Pilpres 2019
Siapa Pimpinan Lembaga Survei Target Perusuh 22 Mei ? Pakar : Lihat Saja yang Paling Ovensif
Siapa Pimpinan Lembaga Survei yang Jadi Target Perusuh 22 Mei ? Pakar : Lihat Saja yang Paling Ovensif, Itu Tanggung Jawab Metro
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Bahkan Ali Ngabali mengatakan tetap berikhtiar ketika ditanya apakah ikut menjadi target perusuh 22 Mei
"saya pikir tentu polisi punya data yang validitasnya tidak diragukan, tetapi bagi orang seperti saya Profesor Hermawan juga harus berikhtiar, namanya juga kita manusia biasa kita tidak tahu orang punya hati pak, kami tetap berikhtiar dalam rangka segala kemungkinan yang kita tidak tahu," kata Ali Ngabalin
Hermawan Sulistyo lantas ditanya siapa saja sosok empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei yang menjadi target perusuh 22 Mei
Menurut Hermawan Sulistyo, sosok Kapolri, Ketua KPU dan Bawaslu bisa jadi menjadi target dan menerima ancaman
"negara itu kan dianggap thogut, mereka ini kan thogut yang pasti Kapolri sudah sering diancam, Kabareskrim sering diancam, lalu ketua KPU sering diancam, Ketua bawaslu sering diancam, apakah ini yang sama ? silahkan saja nanti polisi mengumumkan," kata Hermawan Sulistyo
Hermawan Sulistyo lantas menyinggung satu pimpinan lembaga survei yang sangat fokal selama Pilpres 2019
"lembaga survei kita klihat aja siapa yang paling ovensif menyerang, ada satu orang memang, dan itu tanggungjawab Metro," kata Hermawan Sulistyo
Menurut Hermawan Sulistyo, sosok pimpinan lembaga survei yang dimaksud sangat yakin atas hasil kerjanya selama ini
Dengan begitu, sosok tersebut tetap bertahan meski mendapat serangan dari berbagai lini
"kan dia yakin bekerja secara ilmiah dan dia bertahan dengan itu, diserang kiri kanan dia," kata Hermawan Sulistyo
Diketahui bersama polisi baru saja mengungkap adanya kelompok pihak ketiga yang ingin menciptakan martir dalam aksi 22 Mei di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta
Kelompok tersebut diduga berniat membunuh empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei
Melansir Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan, kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018.
Saat itu, HK mendapat perintah seseorang untuk membeli senjata.
"Hk menerima perintah dari seseorang untuk membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Seseorang ini pihak kami sudah mengetahui identitasnya. Sedang didalami," kata Iqbal dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).