Pilpres 2019

Saksi 02 Idham Amiruddin Praktekan Cara Temukan DPT Bermasalah, 4 Digit Terakhir Pakai Tanda Bintang

Saksi 02 Idham Amiruddin Buka Software yang Menyebut DPT Bermasalah, 4 Angka Terakhirnya Ditandai dengan Bintang

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
YouTube Kompas TV
Ada kejadian menggelitik di sidang ketiga sengketa hasil suara Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), pada Rabu (19/6/2019). 

Saksi 02 Idham Amiruddin Buka Software yang Menyebut DPT Bermasalah, 4 Angka Terakhirnya Ditandai dengan Bintang

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Saksi kubu Prabowo-Sandi Idham Amiruddin membuka software yang digunakan untuk menyebut bahwa ada daftar pemilih tetap ( DPT ) bermasalah yang digunakan oleh KPU.

Idham Amiruddin secara terang-terangan mempraktekan caranya untuk menemukan DPT bermasalah.

Ada sejumlah kode yang dipakai Idham Amiruddin untuk menemukan tudingan DPT bermasalah pada Pemilu 2019.

Idham Amiruddin merupakan saksi dari kubu Prabowo-Sandi pada Sidang MK, Rabu (19/6/2019).

Dalam sidang MK, Idham Amiruddin memaparkan Nomor Induk Kependudukan ( NIK ) siluman dan NIK rekayasa.

Idham Amiruddin memberi contoh NIK siluman dan NIK rekayasa di Kabupaten Bogor dan Sulawesi Selatan.

Idham Amiruddin menyebut NIK rekayasa yang ia maksud adalah pengkodean yang tidak sesuai dengan aturan UU Administrasi Kependudukan.

Idham Amiruddin mengaku pada sidang MK memeriksan NIK pemilih lewat file yang diterima dari DPP Gerindra.

Menurut Idham Amiruddin, menemukan kode-kode NIK kecamatan siluman yang tidak dikenali.

Idham Amiruddin berujar bahwa digit kode kecamatan melebihi jumlah kecamatan pada wilayah tersebut.

Jelang Putusan MK, BPN Minta Pendukung Nonton Sidang dari Rumah Masing-masing

Di Kompas TV, Idham Amiruddin menunjukkan alat yang dipakai untuk menemukan tudingan tersebut.

Jurnalis Kompas TV Fristian Griec meminta Idham Amiruddin menunjukkan tudingan soal orang yang memiliki NIk namun tidak memiliki kartu keluarga ( KK ).

Dugaan Korban Kerusuhan 21-22 Mei Dieksekusi di Tempat Lain, Kapolri Sebut Masih Proses Investigasi.

"Bisa, jadi itu yang saya sebut dengan data invalid, data invalid itu adalah pemilih yang salah satunya file element datanya tidak ada, misalnya status perkawainan, usia perkawina, misalhnya kknya tidak ada, tidak mungkin KTP itu muncul kalau orang tidak punya KK," kata Idham Amiruddin.

Idham Amiruddin lantas mempraktekkan pada software yang ia gunakan dengan memasukkan sejumlah kode.

"HO1 FOr LEFT ( no_PLH, 5)=0****"

Itulah kode yang dimasukkan oleh Idham Amiruddin dalam softwarenya.

Hakim MK Arief Hidayat dan saksi 02 Idham
Hakim MK Arief Hidayat dan saksi 02 Idham (Kompas TV)

Fristian Griec lantas menanyakan soal tanda bintang yang digunakan Idham Amiruddin dalam kode.

"Ini maksudnya empat digit terakhir itu yah ?" kata Fristian Griec.

"Saya suruh komputer ini untuk mencari pemilih yang tidak punya nomor pemilih," jelas Idham AAmiruddin.

"Kalaupun ini tidak ada nanti kita lihat nomor KK," tambah Idham Amiruddin.

Namun hasil pencarian yang dimaksudkan Idham Amiruddin ternyata tidak ada.

Laantas Idham Amiruddin mencoba untuk mencari nomor KK.

"Ini yang familiar pada coding-coding tentu sangat sederhaana menerima ini," kaata Fristian Griec.

Idham Amiruddin kemudian memasukkan kode USE IDH01_ BROW.

"Ada 1354 orang yang tidak punya nomor KK," kata Idham Amiruddin.

"Tapi punya KTP ?" tanya Fristian Griec.

"Ada KTP-nya," kata Idham Amiruddin.

Ada kejadian menggelitik di sidang ketiga sengketa hasil suara Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), pada Rabu (19/6/2019).
Ada kejadian menggelitik di sidang ketiga sengketa hasil suara Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), pada Rabu (19/6/2019). (YouTube Kompas TV)

Lalu muncullah daftar nama lengkap dengan nomor pemilihnya yang dimaksud Idham Amiruddin.

Pada data yang muncul, nama tersebut memiliki nomor pemilih tapi nomor KK tidak ada.

"Dia punya tahun lahir, punya nama, dia punya alamat, dia punya KTP tapi dia tidak punya KK," kata Fristian Griec sambil melihat ke arah layar.

Idham Amiruddin kemudian membuktikan bahwa data yang muncul tersebut bukan palsu.

Idham Amiruddin mengambil satu contoh nama pada data tersebut.

"Saya cari secara normal, itu tadi secara cepat, " kata Idham Amiruddin.

Satu nama kemudian dicopy dan dipaste di tempat lain.

Muncullah data pribadi dari nama yang diambil tadi.

Saat diperiksa, nama tersebut memang tidak memiliki nomor KK.

Belum puasa sampai disitu saja, Fristian Griec meminta Idham Amiruddin menunjukkan nama yang sama terdaftar di banyak TPS.

Sejumlah saksi dari pihak pemohon kembali ke ruangang saksi setelah diambil sumpahnya saat sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pihak pemohon.(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)
Sejumlah saksi dari pihak pemohon kembali ke ruangang saksi setelah diambil sumpahnya saat sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pihak pemohon.(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A) (Kompas.com)

"Kita trash disini kita coba, seri NIK yang banyak sekali penggandaannya meskipun namanya berbeda-beda," kata Idham Amiruddin.

Idham Amiruddin mengaku sengaja memilih wilayah yang pemilihnya sedikit agar tidak lama menunggu.

Setelah dicari muncullah daftar nama dan nomor yang berurutan.

"Kaalau ini tidak perlu kita trash memang tidak ada ini," kata Idham Amiruddin.

Pada data tersebut Idham Amiruddin memaparkan bahwa dengan satu nomor seri terdapat ratusan dan puluhan yang sama dengan nama berbeda.

"Untu seri ini ada 125 orang salah satu namanya Supriyatin," jelas Idham Amiruddin menunjuk satu nomor seri.

Idham Amiruddin kemudian mengcopy salah satu nomor seri untuk membuktikan dalilnya.

Saat dicari ternyata nomor seri tersebut terdapat kesamaan sebanyak 137 orang dengan berbagai macam nama.

"Ada Abdul Halim, ada Abu Naim," kata Fristian Griec.

"Yang mba perlu perhatikan ketika kursor ini saya tarik ini tidak ada perubahan tetapi ini saja (nama) yang berubah-ubah, berarti itu sama NIK-nya" kata Idham Amiruddin.

"kaalau nomor KTP tidak berubah kalau kita geser, tetap saja gitu," tambah Idham Amiruddin.

Fristian Griec kemudian meminta Idham Amiruddin membuktikan satu nama di banyak DPT.

"Satu nama setidaknya ada di dua DPT," kata Fristian Griec.

Idham Amiruddin lantas mengalihkan tangannya kembali ke keyboard.

"Bisa jadi di salah satunya dicoblos atau dengan dugaan-dugaan yang anda sampaikan itu menjadi sampling," kata Fristian Griec.

Idham Amiruddin menjawab pertanyaan dari Fristian Griec dengan menunjukkan kesamaan nama di sejumlah DPT.

Nama yang diambil Idham Amiruddin ialah Marsudi.

Nama Marsudi ada di Jawa Tengah, Jawa dan Boyolali.

"Secara pribadi mungkin mba tidak tahu pengkodean, tapi kenapa disini ada yang berhuruf kecil," kata Idham Amiruddin.

"Itu bermakna besar ?" tanya Fristian Griec.

"Di komputer capil tidak ada huruf kecil, semua huruf besar," kata Idham Amiruddin.

"Berarti ini apa maksudnya ?" tanya Fristian Griec.

"artinya, sesuatu yang sangat aneh bagi saya," kata Idham Amiruddin.

"Itu data yang diselipkan ?" tanya Fristian Griec.

"Yang lainnya huruf besar kapital semua, dia huruf kecil," kata Idham Amiruddin.

"Pertanyaannya siapa yang nyoblosin ini," kata Kuasa Hukum Prabowo-Sandi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved