Pilpres 2019

Mahfud MD Emosional Disebut Radikal : Saya Juga Garis Keras dan Itu Bagus

Mahfud MD membuat klarifikasi soal sebutan garis kera kepada beberapa daerah, ia pun menyebut kalau garis keras itu bagus.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Youtube/TV One
Mahfud MD klarifikasi soal garis keras 

Mahfud MD Emosional Disebut Radikal : Saya Juga Garis Keras dan Itu Bagus

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengklarifikasi pernyataannya soal istilah 'garis keras' yang ramai dibicarakan di media sosial.

Pernyataan Mahfud MD yang membuat heboh yakni menyebut beberapa provinsi yang jadi lokasi kemenangan Prabowo-Sandi sebagai daerah garis keras.

Atas pernyataannya itu, Mahfud MD dituntut untuk meminta maaf kepada beberapa daerah yang ia sebut garis keras tersebut.

Mahfud MD pun membuat klarifikasi soal tututan permintaan maaf tersebut, dan menjelaskan soal garis keras yang ia maksud.

Ia menjelaskan, daerah yang ia sebut sebagai garis keras itu yakni tempat yang dulunya jadi tempat panas dalam keagamaan.

"Daerah yang dulunya garis keras untuk agama, untuk itu mereka harus dirangkul dalam rangka bersatu, agar tidak terjadi pembelahan berdasar agama," jelas Mahfud MD dilansir dalam tayangan Kabar Petang di Youtube TV One, Senin (29/4/2019).

Namun, Mahfud MD menegaskan kalau garis keras itu bukan sebutan yang negatif.

Tapi dirinya malah dituduh radikal atas pernyataan tersebut.

"Saya katakan garis keras, tapi di media sosial itu saya dibilang radikal," katanya.

Bahkan ia juga menyebut kalau dirinya termasuk garis keras, tapi bukan radikal.

Tak Menyangka Syahrini Punya Kebiasaan Ini, Reino Barack: Ada Suara Merdu, Dia Ngaji

Mahfud MD Sebut Kemenangan Jokowi Sulit Dibalik, Fadli Zon Bantah, Yunarto Wijaya : Mending Jelasin

"Garis keras itu bagus, saya juga garis keras tahu nggak? Garis keras itu sudah saya jelaskan artinya fanatik dan kesetiaan yang tinggi, tapi tidak radikal," jelas Mahfud MD.

Selain itu, Mahfud MD juga menegaskan kalau garis keras itu bagus.

"Saya bilang Madura juga garis keras, bagus, garis keras itu orang yang punya prinsip tidak mau didikte. Itu dalam term politiknya kan ada, beda dengan radikal," katanya.

Mahfud MD juga menanggapi tuntutan di mana dirinya harus meminta maaf atas pernyataan garis keras tersebut.

"Pak Mahfud bilang garis keras, harus minta maaf, loh orang saya memuji, atas prinsip Anda semua, seperti saya punya garis keras di bidang hukum," katanya lagi.

"Hebat orang Aceh, orang Padang, orang Sulawesi, saya nggak mau milih ini, Jawa Barat juga, saya mau milih ini, kampanye sudah dilakukan berbagai cara juga tetap, saya milih ini, itu namanya garis keras, jangan dibawa ke radikal," tambahnya.

Mahfud MD juga mengatakan, sebagai orang asal Madura, dirinya termasuk radikal di bidang hukum.

Bahkan menurutnya, orang madura itu tidak bisa didikte.

"Ketika musim kampanye saya datang ke sana, saya bilang tolong donk kalau kampanye jangan bawa-bawa nama saya. Anda bilang saya mau milih Pak Prabowo karena Pak Mahfud orang Madura. Saya datangi mereka, jangan bawa-bawa nama saya, trus mereka bilang nggak akan bawa-bawa Mahfud tapi tetap akan pilih prabowo, itu namanya garis keras, punya prinsip, fanatik, tidak mau dipengaruhi," bebernya.

Fadli Zon Bantah Mahfud MD Sebut Kemenangan Jokowi Sulit Dibalik, Yunarto Wijaya Minta Jelaskan Ini

Mahfud MD Sebut Usai KPU Diserang, MK Akan Jadi Sasaran Tuduhan Kecurangan: itu Ritual Politik

Ia pun kemudian heran kenapa dirinya dituntut untuk meminta maaf.

"Nah itu yang saya katakan, kalau mau rekonsiliasi rangkul mereka, terus apa salahnya? Kapan saya bilang orang Aceh radikal?," ujarnya dengan nada tinggi.

Tak hanya itu, Mahfud MD juga membantah kalau pernyataannya itu ditujukan agar memperlancar dirinya masuk ke pemerintahan Jokowi jika dinyatakan menang.

"Itu (masuk ke pemerintahan Jokowi) sudah soal lain, saya sudah bicara tentang itu dengan Said Didu, Dahlan ISkan dll itu omong kosong semua, nanti kita lihat saja, tapi kita lihat ini pemilu, mari selamatkan dong," jelasnya.

Ini videonya :

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved