Pilpres 2019
Ferdinand Hutahaean Berhenti Dukung Prabowo-Sandi Sebelum Pengumuman KPU: Sudah Tidak Bisa Ditolerir
Ferdinand Hutahaean Nyatakan Berhenti Dukung Prabowo-Sandi Sebelum Pengumuman KPU: Tidak Bisa Ditolerir
Ferdinand Hutahaean Nyatakan Berhenti Dukung Prabowo-Sandi Sebelum Pengumuman KPU: Tidak Bisa Ditolerir
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Komisi Pemilihan Umum ( KPU) berencana mengumumkan hasil penghitungan suara Pemilu 2019 pada tanggal 22 mei nanti.
Namun, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sikap yang diambil Ferdinand Hutahaean ini terbilang cukup mengejutkan.
Sebab, sebelumnya Ferdinand Hutahaean tampak membela pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Seperti diketahui, Ferdinand Hutahaean menjabat sebagai Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Mengutip Kompas.com, Ferdinand Hutahaean sempat mengomentari rencana gerakan people power.
Saat itu, Ferdinand Hutahaean melihat ada perbedaan sikap antara Prabowo dan sebagian pendukungnya soal gerakan people power.
"Memang kita lihat ada perbedaan sikap pendukung 02 dengan Pak Prabowo sendiri. Pak Prabowo beberapa kali saya dengar untuk mengimbau people power secara damai. Ini menjadi lucu sementara pendukungnya selalu berteriak people power untuk mengakhiri kekuasaan ini," kata Ferdinand saat dihubungi, Sabtu (11/5/2019).

Bahkan, menurut Ferdinand, perbedaan sikap ini tak hanya terjadi pada pendukung Prabowo di akar rumput.
Pendukung di tingkat elite seperti Amien Rais juga ikut menyuarakan people power yang bertujuan menggulingkan kekuasaan lewat jalanan.
"Karena Pak Amien Rais sendiri menyatakan tidak usah ke Mahkamah Konstitusi, people power saja. Ini harus dijelaskan karena posisi Amien Rais adalah dewan penasihat BPN, jadi ini membuat situasi tidak kondusif," ujar Ferdinand.
Oleh karena itu, Ferdinand meminta Prabowo untuk menegaskan lagi sikapnya yang hendak menempuh cara-cara konstitusional dalam memenangi Pilpres 2019.
Menurut dia, penegasan sikap ini penting agar tak ada lagi silang pendapat diantara barisan pendukung paslon 02.
"Hal ini telah membuat sedikit perbedaan diantara koalisi adil makmur, termasuk Demokrat bahkan dituding berkhianat karena tidak mendukung upaya (people power) tersebut," kata Ferdinand.
Sementara itu, pada Minggu (19/5/2019) Ferdinand Hutahaean menegaskan berhenti mendukung pasangan Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pernyataan itu dilontarkan Ferdinand Hutahaean dalam akun twitter pribadinya.
Dalam kicawannya di twitter, berhentinya ia mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bukan tanpa alasan.
Sebab, ada yang mengolok istri ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yakni Ani Yudhoyono seperti diketahui saat ini sedang sakit.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahean Pun menyebut sosok 'Setan Gundul' dalam kicawannya diakun media sosial.
"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI." Tulis Ferdinand Hutahaean dalam akun twitternya Minggu (19/5/2019)
Dalam posingan yang lain juga Ferdinand Hutahean menyebutkan jika saat ini Ani Yudhoyono sedang berjuang melawan sakitnya dan terus didampingi oleh SBY.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Ferdinand mengakui pernyataannya itu.
Ia mengaku tidak terima Ani Yudhoyono diserang oleh para pendukung Prabowo-Sandiaga di media sosial karena Ani disebut tidak benar-benar sakit.
Ferdinand juga akan mengusulkan kepada partai untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur. Tapi apakah akan disetujui, saya tidak tahu. Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tdak bisa dibiarkan," ujar dia mengutip Kompas.com.

Ferdinand mengatakan selama ini Partai Demokrat kerap diserang karena sikap politiknya.
Dia mengaku tidak pernah mempermasalahkan serangan-serangan itu. Namun menyerang Ani Yudhoyono yang sedang dalam keadaan sakit menurut dia tidak bisa ditoleransi.
"Kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," kata Ferdinand.