Pilpres 2019
Demokrat Sangsi BPN Prabowo-Sandi Punya Data Valid untuk ke MK : Membalikkan 9 Juta Itu Tidak Mudah
Menurut Potisi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, membalikkan 9 juta suara itu sulit, jika 2-3 juta masih mudah.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Demokrat Sangsi BPN Prabowo-Sandi Punya Data Valid untuk ke MK : Membalikkan 9 Juta Itu Tidak Mudah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Politisi Partai Demokrat Andi Mallarangeng meragukan data yang dimiliki oleh Badan Pemenangan Nsional (BPN) Prabowo-Sandi untuk membuktikan kecurangan.
Hal itu dikerenakan, hingga saat ini Demokrat belum melihat data yang dimaksud oleh BPN.
Hal itu disampaikan oleh Andi Mallarangeng pada acara Prime Talk Metro TV.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube metrotvnews, Rabu (22/5/2019), hal itu berawal dari penjelasan Pengamat Politik Indo Barometer Muhammad Qodari soal 9 juta suara yang harus diraih oleh Prabowo-Sandi.
Muhammad Qodari menyebut, dirinya pesimis tim BPN Prabowo-Sandi bisa membuktikan kecurangan dan membalikan suara sebanyak 9 ribu.
"Saya pesimis ini (laporan kecurangan) bisa diterima, bagaimana cara membuktikan 38 ribu TPS, saya ulangi lagi ya, selisihnya itu 17 juta, separonya 9 juta, kemudian dibagi 237 orang per TPS, dapat 38 ribu TPS, bagaimana cara membuktikannya?," kata Muhammad Qodari dalam talk show tersebut.
Apalagi kata Muhammad Qodari, berdasarkan pengalamannya, jika ada TPS yang terbukti curang, maka akan dilakukan Pemilihan Suara Ulang (PSU).
Ia pun pesimis pemungutan suara ulang di 38 ribu TPS itu bisa dimenangkan oleh Prabowo-Sandi seluruhnya.
"Saya melihat dari pengalaman yang sudah-sudah, kalau kemudian 38 ribu itu ada nih TPS nya, kemudian dinyatakan curang oleh MK, itu sudara itu tidak langsung lari ke Prabowo, tapi pasti diperintahkan oleh PSU (Pemilihan Suara Ulang), nah ketika PSU tidak mungkin juga semua suara lari ke Prabowo," bebernya.
Kemudian Muhammad Qodari juga menyebut bahwa 9 juta yang harus didapatkan Prabowo-Sandi juga sulit untuk dicapai.
• Polisi Amankan Penumpang Kereta yang Bawa Ketapel, Diduga Ingin Ikut Aksi 22 Mei
"Dan rasanya sulit, 100 % di 38 ribu TPS milik 02, akhirnya 9 juta tidak tercapai juga," katanya.
Apalagi menurutnya, hingga saat ini belum ada momen yang membuatnya cuku yakni bahwa BPN Prabowo-Sandi memiliki cukup data.

"Memang kalau kita lihat perjalanan protes-protes BPN ini, ada momentum yang membuat saya cukup meyakinkan bahwa mereka itu memiliki data untuk mengatakan bahwa memang terjadi kecurangan yang TSM," ujarnya.
Hal itu dikarenakan menurutnya, bukti yang dibawa BPN Prabowo-Sandi tak cukup kuat, bahkan terkesan lucu.
"Nah bukti yang istilahnya komikal itu bahwa screen shoot pemberitaan di media massa dijadikan dasar untuk menggugat ke Bawaslu," ujarnya sambil tertawa.
Menanggapi hal itu, Andi Mallarangeng pun tampak setuju.
Sebab menurutnya, hingga saat ini Demokrat sebagai partai koalisi belum pernah melihat data yang dimaksud oleh BPN Prabowo-Sandi.
• Pengamat Sebut Paslon 02 Bisa Menang Jika 38 Ribu TPS Dibatalkan, BPN: Tak Ada yang Tak Mungkin
Namun, ia menyebut langkah BPN Prabowo-Sandi ke Mahkamah Konstitusi ini adalah momen untuk adu data.
"Sebelumnya di BPN setelah pemilu mengklaim kemenangan 62 persen, belakangan setelah masuk data jadi 54 persen. Menurut saya, di sinilah kesempatan di mahkamah konstitusi untuk adu data," katanya.
Meski begitu, Andi Mallarangeng pun tak menampik jika membalikkan 9 juta suara itu bukan hal yang mudah.
"Memang tantangannya agak berat karena kira-kira membalikkan 9 juta, karena itu tidak mudah, kalau sekitar 2-3 juta masih mudah. Tapi yang menggugat itu harus membuktikan, nah ini kesempatan," katanya lagi.
"Kami di koalisi juga sering bertanya di mana datanya, nah di MK inilah saatnya untuk mengadu data," tambahnya.
Ia pun kemudian memberikan contoh, bahwa adu data itu bisa dilihat di hasil rekapitulasi di provinsi yang datanya berbeda, yakni dengan membandingkan C1 di KPU dan C1 yang dimiliki BPN Prabowo-Sandi.
"Tidak bisa hanya dari SMS, kalau itu di-file dengan baik, mungkin ada harapan, tapi kalau cuma sekedar dugaan saja, saya khawatir kalau di MK kurang. Tapi saya senang BPN maju ke MK, persiapkan dengan baik," ujarnya.
• AHY Akui SBY Sudah Ucapkan Selamat ke Jokowi Lewat Telepon
"Tapi kalau untuk datanya, Saya sendiri belum lihat," jawabnya sambil tersenyum.
Ini videonya :
SBY Telepon Jokowi Ucapkan Selamat
Presiden keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menyampaikan ucapan selamat langsung kepada calon presiden Joko Widodo atas hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, SBY berkomunikasi lewat telepon dengan Jokowi, Selasa (21/5/2019) malam.
Dalam komunikasi tersebut, SBY menyampaikan selamat kepada Jokowi atas kemenangan Pilpres 2019 berdasarkan rekapitulasi KPU.
Informasi tersebut disampaikan AHY dalam jumpa pers sesuai bertemu Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019).
"Saya ucapkan selamat secara langsung kepada bapak Presiden Jokowi atas kemanangan hasil rekapitulasi KPU. Ini juga telah disampaikan langsung oleh bapak SBY tadi malam melalui telepon," kata putra SBY tersebut.
• AHY Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Ungkap Bangga dengan Prabowo Ingin Tempuh Jalur Konstitusi
SBY juga menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi lewat video yang direkam di Singapura. Video tersebut kemudian diunggah ke media sosial.
SBY hingga saat ini masih mendampingi istrinya Ani Yudhoyono yang dirawat di National Universtiy Hospital Singapura, karena kanker darah.
AHY menjelaskan, pertemuannya kali ini adalah kelanjutan dari pertemuan pada 2 Mei lalu.
Menurut AHY, Presiden Jokowi ingin agar dirinya menjadi jembatan komunikasi dengan SBY yang selalu berada di Singapura.
SBY sebagai presiden dua periode, kata AHY, tentu memiliki pengalaman yang bisa dibagi dalam penanganan situasi politik, hukum, dan keamanan belakangan ini.
Terutama, dalam menyikapi hasil rekapitulasi KPU.
"Komunikasi ini wujud harapan bahwa bapak Jokowi dan bapak SBY bisa terus terjalin tali silaturahim dan komunikasi utamanya dalam diskusikan berbagai hal situasi bangsa," kata AHY.