Demo di Bawaslu

Komentari Polisi Tenangkan Massa Sampai Minta Tolong, Pengamat: Mungkin Diksinya Tak Harus Begitu

Diketahui, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mencoba menenangkan massa Aksi 22 Mei melalui pengeras suara.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolase Kompas TV
Aksi Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mencoba menenangkan massa aksi 22 Mei melalui pengeras suara meminta pengunjuk rasa agar tidak melakukan provokasi mendapat komentar dari Pengamat Politi, Mochtar Pabottingi 

"ada juga persoalan lain tetapi ketika mengatakan Pemilu 2019 ini paling curang sementara 2014 tidak curang sebagai mantan KPU saya mengatakan bandit-banditnya kalau curang partai-partai juga di bawah yang kerja," tambah Gusti Putu Artha

Menurut Gusti Putu Artha, meski adanya kecurangan di Pemilu namun berdasar pengalamannya di KPU sejumnlah guru besar di luar negeri telah memuji sistem Pemilu di Indonesia

"tapi kemudian teman-teman di partai juga di bawah apakah mempengaruhi KPPS nya di lapangan, saya mengatakan tidak di Pemilu yang sempurna yes harus kita akui,

sejumlah guru besar ketika saya pernah di KPU dan diundang di Amerika sangat memuji Pemilu di Indonesia pada saat ini tidak satupun darah yang bercucuran, bahwa ketika bicara kualitas iya ini yang harus jadi ," kata Gusti Putu Artha

"700 anggota KPPS meninggal," timpal Jumhur Hidayat

"saya bisa menjawab dengan begini bung Jumhur," jawab Gusti Putu Artha

Namun Jumhur Hidayat tidak menerima argumen dari Gusti Putu Artha

"gak bisa, 140 pernah meninggal tahun lalu, 5 tahun kemudian meninggal lebih banyak itu buruk," kata Jumhur Hidayat

"siapa yang bikin buruk saya akan jawab," tegas Gusti Putu Artha

"sistem dong," jawab Jumhur Hidayat

"makanya yang bikin sistem itu siapa ? partai bung, bukan KPU, KPU hanya menjalankan undang-undang," jawab Gusti Putu Artha

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved