Pemilu 2019

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 22 Mei, BJ Habibie : Hindari Tindakan yang Menyebabkan Perpecahan

Presiden RI ke-3 BJ Habibie meminta masyarakat menerima hasil Pemilu 2019 dan tidak melakukan tindakan yang menyebabkan perpecahan.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Youtube/Kompas TV
Presiden RI ke-3 BJ Habibie menyampaikan pesan kebangsaan di Kompas TV, Senin (20/5/2019). 

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 22 Mei, BJ Habibie : Hindari Tindakan yang Menyebabkan Perpecahan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Presiden ke-3 RI BJ Habibie menyampaikan pesan kebangsaan jelang pengumuman hasil Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pada pesannya itu, BJ Habibie meminta kepada semua pihak untuk menerima hasil pemilu.

Ia juga meminta untuk tidak melakukan tindakan yang menyebabkan perpecahan.

Hal itu disampaikan oleh BJ Habibie di Kompas TV Pagi, Senin (20/5/2019).

"Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saya berpesan kepada seluruh Bangsa Indonesia untuk bersama-sama memastikan demokrasi di Indonesia dapat terus berjalan dan menerima hasil pemilihan umum serentak yang akan diumumkan pada 22 Mei mendatang," kata BJ Habibie dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas TV, dengan judul "Sampaikan Pesan Kebangsaan, Habibie: Selesaikan Masalah Pemilu Lewat Jalur Hukum", Senin.

Kemudian, BJ Habibie juga meminta agar ketidakpuasan dari hasil tersebut diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya juga meyakini kita semua telah memahami bahwa ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan umum harus diselesaikan melalui jalur konstitusional," ujarnya.

Mengenai adanya seruan people power dan sebagainya di tanggal 22 Mei, BJ Habibie meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang bisa menimbulkan perpecahan.

"Hindari tindakan-tindakan yang dapat mempertajam polrisasi dan perpecahan di masyarakat sehingga stabilitas dan kepastian hukum dapat terjaga demi keberlanjutkan pembangunan," katanya.

"Di tengah situasi regional dan global tidak kondusif seperti saat ini, penting bagi kita untuk secara terus menerus memperkuat ketahanan nasional. Dengan cara itulah kita dapat saling menjaga harkat dan martabat bersama sebagai sebuah bangsa," tandasnya.

BPN Sebut Sudah Lihat Gelagat Tidak Baik di Pemilu 2019, PDIP: Kasihan Masih Muda Sudah Belajar Nipu

UPDATE Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Senin 20 Mei 2019 Jam 12.15 WIB

Kemudian, BJ Habibie juga bedoa agar diberikan bimbingan.

"Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," tutupnya.

Simak videonya di sini :

Bukan Menakuti

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane angkat bicara terkait imbauan Mabes Polri yang menganjurkan masyarakat tak datang saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019 Rabu (22/5/2019) mendatang.

Neta menilai imbauan tersebut tak bermaksud menakuti masyarakat akan keberadaan teroris yang mengancam karena didasari banyak fakta penangkapan teroris.

"Sebagai aparatur keamanan tentunya imbauan itu bukan sekadar imbauan semata tapi juga dilandasi hasil deteksi dini di lapangan," kata Neta di Cakung, Jakarta Timur, Minggu (19/5/2019).

Menurutnya Polri sebagai penegak hukum telah melakukan tugasnya mengimbau masyarakat ketika menemukan adanya potensi gangguan keamanan atau dalam hal ini terorisme.

Lantaran bersifat anjuran, Neta menuturkan masyarakat tetap memiliki pilihan apakah mengikuti saran Mabes Polri atau tetap turun ke jalan saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019 nanti.

"IPW tidak melihat imbauan itu sebagai hal untuk menakut-nakuti tapi hanya sebuah antisipasi. Jika pun publik tidak menggubris imbauan itu, tidak ada peraturan yang dilanggar," ujarnya.

Perihal situasi keamanan sekarang, Neta menilai publik tak perlu khawatir dengan isu bakal terjadinya kerusuhan pada tanggal 22 Mei mendatang.

Ditanya Isu Jadi Kandidat Menteri Milenial Jokowi, Chef Arnold Berkomentar Unik Mirip Respon Kaesang

Laporan BPN Soal Pelanggaran Pemilu yang Terstruktur, Masif, dan Sistematis Ditolak Bawaslu

Merujuk hasil pemantauan IPW, dia menyebut situasi keamanan sekarang terbilang kondusif sebelum pemungutan suara berlangsung hingga jelang pengumuman pemenang.

"Polri berhasil menerapkan konsep pendekatan keamanan hingga ke akar rumput, sehingga deteksi dan antisipasi dini bisa dilakukan dengan cermat lewat upaya upaya antisipatif, pagar betis maupun sapu bersih," tuturnya.

Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Mohammad Iqbal mengimbau masyarakat agar tak turun ke jalan, khususnya menyambangi kantor KPU RI karena adanya potensi teror.

Imbauan itu dilandasi pengakuan Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 dan menyebut pesta demokrasi merupakan bentuk syirik akbar.

"Pada tanggal 22 Mei, masyarakat kami imbau tidak turun (ke jalan), ini akan membahayakan. Karena mereka (kelompok terduga teroris) akan menyerang semua massa, termasuk aparat," kata Iqbal, Jumat (17/5/2019).

 (TribunJakarta.com, Bima Putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved