Pilpres 2019
Analisa Hermawan Sulistyo soal Kejanggalan Kerusuhan 22 Mei : Saya Duga Mayatnya Jalan Sendiri ke RS
Analisa Hermawan Sulistyo Soal Kejanggalan Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei : Saya Duga Mayatnya Jalan Sendiri ke Rumah Sakit
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
"Tidak dipakai karena tim anarkis tidak keluar sama sekali selama dua hari dua malam itu," papar Iqbal.
"Mereka (atim anarkis) akan keluar jika diperintah oleh Kapolda atas laporan komandan lapangan akan ada perusuhan yang sangat fatal," sambungnya.

Setelah Moeldoko menjelaskan soal penyelundupan senta api oleh Soenarko, Najwa Shihab menanyakan hasil analisi oleh Hermawan Sulistyo
"Apa analisa anda ? soal tadi empat orang tewas korban tewa yang minimal diketahui anak-anak, ada peluru tajam, polisi mengatakan tidak ada penggunaan peluru tajam, ada penemuan penyelundupan senjata yang disebut mungkin banyak yang belum diamankan polisi, jadi bagaimana menganalisa kerusuhan ini ?" tanya Najwa Shihab ke Hermawan Sulistyo
Hermawan Sulistyo menjelaskan bahwa di setiap kerusuhan pasti ada latarbelakangnya
Mulai dari konflik politik sampai krisis ekonomi

"Setiap kerusuhan itu selalau ada landscapenya dulu, bacgroundnya, pasti konflik politik atau krisis ekonomi," kata Hermawan Sulistyo
Menurut Hermawan Sulistyo dalam kasus kerusuhan 22 Mei dirunut dari mulai siapa yang sedang berkonflik
"Lalu dalam kaitannya dengan kerusuhan, ngurutnya gampang,
siapa yang berkonflik ? para pihak pada kasusnya ini adalah hasil Pemilu,
kemudian siapa yang ngompor-ngomporin ? semua ngomong terbuka, 'mari kita ke Jakarta, siapa yang mau mati, revolusi kalau mau revoloisi korbannya harus banyak," kata Hermawan Sulistyo
Hanya saja itu baru fakta sementara saja.
Kemudian dilanjutkan dengan penemuan amplop berisi uang yang ditemukan dari perusuh.

"Tapi ini kan baru hard fact, setelah ada yang bawa untuk bawa ada yang danain, itulah ada amplop Rp 300 ribu kalau operator Rp 6 juta, ada dollar juga 2.780 dollar dari NTB, aneh kan ? ga sulit itu nelusurinya," kata Hermawan Sulistyo.
"Setelah itu demo, tadi udah disebut demo damai, itu bubar jam 12 - jam 1, yang demo kan dari jam 12 , orang demo 12 jam itu capek, petugasnya juga capek, " kata Hermawan Sulistyo