Kembali Ulas Kejanggalan saat Sandiaga Uno Disebut Cegukan, Tompi : Gak Bisa Dijelasin Secara Medis
Menurut Tompi, ketidakhadiran Sandiaga Uno itu hingga kini masih menjadi sebuah pertanyaan besar.
Penulis: khairunnisa | Editor: Ardhi Sanjaya
Kembali Ulas Momen Sandiaga Uno Tak Berhenti Cegukan, Tompi : Ga Bisa Dijelasin Secara Medis
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terhitung delapan hari menjelang penetapan hasil Pemilu 2019, saling klaim kemenangan antara paslon Jokowi - Maruf Amin serta Prabowo Subianto - Sandiaga Uno pun telah dilakukan.
Namun nyatanya, ada satu momen yang tak bisa dilupakan Tompi soal klaim kemenangan di Pilpres 2019.
Yakni momen ketika Sandiaga Uno sempat tidak menghadiri klaim kemenangan yang tengah dilakukan Prabowo Subianto.
Ya, bak mengingat kejadian satu bulan yang lalu, Tompi pun memaparkan bahwa momen ketidakhadiran Sandiaga Uno masih menjadi misteri.
Mengenai penyebab Sandiaga Uno yakni karena cegukan yang banyak disebut oleh timsesnya, Tompi mengaku tak yakin.
Karenanya, Tompi pun secara blak-blakan memberikan analisanya terkait ulasan kembali momen ketika Sandiaga Uno diisukan tak berhenti cegukan saat tak menghadiri deklarasi Prabowo Subianto.
• Prabowo dan Sandiaga Akan Ungkap Data Dugaan Kecurangan Pilpres 2019 Sore Ini
• H-8 Jelang Pengumuman Pemenang: Hasil Real Count Pilpres 2019 KPU- Jokowi vs Prabowo, Ini Hasilnya !
Diwartakan sebelumnya, Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno dikabarkan mengalami cegukan saat Prabowo Subianto sujud syukur.
Dua kali Prabowo Subianto konferensi pers sampai sujud syukur, Sandiaga Uno tidak terlihat.
Kabarnya, Sandiaga Uno mengalami cegukan saat Prabowo Subianto sujud syukur.

Keberadaan Sandiaga Uno setelah hasil Quick Count dipertanyakan oleh banyak masyarakat.
Pasalnya, setelah pencoblosan Sandiaga Uno sama sekali tidak terlihat.
Kabar yang beredar, saat Prabowo Subianto sujud syukur Sandiaga Uno juga berada di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Meski begitu, Sandiaga Uno tak ikut konferensi pers bersama Prabowo Subianto.
Menurut seorang tim Sandiaga Uno Yuga Aden, Sandi ada di dalam rumah Prabowo Subianto pada Rabu (17/4/2019).
Menurut Yuga Aden, Sandiaga Uno dalam kondisi sakit sehingga tidak ikut Prabowo Subianto sujud syukur.
"Pak Sandiaga istirahat di dalam. Lagi enggak enak badan," kata Yuga kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2019) malam.
• Ferdinand Hutahaean Bocorkan Perolehan Prabowo-Sandi di Data Demokrat: Internal Kami Bukan 62 Persen
• Ini Respons Sandiaga Sikapi Soal Kasus Pria Ancam Penggal Kepala Jokowi
Yuga Aden mengatakan bahwa Sandiaga Uno mengalami cegukan.
"Dari sore sampai sekarang cegukan terus, sampai sekarang enggak putus-putus," kata dia.
Momen yang telah berlalu selama satu bulan itu pun kembali diulas Tompi bersama Pandji Pragiwaksono.
Dilansir dari tayangan Let's Talk edisi Senin (13/5/2019), Pandji Pragiwaksono tampak sempat membahas perihal deklarasi kemenangan yang digumamkan pihak Prabowo Subianto pasca Pilpres 2019.
Menurutnya saat itu, banyak pula pendukung 02 yang tidak sependapat dengan keputusan untuk melakukan deklarasi seperti yang dilakukan Prabowo Subianto.
"Gue rasa ada banyak juga sentimen pendukung 02 yang menyayangkan," ucap Pandji Pragiwaksono.

Mendengar pendapat itu, Tompi pun lantas memberikan komentarnya.
Menurut Tompi, ketidakhadiran Sandiaga Uno itu hingga kini masih menjadi sebuah pertanyaan besar.
"Dan akhirnya jadi bola liar. Kalau lu lihat ketidakhadiran Sandiaga Uno di situ kan menjadi pertanyaan besar," ucap Tompi.
Karenanya, ketika ada isu bahwa Sandiaga Uno tak hadir ke deklarasi kemenangan Prabowo Subianto karena cegukan, Tompi pun mengaku tak yakin.
Bahkan dengan tegas, Tompi menyebut bahwa cegukan sesungguhnya tidak bisa jadi alasan sang Cawapres tidak menghadiri deklarasi tersebut.
"Secara medis cegukan doang enggak akan mungkin membuat dia tidak hadir di situ," pungkas Tompi.
• Sandiaga Uno Sebut Ada Dugaan Pelanggaran Penggunaan Uang Negara pada Pilpres 2019
• Arief Puyuono Sindir SBY dan Minta Demokrat Mundur dari Koalisi, Sandiaga Uno Sebut Bulan Ramadan
Lebih lanjut, Tompi pun tampak memberikan analogi terkait dengan perasaan senang dengan kemenangan.
Hal itu dilontarkan Tompi seraya menyinggung Pandji Pragiwaksono yang pernah menjadi pendukung Anies Baswedan.
"Tapi gini ya. Lu tahu enggak rasanya menang ? Waktu lu dulu, Anies menang, lu tahu rasanya kayak gimana kan ?" tanya Tompi.
"Biasa aja," jawab Pandji Pragiwaksono.
Usai memberikan analogi, Tompi pun memaparkan bahwa seseorang yang sakit sekalipun pastinya akan rela datang jika menyangkut perihal kesenangan.
"Cuma gara-gara lu mencret trus lu enggak hadir ? Enggak, lu rela be**k di situ gara-gara lu mau begini (merayakan kemenangan). Iya dong enggak mungkin," sambung Tompi.
Melihat hal tersebut, Tompi pun kembali menegaskan bahwa narasi yang berkembang terkait isu bahwa Sandiaga Uno tidak hadir ke deklarasi Prabowo Subianto karena vegukan itu tidaklah mungkin terjadi.

Tompi juga memaparkan bahwa hal tersebut tidak bisa dijelaskan secara medis.
"Kalau cuma cegukan doang akan mengalahkan insting lu untuk merayakan kemenangan, it's impossible banget. Enggak bisa dijelaskan secara medis," kata Tompi.
Penjelasan yang dilayangkan Tompi itu pun membuat Komika Arie Kriting takjub.
Sebab menurutnya, analisa mengenai momen Sandiaga Uno cegukan itu sangatlah dalam.
"Bang, kapan bikin file detektif bang ? Analisanya tentang permasalahan itu sangat-sangat dalam," imbuh Arie Kriting.
Tonton tayangan lengkapnya :
6 Penyebab Cegukan
Dilansir dari hellosehat.com, menurut sebuah jurnal dalam US National Institutes of Health’s National Library of Medicine, cegukan berkepanjangan dapat terjadi akibat:
1. Kerusakan pembuluh darah otak
Iskemia otak atau stroke tidak jarang ditemukan di antara individu dengan cegukan berkepanjangan.
Selain itu, cegukan berkepanjangan juga dapat terjadi pada pasien dengan lupus eritematosus sistemik (SLE).
Secara singkat, Anda harus mempertimbangkan kemungkinan iskemia otak atau stroke pada orang (terutama orang tua) yang mengalami cegukan berkepanjangan untuk menghindari keterlambatan penanganan.
2. Radang, cedera, dan tumor sistem saraf pusat
Tumor otak dilaporkan dapat memicu cegukan berkelanjutan, termasuk astrositoma (kanker otak), cavernoma (kelainan sistem saraf pusat), tumor batang otak, dll.
Oleh karena itu, cegukan ini biasanya menghilang setelah operasi lesi batang otak.
Pembengkakan pembuluh arteri cerebellar (yang terdapat pada otak kecil) dan cedera otak juga dapat menyebabkan cegukan.
Terlepas dari gejala batang otak lain seperti mual dan muntah, neuromyelitis optica juga dapat menyebabkan cegukan berkepanjangan, karena penyakit ini merupakan penyakit peradangan yang melibatkan saraf optik dan sumsum tulang belakang.
3. Lesi (gangguan jaringan) sepanjang jalur saraf perifer
Seorang pasien dengan sarkoidosis kelenjar getah bening mediastinum, biasanya memiliki cegukan berkelanjutan.
Infiltrasi tumor pada diafragma dianggap sebagai penyebab dari cegukan keras.
Cegukan telah menjadi gejala yang tidak diketahui dari kanker tenggorokan, namun sebanyak 27% pasien dengan kanker tenggorokan memiliki cegukan berkepanjangan lebih dari 48 jam.
Cegukan juga dapat menjadi tanda gastric volvulus yang mungkin disebabkan oleh iritasi diafragma dari perut buncit.
4. Gangguan saluran pencernaan dan perut
Penyakit asam lambung (Gastroesophageal Reflux Disease – GERD) umumnya terkait dengan bersendawa.
Terlepas dari gejala refluks utama yaitu regurgitasi asam, nyeri ulu ati, globus, disfagia (kesulitan menelan), suara serak, dan sebagainya, cegukan juga tidak jarang ditemui pada penderita GERD.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa 7,9% pria dan 10% wanita pasien GERD mengalami cegukan berkepanjangan.
5. Anestesi dan pasca operasi
Cegukan pasca operasi dilaporkan terjadi pada individu yang menerima operasi Whipple dan kolektomi.
Di sisi lain, menggunakan obat anestesi pada operasi juga dapat menyebabkan cegukan pada pasien.
Bahkan anestesi epidural akan menyebabkan cegukan berkepanjangan.
6. Kanker
Cegukan serius tidak jarang terjadi pada pasien kanker.
Di Italia, laporan menunjukkan bahwa 3,9% pasien rawat inap dan 4,5% pasien lawat jalan memiliki cegukan kronis yang parah. Di antara beberapa pasien kanker, cegukan juga disebabkan oleh kemoterapi.
Analisis retrospektif menunjukkan bahwa cegukan terjadi pada 0,39% pasien yang sedang menjalani kemoterapi.
Cisplatin (obat anti-kanker pada kemoterapi) sering menjadi agen penyebab cegukan.
Secara klinis, cegukan yang terjadi pada pasien yang menerima berbagai dosis cisplatin di Jepang berkisar antara 6,1%-10%.
Selain itu, uji coba prospektif yang dilakukan di Taiwan menunjukkan bahwa cegukan berkepanjangan pada pasien yang menggunakan kombinasi cisplatin dan deksametason ada sebanyak 41,2% dan 97,4% di antaranya adalah laki-laki.