Pembunuhan Anak di Bogor
Pulang dari Taiwan, Ibu Korban Pembunuhan Bocah SD di Bogor Langsung Histeris di TKP Penemuan Jasad
Berkali-kali dia menyebut kata 'Teteh' yang merujuk pada nama panggilan anaknya yang menjadi korban pembunuhan tersebut.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Ibu korban pembunuhan bocah SD umur 8 tahun langsung menangis histeris saat tiba di kontrakan penemuan jasad anaknya sepulang dari Taiwan, Kamis (4/7/2019) petang.
Pantauan TribunnewsBogor.com, sekitar pukul 18.00 WIB, ibu korban yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini tiba dengan tampak terburu-buru di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Saat itu, wanita yang bernama Rahmawati ini juga tampak diikuti oleh sejumlah anggota keluarga dan kerabat.
Terpantau dia langsung masuk ke ruangan yang sudah disegel garis polisi yang merupakan tempat penemuan jasad.
Beberapa saat setelah itu, ia keluar menuju ruang tengah kontrakan dan langsung histeris.
• Keluarga Bocah SD yang Tewas di Bak Mandi Meradang Dengar Pengakuan Tukang Bubur: Keterlaluan !

Berkali-kali dia menyebut kata 'Teteh' yang merujuk pada nama panggilan anaknya yang menjadi korban pembunuhan tersebut.
Suasana di lokasi yang awalnya hening, secara tiba-tiba ramai oleh para warga yang berdatangan karena mendengar suara histerisnya ibu korban itu.
"Gusti, eling (sadar), astagfirullahaladzim, Allahu Akbar," kata seorang anggota keluarga berkali-kali mencoba menenangkannya.
Sampai akhirnya, ibu korban ini terkulai lemas dikelilingi para anggota keluarga dan kerabat.
Diketahui, Rahmawati merupakan ibu kandung dari FA (8), korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan dalam bak mandi kamar kontrakan pelaku berinisial H (23).
Ia menjadi TKI di Taiwan sebagai perawat khusus lansia kemudian ia mendadak memilih pulang setelah mendapat kabar dari Indonesia terkait putrinya.
• Pelaku Pembunuh Bocah SD Menyerahkan Diri Karena Merasa Dihantui, Keluarga: Itu Dosa Dia
• Kronologi Pembunuhan Anak di Bogor,Centong & Ember Jadi Saksi Bisu Kematian Gadis Kecil di Bak Mandi

Paman korban, Agus (33) mengaku bahwa keluarga FA memang keluarga sederhana, terlebih ayah korban, Taufik, hanyalah petugas teknisi hotel.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sebelum FA berumur masuk TK, sang ibu memilih berangkat ke Taiwan menjadi TKI.
Selama ini, FA kerap tinggal di dua lokasi yakni rumah orang tuanya dan rumah kakeknya yang menyatu satu atap dengan kontrakan pelaku di desa yang sama berjarak beberapa ratus meter.
Namun, korban dalam kesehariannya lebih sering tinggal bersama kakek neneknya.
"Dia udah dua kali pergi jadi TKW sejak FA masih kecil, sebelum masuk TK, soalnya sebelumnya sempet pulang dulu sekali. Kalau ditotal-total dia udah 5 tahun jadi TKW di Taiwan," ujar Agus.(*)