prihapsari mengalami syndrom baby blues.
Setelah melahirkan, koran menjadi merasa sangat sedih di hari-hari setelah bayinya dilahirkan.
Dia menjadi mudah menangis, mudah tersinggung, seperti orang tertekan.