Pilpres 2019

TERBARU Real Count Pilpres Data Masuk 50.28% Versi KPU : Jokowi-Maruf 56.23% , Prabowo-Sandi 43.77%

Berikut data perolehan suara Real Count kedua pasangan calon dari 34 provinsi dan luar negeri yang dilansir TribunnewsBogor.com

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/
TERBARU Real Count Pilpres Data Masuk 50.28% Versi KPU : Jokowi-Maruf 56.23% , Prabowo-Sandi 43.77% 

TERBARU Real Count Pilpres Data Masuk 50.28% Versi KPU : Jokowi-Maruf 56.23% , Prabowo-Sandi 43.77%

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - TERBARU pagi ini pukul 09.30 WIB hasil Real Count Pilpres 2019 29 April 2019 yang tercantum di KPU tercatat data masuk mencapai 50.28%.

Terbaru hasil Real Count perhitungan dari KPU menunjukkan angka yang merepresentasikan pilihan rakyat Indonesia kepada kedua paslon, Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Capaian yang diraih Paslon 01 Jokowi dan Maruf Amin dihitung per tanggal 29 April 2019 pukul 09.30 WIB sebesar 56.23%.

Perolehan Real Count yang didapat Jokowi dan Maruf Amin tercatat sebesar 43.231.756.

Sementara capaian yang diraih paslon 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dihitung per tanggal 29 April 2019 pukul 09.30 WIB sebesar 43.77%.

Perolehan Real Count yang didapat Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mencapai 33.647.758.

Berikut data perolehan suara Real Count kedua pasangan calon dari 34 provinsi dan luar negeri yang dilansir TribunnewsBogor.com dari laman pemilu2019.kpu.go.id:

TERBARU Real Count Pilpres Data Masuk 50.28% Versi KPU : Jokowi-Maruf 56.23% , Prabowo-Sandi 43.77%
TERBARU Real Count Pilpres Data Masuk 50.28% Versi KPU : Jokowi-Maruf 56.23% , Prabowo-Sandi 43.77% (https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/)

 

VIDEO Jokowi Tertawa saat Diberi Hormat Siap Presiden oleh Timses, Adian Napitupulu Jadi Pelopor

Para Menteri Kabinet Jokowi-Maruf Amin

Beberapa nama yang masuk dalam daftar kabinet tersebut adalah para tokoh yang turut mendukung dan memenangkan Jokowi-Amien.

Antara lain Erick Thohir, Mahfud MD, Yenny Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Rosan Roeslani, Abdul Kadir Karding dan sebagainya.

Sebagian besar nama yang beredar viral tersebut tak lain masih wajah lama yakni menteri era Jokowi-Jusuf Kalla.

Tribunnews.com berusaha mengonfirmasi beberapa nama yang muncul dalam daftar viral kabinet Jokowi-Maruf Amin tersebut.

Khususnya ke para menteri yang kini masih menjabat.

Budi Karya Sumadi

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) meninjau puing pesawat Lion Air JT 61O dan barang yang ditemukan di posko Basarnas, Terminal JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10/2018). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) meninjau puing pesawat Lion Air JT 61O dan barang yang ditemukan di posko Basarnas, Terminal JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10/2018). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi soal kemungkinan dirinya terpilih kembali menjadi menteri dalam jajaran kabinet Joko Widodo.

Saat dilontarkan pertanyaan tersebut, Budi sontak tertawa sambil berjalan menuju lift.

Dia mengaku tak ingin berkomentar terkait perandaian itu, dan hanya menyerahkannnya ke sang kuasa.

"Saya no comment. Itu jalan Allah sajalah," kata Budi saat ditemui di Hotel JS Luwangsa, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Reino Barack Sebut Alasannya Putus dengan Luna Maya Karena Masalah Hukum, Suami Syahrini : Ada Saksi

Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu pun tidak menjawab ketika ditanya bersedia atau tidak untuk mengemban jabatan menteri kembali.

"Pokoknya jalan Allah saja," ucapnya lagi.

Selain itu, Budi Karya mengaku belum mendapat permintaan agar jadi menteri lagi dari Jokowi.

"Belum, belum (dapat informasi dari presiden). Sudah ya terima kasih," ujar dia sambil tersenyum.

Yasonna Laoly

enteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kanan) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono (kiri) menggelar konferensi pers di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (27/7/2018).(KOMPAS.com/Iqbal Fahmi)
enteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kanan) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono (kiri) menggelar konferensi pers di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (27/7/2018).(KOMPAS.com/Iqbal Fahmi) (Kompas.com)

Menkumham Yasonna Laoly, menanggapi ringan pertanyaan wartawan soal kemungkinan ditawari lagi untuk menjadi menteri jika Joko Widodo (Jokowi) terpilih kembali menjadi presiden.

Yasonna hanya tertawa saat ditanyakan kemungkinan tersebut oleh awak media. Politikus PDI Perjuangan ini hanya menyebut singkat bahwa keputusan itu masih belum terjadi.

 

"Itu nanti," tutur Yasonna di di Lapas Narkotika Klas IIA Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (27/4/2019).

Yasonna langsung masuk ke dalam mobil dinasnya tanpa memberikan keterangan lanjutan kepada awak media.

Nila Moeloek

Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8/2016)
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8/2016) (KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

Nila Moeleok yang kini bertugas menjadi Menteri Kesehatan mengaku sangat senang dengan profesi yang sedang dijalankannya ini.

“Untuk pekerjaannya saya senang, bagus sekali sebagai menteri ya,” ungkap Nila Moeleok saat ditemui di Rumah Berdaya, Bali, Rabu (25/4/2019).

Tanggapi Soal Isu PAN Berpaling, Sandiaga : Koalisi Kita Solid, Adil Makmur

Lalu apakah Nila Moeleok akan menerima jikalau nanti Jokowi kembali memimpin Indonesia dan memintanya menjadi kesehatan lagi?

Dari jawaban Nila Moeloek tersirat kalau ia tidak ingin lagi menjadi Menteri Kesehatan di periode berikutnya.

“(Hahaha) gantian kali ya. Mungkin ada orang yang lebih baik lagi kan bisa (haha),” ungkap Nila Moeleok saat ditemui di Rumah Berdaya Bali, Rabu (25/4/2019) lalu.

Jika tidak menjadi menteri Nila Moeleok berencana kembali mengajar kembali, mengingat ia juga berprofesi sebagai dosen.

“Saya kan dosen yaa barangkali bisa kembali ke dosen ya,” ujar Nila Moeleok.

Keinginannya kembali mengajar sesuai dengan prinsip hidupnya yang ingin terus membantu orang banyak, yang juga banyak teralisasikan saat ia menjadi Menteri Kesehatan.

 

“Membantu orang dalam jumlah banyak prinsip hidup saya, artinya mari kita selalu memberi dalam hal sekecil apapun, sekarang kita bisa membeli lebih besar artinya seperti ini kan bagus sekali,” tutur Nila Moeleok.

Melihat masyarakat yang sembuh sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik pun menjadi kepuasaan bagi Nila Moeleok saat menjalani tugasnya jadi Menteri Kesehatan.

“Kalau ini bisa bergulir kita bisa lebih menolong orang-orang, yang terbuangkan mereka bisa sembuh, bisa berdaya, bisa berhasil dan sebagainya,” pungkas Nila Moeleok.

Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diwawancarai saat meninjau wilayah pesisir Banten yang terdampak tsunami menggunakan pesawat Cesna 208B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air(KOMPAS.com/Rakhmat Nur Hakim)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diwawancarai saat meninjau wilayah pesisir Banten yang terdampak tsunami menggunakan pesawat Cesna 208B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air(KOMPAS.com/Rakhmat Nur Hakim) (Kompas.com)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti hadir menjadi narasumber talkshow bertema: Perempuan Bisa Apa Dalam Mencegah Korupsi, Kekuatan Perubahan Inspirasi Perubahan.

Acara yang digelar Jumat (26/4/2019) di Gedung Lama KPK, Kav C1, Kuningan, Jakarta Selatan ini digelar dalam rangka perayaan HUT ke-5 gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) Sekaligus perayaan ‎Hari Kartini.

Di kesempatan tersebut, Menteri Susi ‎mengungkapkan akan sangat baik jika dunia memberikan kesempatan pada perempuan.

Dia meyakini, di tangan kaum perempuan, dunia bakal menjadi lebih baik.

"Data dari Bank Dunia, survei di 150 negara, didapatkan wanita lebih bisa dipercaya dari pada laki-laki. Ini karena wanita kerjanya itu lebih baik dan peduli.‎ Keadaan ini tidak menutup adanya pelaku korupsi wanita, tapi kan presentasinya kecil," ungkap Menteri Susi.

Menteri Susi juga bicara soal kontribusi perempuan di Parlemen yang masih sangat minim.

Di beberapa negara seperti Jerman, angka representasi perempuan di Parlemen Jerman jauh lebih tinggi dari pada di Indonesia.

Dia meyakini Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang sama untuk mewujudkan kontribusi perempuan di parlemen.

Mahfud MD Sebut Kemenangan Jokowi Sulit Dibalik, Fadli Zon Bantah, Yunarto Wijaya : Mending Jelasin

Seperti diketahui, UU No 2 tahun 2008 memuat kebijakan yang mengharuskan partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30 persen dalam pendirian maupun dalam kepengurusan di tingkat pusat.

"Melihat beberapa penelitian, mestinya pemerintah buat Undang-Undang yang lebih memberikan posisi pada perempuan. Tidak tertutup ada oknum perempuan jadi pelaku korupsi tapi ratenya jauh," kata Menteri Susi.

"‎Di Parlemen 30 persen wanita mungkin harus ditambah karena Parlemen itu penting. Pak Jokowi kalau perlu tambah, kan menteri perempuannya dulu 9, lalu jadi 8. Kalau perlu jadi 15, ditambah lagi," pinta Menteri Susi yang disambut tepuk tangan oleh narasumber lain dan peserta talkshow.

"Prosentase wanita di Polandia, menteri perempuan itu lebih dari 40 persen dan saya lihat itu lebih baik. Saya pun jadi Menteri Kelautan dan Perikanan, saya mudah kerja sama dengan jenderal-jenderal seperti Panglima TNI dan Kapolri," tambah Menteri Susi.

Yenny Wahid

Yenny Wahid saat menghadiri acara relawan Jokowi-Maruf Amin di SICC Bogor, Minggu (24/2/2019)
Yenny Wahid saat menghadiri acara relawan Jokowi-Maruf Amin di SICC Bogor, Minggu (24/2/2019) (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Sebelumnya, Ketua Hubungan Luar Negeri PP Muslimat NU Yenny Wahid yang juga menjadi narasumber mengatakan seorang perempuan terlebih ibu punya hak luar biasa untuk menularkan nilai-nilai kebaikan pada anak.

‎Terlebih lagi dalam banyak penelitian, diungkap Yenny, ada korelasi langsung antara keterlibatan perempuan dengan tingkat korupsi rendah.

"Perempuan punya kemampuan lebih untuk memerangi korupsi. Perempuan harus aktif jadi agen perubahan. Ini terlibat betul efek luar biasa dari perempuan," tambah Yenny Wahid.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved