Fakta Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura, Pernah Hilang sampai Dianggap Amatir
Sosok terduga pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, pernah dilaporkan hilang dari rumah dan dianggap amatir oleh polisi
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Sukoharjo, Masih Amatir
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terduga pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukaharjo, Solo, Jawa Tengah merupakan warga sekitar
Terduga pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura berinisial RA
Saat ini terduga pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura dalam kondisi selamat
Menurut Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, korban akibat ledakan tersebut hanya terduga pelaku saja
Terduga pelaku bom bunuh diri Pos Polisi Kartasura mengalami luka parah
Menurut Rycko Amelza Dahniel, saat kejadian ada tujuh polisi yang tengah mengatur arus lalu lintas mudik
Selain itu ada empat petugas yang berada dalam pos
Menurut saksi mata di lokasi, Kokoh, ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.

Warga yang mendengar bunyi ledakan tersebut langsung berhamburan keluar rumah.
"Bunyi ledakan itu seperti ban meletus. Setelah itu warga berhamburan keluar mencari sumber suara," katanya kepada Kompas.com, Senin.
Siapa sosok terduga pelaku bom bunuh diri Pos Polisi Kartasura ?
1. Tinggal bersama orang tua
Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan terduga pelaku bom bunuh diri Pos Polisi Kartasura tinggal di sekitar pos
Terduga pelaku bom bunuh diri Pos Polisi Kartasura, RA berusia 22 tahun
Menurut Rycko Amelza Dahniel, RA tinggal bersama orang tuanya
"Korban diduga pelaku (peledakan) tinggal bersama orangtuanya di sini (Kartasura)," ungkap Rycko di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019) dini hari dikutip dari Kompas.com
2. Pernah Dilaporkan Hilang
Ketua RT 01/02 Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo, Joko Suwanto mengatakan bahwa RA sempat hilang
Menurut Joko Suwanto, terduga pelaku bom bunuh diri Pos Polisi Kartasura dikabarkan hilang pada tahun lalu
"Sempat hilang, tahun kemarin kalau tidak salah," kata Jokowi Suwanto

Namun, lanjut dia, RA kemudian pulang kembali ke rumah dengan sendirinya.
Berdasarkan informasi dari warga, RA diduga pergi bersama teman-temannya sebelum menghilang dari rumah.
3. Berubah Sikap pasca hilang
Joko Suwanto menandai perubahan perilaku sehari-hari RA selama di lingkungannya.
Namun menurut dia, perubahan perilaku itu sudah terjadi sejak sebelum RA menghilang.
RA, lanjut dia, tampak berubah seusai lulus MAN lalu bekerja di Kota Solo.
Namun demikian, dia mengaku tidak tahu pergaulan Rofik bersama teman-temannya di Solo.
4. Terpapar Paham Radikal
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan pelaku telah terpapar paham radikal.
Namun, Dedi mengungkapkan bahwa RA merupakan lone wolf atau bertindak sendiri.
Polisi, katanya, belum menemukan indikasi RA tergabung dalam jaringan kelompok teroris manapun.
"Belum ada indikasi keterkaitan yang bersangkutan menyangkut masalah yang bersangkutan ikut dalam suatu jaringan, baik JAD Jawa Tengah, maupun dari kelompok yang lain lain," tutur Dedi.
5. Masih Amatir
Pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam, disebutkan merupakan amatir.
"Dari hasil pemeriksaan sementara dan analisa tim Densus, pelaku amatir," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).

Dedi Prasetyo menuturkan, polisi belum menemukan rekam jejak aksi pelaku yang berinisial RA (22) tersebut.
"Kemudian juga rekam jejaknya di kelompok belum terlihat, rekam jejak aksinya juga boleh dikatakan belum terbaca," ungkapnya.
6. Incar polisi
Melansir Kompas.com, Staf Ahli Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto menduga ledakan bom bunuh diri yang terjadi di pos polisi Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengincar aparat kepolisian.
Wawan menduga, pelaku bom bunuh diri di pos polisi tersebut terkait dengan penangkapan terduga teroris yang terjadi di beberapa daerah seperti di Jawa Timur hingga Tasik.
Hal ini terlihat dari pola yang dilakukan terduga pelaku.

"Jaringanya link up sama seperti sebelumnya, sama polanya dengan serangan bom ini. Sasaran utama aparat karena mereka membendung amaliyah," ujar Wawan seperti dikutip dari Kompas TV, Selasa (4/6/2019).
Wawan mengatakan, biasanya pola seperti ini menggunakan pola hide and run, dengan mencari waktu "lelah" ketika tidak bersiaga.
"Dincar dimana titik lelah, misalnya tengah malam. Jadi itu waktunya orang lelah, mereka masuk, tapi sistemnya hide and run dan jadi mana keamanannya yang kurang dan surut karena efek lelah. Tapi meski dalam lelah, aparat siaga dan menjaga kemungkinan dari serangan reguler, alternatif, atau emergency," ujar Wawan.
7. Kondisinyaa stabil
Pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam, disebutkan berada dalam keadaan stabil dan dapat berkomunikasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).
"Hari ini dari hasil pemeriksaan dan perawatan tim dokter rumah sakit yang bersangkutan kondisi kesehatannya cukup stabil dan bisa berkomunikasi, ini masih dilakukan perawatan," kata Dedi.
Pelaku berinisial RA tersebut menjadi korban tunggal akibat aksinya.

Ia mengalami luka di bagian tangan kanan dan perut.
Luka di dua titik tersebut, kata Dedi, disebabkan karena pelaku menggunakan bom di pinggang.
Jika pelaku telah pulih total, aparat akan meminta keterangan pelaku dan mendalami motif dari aksinya.
"Semoga yang bersangkutan bisa segera sembuh, apabila nanti sudah betul-betul pulih kesehatannya akan didalami lagi tentang motif yang bersangkutan, dapat pemahaman pemaparan tentang ISIS darimana, apakah dari medsos atau secara konvensional bersentuhan dengan beberapa orang," tuturnya.